Tak Cuma Lampard vs Klopp, Ini 7 Rivalitas Ikonik Pelatih di Liga Premier

"Paling termasyur mungkin adalah Arsene Wenger versus Sir Alex Ferguson."

Feature | 17 September 2020, 12:28
Tak Cuma Lampard vs Klopp, Ini 7 Rivalitas Ikonik Pelatih di Liga Premier

Libero.id - Setelah sepi dalam beberapa musim  terakhir, Premier League 2020/2021 akan kembali dihangatkan perang kata-kata antarpelatih. Dua sosok yang terlibat adalah Frank Lampard dan Juergen Klopp.

Keributan yang ditimbulkan Lampard dan Klopp diawali dari transfer window musim panas 2020. Beberapa hari lalu, Klopp menyindir pergerakan Chelsea di pasar pemain yang tidak semasif Liverpool.

Sebagai juara bertahan, The Reds baru mendatangkan Kostas Tsimikas dari Olympiakos Piraeus dengan 13,5 juta pounds. Itu berbanding terbalik dengan Chelsea. The Blues sudah membelanjakan 200 juta pounds untuk Timo Wener, Hakim Ziyech, Ben Chilwell, hingga Kai Havertz.

Oleh Klopp, perbandingan belanja Liverpool dengan Chelsea dikomentari dengan menggunakan kata "oligargi". Itu adalah kata negatif untuk mengambarkan penguasaan satu atau beberapa orang kuat terhadap sebuah organisasi. 

"Kami klub yang berbeda. Kita ada dalam situasi yang tidak jelas (terkait pandemi Covid-19). Bagi setiap klub, itu tidak berpengaruh apapun soal masa depan. Dimiliki oligarki. Dimiliki negara. Itulah faktanya. Kami tidak bisa bilang kami ingin seperti Chelsea. Anda tidak bisa begitu saja membawa 11 pemain terbaik dunia dan berharap mereka tampil bagus. Ini soal kerja keras saat latihan. Itulah keunggulan kami," ungkap Klopp kepada BBC 5 Live Sport.

Mendengar ucapan Klopp, Lampard naik pitam. Dia menggunakan kata "munafik" untuk mengomentari nakhoda asal Jerman itu. "Kami tahu Liverpool sudah menghabiskan banyak uang. Anda bisa lihat ke beberapa pemain Liverpool seperti Virgil van Dijk, Alisson, Fabinho, Naby Keita, Sadio Mane, Mo Salah. Itu pemain-pemain luar biasa yang didatangkan dengan harga sangat tinggi," balas Lampard, dikutip The Sun.

"Mereka telah melakukannya selama periode waktu tertentu. Apa yang kami lakukan adalah bangkit dari sanksi dan mencoba mengatasi situasi itu sendiri guna meningkatkan level kami. Ini semua setara. Kami semua tahu itu," tambah Lampard.

Perang kata-kata Klopp dan Lampard itu mengingatkan suporter pada 7 rivalitas ikonik pelatih di Premier League berikut ini:

1. Kevin Keegan vs Sir Alex Ferguson

Libero.id

Kredit: nufc.co.uk dan manutd.com

Perseteruan yang akan mengarah pada salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Premier League. Newcastle milik Keegan adalah penantang dominasi Ferguson dan MU pada dekade 1990-an. Puncak persaingan terjadi selama perburuan gelar 1995/1996. Saat itu, Newcastle sempat memimpin puncak klasemen sebelum MU menyalip di tikungan-tikungan akhir.

Komentar Ferguson bahwa semua lawan akan berusaha lebih keras untuk mengalahkan timnya daripada Newcastle membuat marah Keegan. Saat itu, dia mengumpat menggunakan kata-kata kasar di siaran langsung televisi saat menanggapi komentar Ferguson.

Hasilnya, The Red Devils sanggup mengakhiri kompetisi dengan keunggulan 4 poin dari The Magpies. Salah satu penyebabnya, kekalahan beruntun Newscatle dari Arsenal dan Liverpool plus dua skor imbang berurutan dari Nottingham Forest dan Tottenham Hotspur.

2. Arsene Wenger vs Sir Alex Ferguson

Tidak diragukan lagi, ini adalah persaingan hebat dan terlama di era Premier League. Arsenal dan MU akan bertukar sembilan gelar liga berturut-turut pada 1996-2004. Kedua pelatih hebat bersaing selama satu dekade untuk mendapatkan lambang supremasi tertinggi di sepakbola Inggris.

Kedatangan Wenger di London Utara terbukti menjadi katalisator untuk tantangan terkuat bagi dominasi MU di Premier League. Pria Prancis itu datang sebagai seorang yang relatif tidak dikenal, tapi mampu mengubah nasib The Gunners dengan metode jempolan.

Semifinal Piala FA 1998/1999 yang mendebarkan, "Battle of Old Trafford", hingga "Pizzagate" menjadi sejumlah bukti panasnya persaingan Wenger-Ferguson di masa lalu. Saat itu, Ferguson menggambarkan perilaku para pemain Arsenal sebagai "hal terburuk yang pernah dilihat dalam sepakbola". Sementara Wenger membalas dengan membentak Ferguson.

