Libero.id - Jelang bergulirnya kompetisi Liga 1 2023/24 Bhayangkara FC melakukan perubahan terhadap nama klub. Tim berjuluk The Guardians itu tidak lagi menggunakan nama Bhayangkara FC, namun nama depan klub itu itu masih dipertahankan dan lalu memasukkan tambahan unsur Polri di dalam nama resmi klub; Bhayangkara Presisi Indonesia FC. Itulah nama baru yang dipilih klub milik Polri tersebut.
Jika dilacak lebih jauh sejarah klub saat kali pertama berdiri pada 1970 dengan nama Persikubar, bukan sekali atau dua kali klub yang menjuarai Liga 1 musim 2017 ini berganti nama.
Total sudah tujuh kali berganti nama dan dalam rentang waktu yang tak begitu jauh.
Pada tahun 2015 klub ini bertransformasi ke nama Persebanya DU, di tahun yang sama pada bulan Agustus kembali berubah menjadi Persebaya United. Lalu bulan September menjadi Bonek FC dan sebulan kemudian menjadi Surabaya United.
Pada April 2016 lagi-lagi ganti nala menjadi Bhayangkara Surabaya United. September 2016 menjadi Bhayangkara United dan terbaru baru saja berganti jadi Bhayangkara Presisi Indonesia FC.
Alasan terbaru pergantian nama itu karena dianggap kata 'Presisi' yang ditambahkan merepresentasikan semangat juang yang lekat dengan Polri.
''Kata Presisi merupakan representasi dari semangat Polri dalam memajukan sepak bola Indonesia. Harapannya, Peran Bhayangkara Presisi Indonesia ini akan mampu memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan generasi muda yang disiplin, berakhlak mulia, berprestasi serta memiliki tanggung jawab demi masa depan yang lebih baik,'' bunyi pernyataan resmi klub.
Pergantian nama ini juga sekaligus diikuti dengan pergantian logo klub. Boleh jadi klub yang pernah mengalami dualisme dan musim lalu finish di posisi keempat itu akan kembali berganti nama klub. Entah kapan.
(gigih imanadi darma/gie)
Opini