7 Kisah Pemain ‘Pulang Kampung’ Paling Berkesan, Terbaru Gareth Bale

"Sebagai anak kandung klub, kemanapun mereka merantau saat pulang kampung akan kembali disambut dengan hangat. Ini kisah mereka."

Feature | 20 September 2020, 11:56
7 Kisah Pemain ‘Pulang Kampung’ Paling Berkesan, Terbaru Gareth Bale

Libero.id - Nasib Gareth Bale menemui kepastian. Pesepakbola asal Wales itu  pulang ke rumah lamanya di Inggris, Tottenham Hotspur. Setelah 7 tahun bermain untuk Real Madrid, pemain 32 itu bakal kembali ke London utara dengan status pinjaman, pilihan yang tak buruk-buruk amat untuk mengakhiri mimpi buruknya di Los Blancos.

Sebab terlepas dari kariernya yang cemerlang luar biasa di Spanyol, di hadapan Zinedine Zidane, seorang Gareth Bale tak bernilai sama sekali. Bahkan 13 trofi yang pernah dipersembahkan Bale tak cukup untuk membuat Zidane sekedar memberinya kesempatan bermain.

Agaknya Bale akan kembali menemukan dirinya dalam keadaan terbaik ketika mengenakan seragam Tottenham Hotspur untuk kedua kalinya. Tentu saja, dia bukan pemain besar pertama yang kembali ke klub lamanya.

Menjelang reuni Bale di Hotspur, situs GIVEMESPORT telah menempatkan 7 pesepakbola yang melakukan comeback paling berkesan bersama mantan klubnya, siapa saja mereka, mari kita lihat :

7. Joe Cole  - West Ham United

Libero.id

Kredit: whufc.com

Ada suatu masa ketika West Ham United menghasilkan beberapa talenta terbaik Liga Premier. Nama-nama seperti Rio Ferdinand, Frank Lampard dan Joe Cole, siapa sangka semuanya berasal dari akademi West Ham United.

Ketiganya melanjutkan untuk melakukan hal-hal hebat jauh dari Upton Park, Ferdinand bersama Manchester United, Frank Lampard bersama Chelsea, dan Joe Cole bersama Liverpool, dan nama terakhir adalah satu-satunya pemain akademi West Ham United yang kembali setelah sedekade melanglang buana.

Namun sayang, kembalinya Cole tidak berjalan sesuai rencana, karena ia gagal menjadikan dirinya sebagai starter di tim utama, dan  West Ham ketika itu terancam degradasi.
Tapi klub sudah cukup senang ketika Cole, masih ingat rumah lamanya.

6. Mario Goetze - Borrusia Dortmund

Libero.id

Kredit: bvb.de

Mario Goetze pindah dari Borussia Dortmund ke Bayern Munich ketika ia berada di level terbaik bermainnya.

Pulang sebagai pahlawan Jerman di Piala Dunia 2014, Goetze makin dipercaya oleh Muenchen. Tetapi setelah berjuang di Bavaria, dia kembali ke Rhine tiga tahun kemudian, tepatnya 2016 dan mengakui bahwa dia seharusnya tidak pindah. Sebelum pindah Goetze menghabiskan 201 pertandingan bersama Dortmund.

Sayangnya, kembalinya sang gelandang ke Dortmund tidak terlalu bagus. Goetze dirusak oleh cedera selama bertahun-tahun dan kabarnya musim ini akan dilepas oleh Dortmund.

5. Kaka - AC Milan

Libero.id

Kredit: twitter.com/acmilan

Apa yang dialami Kaka tempo hari, mungkin bakal mengingatkan Anda pada situasi Bale saat ini. Pesepakbola Brazil itu hengkang dari San Siro pada tahun 2009, Kaka pernah menukar AC Milan dengan Real Madrid dan harga  di bawah  70 juta Euro. musim-musim awal, Kaka tampil menjanjikan bersama Los Blancos tetapi, ia hanya memenangkan 1 gelar La Liga dalam 4 musim.

