Libero.id - Bukan hanya di Indonesia. Di Kamboja, sepakbola juga tontonan rakyat. Siaran langsung pertandingan sepakbola SEA Games 2023 secara gratis jadi kewajiban stasiun televisi nasional. Bahkan, PM Kamboja, Hun Sen, mengancam memecat Direktur TV Kamboja (TVK), Khim Vuthy, jika sepakbola absen dari layar kaca.
SEA Games 2023 adalah ajang olahraga terbesar yang pernah digelar di Kamboja. Mereka juga sudah melakukan persiapan yang sangat matang sejak 2019.
Bagi Kamboja, kesuksesan SEA Games 2023 akan mengangkat citra negara di dunia internasional. Akibatnya, sermua usaha dilakukan agar multievent terbesar di Asia Tenggara itu sukses besar, mendatangkan banyak penonton, dan menjadkan Kamboja mendunia.
Untuk itu, ada banyak cara dilakukan untuk mendorong antusiasme dari dalam negeri. Pemerintah Kamboja meliburkan kegiatan sekolah dan universitas selama sekitar 29 hari, mulai 20 April hingga 18 Mei. Tujuannya agar para pelajar dan mahasiswa menonton SEA Games 2023 di stadion.
Selain itu, Pemerintah Kamboja mengratiskan tiket pertadingan di semua stadion. Lalu, mewajibkan acara nonton bareng di kota-kota di segala penjuru Kamboja. Terakhir, TVK harus dan wajib menayangkan semua pertandingan sepakbola tanpa kecuali.
Tidak tanggung-tanggung, perintah menayangkan semua pertandingan sepakbola datang dari PM Hun Sen. Perintah itu disertai ancaman PHK jika Direktur TVK menolak.
"Saya menelepon untuk bertanya. Seorang pejabat TVK mengatakan bahwa stasiun ini hanya menyiarkan pertandingan (timnas) Kamboja saja. Saya meminta TVK menyiarkan semua pertandingan secara langsung. Jika tidak, saya akan mencopot Khim Vuthy," kata PM Hun Sen, dilansir VN Express.
Mendengar perintah Perdana Menteri yang telah berkuasa lebih dari 30 tahun, Kementerian Komunikasi dan Informasi Kamboja mengeluarkan klarifikasi.
"Ada atau tidak perintah PM Hun Sen, TVK memang memiliki rencana untuk menyiarkan semua pertandingan sepakbola dalam rangka menyemarakkan SEA Games 2023. Ini adalah hajatan negara. Jadi, tugas kami untuk menyukseskannya," bunyi Kemenkominfo dalam pernyataannya.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Opini