5 Transfer Terbesar Liga Premier Jelang Penutupan Jendela Transfer

"Perpindahannya penuh kontroversi. Tetapi kemudian, golnya ikut menyelamatkan The Hammers dari degradasi di Liga Premier."

Feature | 08 October 2020, 09:23
5 Transfer Terbesar Liga Premier Jelang Penutupan Jendela Transfer

Libero.id - Batas atau deadline dari bursa transfer adalah hal yang menegangkan untuk beberapa tim Liga Premier, terutama yang sangat membutuhkan pemain kelas dunia. Penandatanganan pemain di saat-saat injury time memunculkan banyak kisah dramatis.

Seperti Manchester United yang resmi mendatangkan striker Uruguay, Edinson Cavani - yang telah menjadi agen bebas - sementara Arsenal melakukan upaya terakhir untuk membawa Thomas Partey ke Emirates dari Atletico Madrid.

Jika tak memiliki strategi yang cerdas untuk segera menyelesaikan biaya transfer serta persyaratan administrasi lainnya terkait dengan klub yang dituju dan agen dari pemain, maka transfer pemain pasti akan menemui kegagalan, apalagi bila pemain yang diincar sudah memiliki nama besar. Mengingat gentingnya situasi tersebut, berikut adalah lima penandatanganan terbaik di hari deadline dalam sejarah Liga Premier:

1. Wayne Rooney (Everton ke Manchester United, 2004)

Libero.id

Kredit: manutd.com

Ketika Wayne Rooney mencetak gol kemenangan untuk Everton melawan Arsenal dengan tendangan jarak jauh pada usia 16 tahun, jelas bahwa ia ditakdirkan untuk sesuatu yang istimewa. Dan pada musim panas 2004 - di mana ia masuk dalam 23 nama yang dibawa oleh Inggris di Piala Eropa 2004 di Portugal, ia sukses mencetak empat gol dan jelas langsung melejitkan namanya sebagai pemain muda  paling potensial di Liga Premier.

Dengan Everton finis di posisi ke-17 di Liga Premier pada 2003/04, Rooney memiliki keinginan untuk pindah pada jendela transfer musim panas itu. Dan meskipun ia mengaku setia kepada The Toffees, ia tetap mengajukan permintaan transfer. Namun yang cukup mengejutkan, ia membutuhkan waktu hingga tanggal 31 Agustus untuk meninggalkan Goodison Park, beberapa hari jelang penutupan jendela transfer.

Rooney diboyong oleh Setan Merah dengan mahar sekitar 27 juta Poundsterling, dan langsung membuat dampak signifikan untuk tim pada debutnya, mencetak hat-trick dalam pertandingan Liga Champions saat menghadapi Fenerbahce.

Wazza akhirnya  menghabiskan waktunya lebih dari satu dekade di Old Trafford, menjadi pencetak gol terbanyak United dengan 253 gol, 183 golnya tercipta di Liga Premier. Dan trofi yang diraihnya juga luar biasa, memenangkan lima gelar Liga Premier, serta Piala FA, Liga Champions, dan Liga Europa.

Pada musim panas 2017, Rooney akhirnya meninggalkan United dan kembali ke Everton sebelum akhirnya bermain untuk DC United serta Derby County.

2. Ashley Cole (Arsenal ke Chelsea, 2006)

Libero.id

Kredit: premierleague.com

Ahsley Cole merupakan pemain jebolan asli akademi Arsenal, ia memulai debutnya dengan tim utama The Gunners pada usia 18 tahun dan akhirnya memantapkan dirinya sebagai bek kiri pilihan pertama mereka. Pada akhir musim 2004/05, Cole telah memenangkan dua gelar Liga Premier dan tiga Piala FA, pada saat yang bersamaan, manajemen The Gunners tidak mengajukan kontrak yang lebih baik kepadanya.