"Ferguson melakukan apa yang dia inginkan dan anda (pers) berada di bawah kakinya. Dia tidak menarik minat saya dan sama sekali tidak penting bagi saya. Saya tidak akan pernah menjawab provokasi apapun darinya lagi. Dia telah kehilangan semua kesadaran akan kenyataan. Dia akan keluar mencari konfrontasi, lalu meminta orang yang dia hadapi untuk meminta maaf," kata Wenger saat itu.

Keduanya akan melunak saat berada di tahun-tahun terakhir. Setelah sama-sama tidak menjadi pelatih, hubungan mereka ternyata baik-baik saja di kehidupan tanpa sepakbola. Wenger dan Ferguson tetap berhubungan, meski hanya di acara-acara tertentu.

3. Arsene Wenger vs Jose Mourinho

Libero.id

kredit: arsenal.com dan chelseafc.com

Setelah bertahun-tahun didominasi rivalitas Arsenal dan MU, Chelsea muncul tiba-tiba sebagai kekuatan baru sepakbola Inggris setelah Roman Abramovich datang. Dipimpin pelatih muda penuh kharisma bernama Jose Mourinho, Wenger terpaksa melupakan rivalitas abadinya dengan Ferguson.

Kedua pelatih hebat itu memiliki pendekatan yang berbeda terhadap permainan. Mentalitas "yang penting menang" ala Mourinho sangat kontras dengan idealisme Wenger yang mengharuskan "menang dengan main bagus".

Akibatnya, banyak pertengkaran terjadi selama bertahun-tahun. Salah satu yang paling terkenal adalah penggunaan kata "voyeur" oleh Mourinho kepada Wenger. Mourinho juga sempat memberi Wenger julukan "spesialis dalam kegagalan". Itu mengacu pada kegagalan Arsenal mendapatkan trofi dalam beberapa tahun terakhir.

4. Rafael Benitez vs Jose Mourinho

Dua pelatih inovatif datang ke sepakbola Inggris pada musim panas 2004. Masing-masing telah merasakan kesuksesan besar di tempat lain. Benitez dengan Valencia dan Mourinho bersama FC Porto.

Selama beberapa musim berikutnya, mereka akan memainkan beberapa pertempuran besar saat Liverpool dan Chelsea saling berhadapan untuk merebut trofi. Chelsea sengat mendominasi kompetisi domestik. Sementara Liverpool memiliki DNA ajang antarklub Eropa.

Pertemuan yang cukup mengesankan terjadi pada dua semifinal Liga Champions. Pada 2004/2005, The Reds menjuarai Liga Champions setelah menyingkirkan The Blues. Masalahnya, "gol hantu" tercipta di semifinal yang membuat Chelsea meradang.

Akibat kejadian itu sangat panjang. Pada semifinal Piala FA 2005/2006, Mourinho menolak menjabat tangan Benitez. "Apakah tim terbaik menang? Saya kira tidak. Dalam pertandingan satu kali mungkin mereka akan mengejutkan saya dan mereka bisa melakukannya. Di liga,  jarak antar tim 45 poin selama dua musim," ejek Mourinho.

Benitez membalas dengan menyindir julukan Mourinho, "The Special One". "Kami memiliki yang spesial di sini. Mereka adalah penggemar kami," ucap nakhoda asal Spanyol itu.

5. Antonio Conte vs Jose Mourinho

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Permasalahan itu terjadi saat Conte melatih Chelsea dan Mourinho menukangi Manchester United. Saat itu, Mourinho mengkritik perilaku Conte menyusul kekalahan di Stamford Bridge. Saat itu, Mourinho menuduh Conte sengaja mempermalukan timnya.

Setelah itu, Mourinho mengatakan Conte adalah badut di pinggir lapangan. Hal itu mengacu pada kebiasaan Conte yang ekspresif di bench ketika ada kejadian di lapangan. Yang paling membuat Conte berang adalah komentar Mourinho tentang Conte yang pernah dihukum terkait skandal pengaturan skor ketika menukangi Siena.

Conte membalas kata-kata Mourinho dengan menyebut pria Portugal itu sebagai "palsu" dan "pria kecil". Tapi, ketegangan Conte vs Mourinho tidak sepanas era Wenger atau Ferguson. Pasalnya, Mourinho saat itu sedang berada dalam titik terendah kariernya.

6. Manuel Pellegrini vs Alan Pardew

Rivalitas mereka hanya merupakan pertengkaran satu kali daripada dendam lama bertahun-tahun. "Tutup suara anda. Anda orang tua berengsek!" menjadi istilah yang digunakan Pardew untuk menyerang Pellegrini ketika Newcastle United bentrok dengan Manchester City di Etihad Stadium.

7. Mark Hughes vs Tony Pulis

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Perselisihan antara dua mantan arsitek Stoke City itu tidak menghasilkan berita utama sebanyak pertengkaran pelatih-pelatih Premier League lainnya. Tapi, tetap saja pertengkaran Hughes dan Pulis sempat mewarnai kompetisi.

Masalah mereka terjadi pada 2010, ketika Hughes melatih Fulham dan Pulis memimpin Stoke. Hughes menolak untuk menjabat tangan Pulis setelah pertandingan Piala Liga. Aksi itu dibalas Pulis ketika Fulham mengunjungi Britannia Stadium.

Hughes memperbarui permusuhan itu pada 2017 ketika Pulis menukangi West Bromwich Alibion. Hughes menuduh West Brom membocorkan rincian tes narkoba Saido Berahino yang gagal setelah striker itu bergabung dengan The Potters dari The Baggies.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network