11 Kasus Pemain yang Dibujuk Pindah Tanpa Izin Klub Asal, Ilegal!

"Dunia olahraga mengenal "tapping up" atau "tampering". Yaitu membujuk pemain agar pindah tanpa diketahui klub asal."

Feature | 18 September 2020, 02:23
11 Kasus Pemain yang Dibujuk Pindah Tanpa Izin Klub Asal, Ilegal!

Libero.id - Dalam olahraga profesional, terdapat istilah "tapping up" (British English) atau "tampering" (American English). Itu adalah usaha membujuk pemain yang dikontrak sebuah tim untuk dipindahkan ke tim lain tanpa diketahui klub asal. Biasanya, lewat agen, keluarga, atau teman dekat sang pemain.

Sejak transfer window menganut prinsip pasar bebas dan sejak Bosman Ruling diterapkan FIFA, pemain sepakbola adalah raja. Pesepakbola bagus diperebutkan banyak klub dengan berbagai cara.

Selain tawaran uang transfer maupun gaji yang menggiurkan, pendekatan personal terkadang juga ditempuh klub demi mengontrak sang buruan. Jika usaha itu legal dan atas izin klub pemilik, tidak ada terjadi apa-apa. Sebaliknya, jika pendekatan yang dilakukan tanpa permisi, masalah hukum dan etika bisa muncul di kemudian.

Aktivitas yang dikenal dengan "tapping up" atau "tampering" ternyata sudah sering dilakukan. Chelsea, Liverpool, Manchester United, hingga Barcelona termasuk di antara klub-klub yang sempat dituduh menggunakan cara-cara ilegal tersebut untuk mendatangkan pemain buruan. Biasanya, hal itu berhubungan dengan pemain muda yang diprediksi akan bersinar di masa depan.

Berikut ini 11 contoh pemain sepakbola yang dibujuk pindah tanpa izin klub asalnya:

1. Christian Ziege

Liverpool mendatangkan Ziege dari Middlesbrough setelah mengaktifkan klausul pelepasan 5,5 juta pounds dalam kontraknya. Uniknya, The Boro mengklaim telah menerima tawaran lebih dari 8 juta pounds. Mereka menyebut pemain asal Jerman itu telah dibujuk pindah ke Anfield dengan cara yang tidak benar.

Pada 2004, kasus tersebut harus diselesaikan lewat pengadilan. CEO Middlesbrough, Steve Gibson, dan CEO Liverpool, Rick Parry, sama-sama keras kepala dalam mengejar apa yang dianggap sebagai dendam pribadi. Saat itu, The Boro mengklaim kompensasi lebih dari 2,5 juta pounds. Itu adalah jumlah sisa yang seharusnya dibayarkan The Reds.

2. Philippe Mexes

Libero.id

Kredit: asroma.com

Mexes bergabung dengan AS Roma dari klub masa kecilnya, Auxerre, pada 2004. Usaha itu diketahui ilegal setelah Roma dilaporkan Auxerre ke FIFA dan pengadilan. Setelah menjalani penyelidikan dan persidangan, Mexes akhirnya dinyatakan bersalah dan harus menjalani larangan 6 pekan pada akhir musim pertamanya di Roma.

Mexes juga harus membayar ganti rugi kepada mantan klubnya. Begitu pula Roma yang diharuskan menyetorkan 7 juta euro kepada Auxerre sebagai bagian dari nilai transfer. Pada 2005/2006, Roma juga dilarang melakukan transfer pemain, kecuali yang berstatus free agent.

3. Charles N'Zogbia

Saat menjalani trial dengan Newcastle United pada usia 17 tahun, N'Zogbia sebenarnya sudah terikat kontrak dengan Le Havre. Tapi, The Magpies justru membujuk dengan berbagai cara untuk selanjutnya mengontrak sang pemain berdurasi pada 2004. Akibatnya, Le Havre mengajukan gugatan hukum ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS).

"Awalnya, Le Havre menawari saya kontrak satu tahun. Tapi, setelah saya tanda tangan, ternyata justru tertulis 3 tahun," ucap N'Zogbia saat itu, dilansir Planet Football.