Merasa putus asa, Kaka berniat untuk menjalani kembali hari-hari kejayaannya di Milan, ia balik ke Italia pada 2013, meski akhirnya mengalami cedera hamstring pada pertandingan pertamanya. Musim berakhir dan, Kaka mencetak 7 gol sepanjang musim itu. Tetapi bagi Milanisti, keberadaan Kaka bukan sekedar gol yang harus dirayakan, tetapi mirip seperti kekasih yang paling dicintai. Di San Siro Kaka mendapat tempat istimewa tersendiri.

4. Dirk Kuyt - Feyenoord

Libero.id

Kredit: transfermarkt.com

Kuyt adalah definisi yang tepat untuk 'pahlawan yang dikultuskan'. Dia dicintai oleh penggemar Liverpool tetapi lebih dihormati oleh pendukung Feyenoord. Ketika Kuyt  kembali bergabung dengan Feyenoord pada 2015, dia disambut kembali dengan tangan terbuka.

Di kompetisi elit Belanda itulah, bisa dibilang hari terbesar dalam karir seorang Dirk Kuyt. Dalam pertandingan jelang ia pensiun, Kuyt mencetak hat-trick pada hari terakhir musim 2016/17 untuk mengantarkan gelar Eredivisie pertama Feyenoord, setelah puasa  18 tahun lamanya. Ketika itu, Kuyt bermain sebagai kapten, dan untuk itu dia adalah orang pertama yang mengangkat trofi tersebut.

3. Mark Hughes - Manchester United

Libero.id

Kredit: manutd.com

Banyak yang akan lupa bahwa Hughes pernah meninggalkan Man United selama dua musim antara tahun 1986 dan 1988, selama itu, Hughes bermain untuk dua klub terbesar Eropa, yakni Barcelona dan Bayern Muenchen.

Pemain Wales itu kembali bergabung dengan United dan menjadi salah satu pemain terpenting di bawah kendali Sir Alex Ferguson. Hughes memenangkan 2 gelar Liga Premier dan 2 Piala FA dalam periode 7 tahun dan yang paling penting sebagai individu, Hughes 2 kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik PFA.

2. Thierry Henry  - Arsenal

Libero.id

Kredit: arsenal.com

Henry adalah salah satu Legenda terbesar Liga Premier - tetapi jangan lupa, dia menghabiskan tiga tahun bersama Barcelona sebelum kembali untuk melakukan sihir keduanya bersama Arsenal. Kepulangannya ke Emirates Stadium disambut dengan keriuhan, bak seperti prajurit yang pulang dari perang.

Sebenarnya Henry kembali dengan status sebagai pemain pinjaman, tetapi  6 bulan yang singkat itu idak akan pernah dilupakannya. Ia bahkan langsung mempersembahkan gol kemenangan untuk Arsenal di pertandingan debut musim 2012 itu.

1. Didier Drogba - Chelsea

Libero.id

Kredit: chelseafc.com

Berbicara tentang legenda Liga Premier, nama Drogba tak boleh dilewatkan. Setelah 8 musim yang fenomenal, dengan  3 gelar Liga Premier, 4 Piala FA, 2 Piala Liga, dan 1 Liga Champions, Drogba memutuskan untuk meninggalkan Chelsea pada musim 2012. Tapi hatinya masih  berada di Stamford Bridge, dan untuk itulah juru gedor Pantai Gading ini kembali dua tahun kemudian. Pada usia 36, dia dibawa kembali oleh Jose Mourinho untuk menjadi pemimpin di lapangan dan di ruang ganti.
 
Dan seperti yang diharapkan, Drogba memang membawa pengaruh positif untuk Chelsea. Dia membawa Chelsea memenangkan Piala Liga dan mencetak gol penting melawan Spurs, Man United dan Leicester untuk memberi 1 trofi  tambahan, Liga Premier.

Akankah, kisah kepindahan balik Gareth Bale berjalan semulus dan indah seperti Hughes atau Drogba atau justru tidak begitu mujur seperti Joe Cole? Kita tunggu.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network