N'Zogbia terburu-buru beralih ke St James' Park dalam usaha untuk menghindari regulasi tentang kompensasi bagi pemain di bawah usia 23 tahun. Le Havre yang mendidik N'Zogbia sejak junior tentu saja tidak terima dengan perlakuakn Newcastle. Mereka mengajukan gugatan dan menang. FIFA mengizinkan N'Zogbia pindah Newcastle setelah membayar kompensasi 250.000 pounds.

4. Ashley Cole

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Cole terlihat bersama Jose Mourinho di London untuk sebuah sesi makan malam. Satu tahu kemudian, fullback Inggris itu meninggalkan Arsenal dan bergabung dengan Chelsea. Pertemuan itu kemudian terbongkar media. Sebagai akibat dari perselingkuhan tersebut, The Blues didenda 300.000 pounds. Cole juga harus membayar 100.000 pounds. Begitu pula Mourinho harus membayar denda 200.000 pounds. Sementara agennya diskors  18 bulan.

5. Robbie Keane

Tottenham Hotspur menyatakan enggan menjual Keane ke Liverpool. Tapi, The Reds keras kepala. Rafael Benitez selaku nakhoda di Anfield lalu menghubungi Keane diam-diam dan sepakat pindah. Awalnya, semua berjalan lancar. Tapi, media mengetahui pertemuan rahasia itu sehingga CEO Spurs, Daniel Levy, marah besar.

Kemudian, Keane mengakui kejadian itu. Dia lalu meminta maaf kepada Tottenham dan menyatakan itu adalah keputusan yang salah. Dia bergabung kembali dengan Tottenham 6 bulan setelah menjadi pemain The Reds.

"Saya sangat kecewa ketika saya pertama kali mendengar, tidak hanya bahwa Liverpool telah bekerja di belakang layar untuk membawa Robbie ke Anfield. Tapi, Robbie sendiri ingin pergi. Tidak ada kata sepakat dalam kejadian itu," ujar Levy ketika itu.
 
6. Gael Kakuta

Libero.id

Kredit: chelseafc.com

Perpindahan Kakuta dari Lens ke Chelsea menjadi subyek banyak dibicarakan media dan memicu skandal yang melibatkan dua klub Inggris lainnya dalam dugaan kecurangan. Saat berusia 16 tahun pada 2007, pemain sayap itu bergabung dengan The Blues dengan masalah yang terungkap dua tahun kemudian ketika hampir masuk ke tim utama.

Ternyata, keperhian Kakuta saat itu tanpa izin RC Lens selaku klub pemilik. Akibatnya, FIFA memutuskan Chelsea untuk membayar kompensasi 130.000 euro. Sang pemain yang bersangkutan didenda 780.000 euro. Selain denda, Chelsea dilarang merekrut pemain selama 18 bulan. Saat itu, Chelsea dipimpin Peter Kenyon sebagai CEO.

7. Paul Pogba

Kontroversi transfer terjadi saat Pogba masih remaja. Pada 2009, Pogba secara paksa dipindahkan dari Le Havre ke Manchester United. Caranya, menggunakan jalur orang tua gelandang asal Prancis itu. Saat itu, Pogba berusia 16 tahun 3 bulan 16 hari.

"Pemain dan orang tuanya (Pogba) menolak untuk membicarakan (transfer ke MU) karena MU menawarkan uang dalam jumlah yang sangat tinggi kepada orang tua dengan tujuan untuk mendapatkan transfer putra mereka," bunyi pernyataan resmi Le Havre mengenai Pogba di situs web resmi mereka pada musim panas 2009.

MU balik mengancam dengan mengklaim transfer itu sepenuhnya legal. Kasus itu lalu sampai ke FIFA. Otoritas tertinggi sepakbola dunia tersebut langsung melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang terlibat. Hasilnya, MU dinyatakan tidak bersalah karena Pogba tidak pernah terikat kontrak profesional dengan Le Havre.

MU bisa menang karena mengajukan bukti bahwa saat didatangkan dari Torcy pada 2007, Le Havre memberikan Pogba lisensi pemain amatir. Akibatnya, MU tidak perlu mengeluarkan uang pembinaan kepada Le Havre sesuaib regulasi transfer pemain di bawah usia 23 tahun.

8. Jeremy Helan

Libero.id

Kredit: mancity.com

Sengketa Helan melibatkan Manchester City dengan Rennes. Klub Ligue 1 mengajukan gugatan hukum kepada Man City setelah mengontrak pemain remajanya diam-diam. Saat itu, Helan baru berusia 13 tahun dan The Citizens sudah mengadakan perjanjian prakontrak. Faktanya, pada Februari 2009, Helan pergi ke Inggris dan mengaku kontrak profesionalnya dengan Rennes telah berakhir.

Sayang, keputusan Helan pindah ke Man City salah. Meski tidak pernah ada hukuman yang dijatuhkan kepada The Citizens, sang pemain tidak pernah dipercaya tampil di Premier League saat senior. Sempat pindah ke Sheffield Wednesday, Helan pensiun pada 2016 untuk selanjutnya melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk mempelajari Islam

9. Virgil Van Dijk

Libero.id

Kredit: liverpoolfc.com

Pada Juni 2017, laporan menunjukkan Van Dijk ingin pindah ke Liverpool karena Juergen Klopp telah berhasil membujuknya. Bek asal Belanda tersebut bertemu Klopp secara diam-diam ketika Southampton sedang bertandang ke Blackpool.

Mengetahui pendekatan ilegal itu, Southampton bereaksi. Mereka marah dan mengeluh kepada Premier League. Beruntung, Klopp langsung meminta maaf sehingga masalah yang lebih rumit tidak terjadi. Dia berjanji akan melalui proses resmi. Akhirnya, transfer terjadi pada musim dingin dengan fee 75 juta pounds. Sari nomimal itu, 10% lari ke Glasgow Celtic sebagai bagian kesepakatan saat didatangkan ke Southampton pada 2015.

10. Antoine Griezmann

Libero.id

Kredit: fcbarcelona.com

Griezmann dilaporkan akan pindah dari Atletico Madrid pada musim panas 2017. Tapi, dia memilih untuk tetap bersama klubnya karena Barcelona sedang dalam hukuman larangan transfer.

Namun, bukan berarti pengejaran Barcelona terhadap striker asal Prancis itu melemah. Mereka justru semakin intensif, meski Griezmann baru saja menandatangani kontrak baru dengan Los Colchoneros hingga 2022. Bahkan, Atletico mengklaim El Barca telah menghubungi keluarga pemain tersebut untuk menawarkan sejumlah uang.

Atletico tidak senang dengan kontak berulang dari Barcelona. Mereka menyatakan Griezmann tidak akan dijual. "Tentu saja Griezmann akan dapat pergi pada suatu saat nanti. Jika seorang pemain datang kepada saya dan berkata ingin pergi saya akan berkata tidak masalah," ujar Diego Simeone saat itu.

Akhirnya, Griezmann benar-benar bergabung dengan Barcelona. Pada 12 Juli 2019, El Barca menebus buy out clause mantan pemain Real Sociedad tersebut dengan 120 juta euro.

11. Benjamin Garre

Manchester City dipertanyakan oleh klub Argentina, Velez Sarsfield, atas transfer pemain muda bernama Benjamin Garre pada 2016. Para petingga Valez menuduh Man City merayu Garre secara ilegal ketika baru berusia 15. Itu dilakukan untuk mengelabuhi aturan FIFA yang menyatakan "tidak ada pemain yang dapat meninggalkan negara asalnya sebelum usia 18, kecuali kedua negara berada di Uni Eropa".

Kasus itu sampai ke telinga FIFA. Bahkan, Velez mengajukan gugatan hukum ke CAS di Swiss. Hasilnya, Man City menang. Mereka beruntung karena sang pemain ternyata juga memiliki paspor Italia.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network