Ketika Jose Mourinho mengambil alih posisi manajer The Blues, pemain Inggris itu menjadi salah satu prioritasnya untuk mengarungi musim 2005/06. Namun, Cole masih tetap bertahan di Arsenal kendati sangat jelas ia sudah tak betah di Islington.

Kepindahan Cole ke Stamford Bridge diatur dan akhirnya dilakukan jelang beberapa hari penutupan jendela transfer musim panas 2006. The Blues hanya membayar 5 juta Poundsterling untuk jasanya dan mengirim bek William Gallas ke Arsenal sebagai bagian dari pertukaran. Pemain internasional Inggris itu menghabiskan total delapan musim di Stamford Bridge, di mana ia menjadi bagian integral dari pertahanan The Blues.

Ia menyelesaikan kariernya di Chelsea pada tahun 2014 setelah memenangkan delapan trofi utama, termasuk gelar Liga Premier, Liga Champions, Liga Europa, dan empat Piala FA. Terlepas dari cara dia meninggalkan Arsenal - mendapatkan julukan "Cashley" dalam prosesnya – ia masih tetap dianggap sebagai salah satu bek sayap terbaik yang pernah ada di Liga Premier.

3. Carlos Tevez (Corinthians ke West Ham, 2006)

Libero.id

Kredit: twitter.com/westham

Mungkin masih hangat diingat kita ketika bagaimana perjuangan West Ham untuk menyelamatkan diri di musim 2006/07. Pada saat itu, manajemen The Hammers cukup membuat terkejut para pecinta Liga Premier dengan mendatangkan duo pemain Argentina, yakni Carlos Tevez dan Javier Mascherano.

Pada saat itu kedua pria Tango itu dianggap sebagai dua prospek sepak bola dunia dengan nilai tertinggi, dan tim London Timur itu hampir tidak pernah dikaitkan dengan keduanya. Kecurigaan pada saat itu adalah bahwa The Hammers adalah satu-satunya klub yang menyetujui persyaratan dengan agensi MSI - yang memiliki hak para pemain.

West Ham akhirnya didenda 5,5 juta Poundsterling karena melanggar aturan Liga Premier atas transfer yang melibatkan kepemilikan pihak ketiga, tetapi pada saat itu kesepakatan telah dilakukan. Dan sementara Mascherano berjuang untuk mendapatkan waktu bermain - hanya membuat lima penampilan Liga Premier sebelum pindah ke Liverpool – namun Tevez terbilang cukup sukses.

Walaupun membutuhkan waktu untuk beradaptasi di debut pertamanya, Tevez mulai mencetak gol ketika Alan Curbishley masuk. Pemain Argentina itu akhirnya mencetak tujuh gol dalam 10 pertandingan terakhir West Ham di Liga Premier, termasuk gol kemenangan melawan Manchester United pada hari terakhir musim 2006/07.

Gol tersebut akhirnya menyelamatkan The Hammers dari degradasi Liga Premier, dan hal itu juga membuat Tevez sebagai rekrutan terbaik di hari deadline jendela transfer Liga Premier.

4. Dimitar Berbatov (Tottenham Hotspur ke Manchester United, 2008)

Libero.id

Kredit: manutd.com

Kesepakatan yang membawa Dimitar Berbatov dari Tottenham Hotspur ke Manchester United pada batas waktu transfer musim panas 2008 adalah salah satu yang dramatis serta kontroversial dalam sejarah Liga Premier. Namun, karena kontribusinya di Old Trafford, pria Bulgaria itu adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Setan Merah.

Berbatov menghabiskan dua musim di White Hart Lane, mencetak 46 gol di Liga Premier. Kepindahan Berbatov ke United membuat manajemen Spurs marah, mereka mengajukan keluhan ke FA, menuduh bahwa United telah melanggar aturan liga karena Sir Alex Ferguson telah mendekati pemain tersebut secara diam-diam. Striker Bulgaria itu menjadi gelisah, dikeluarkan untuk dua pertandingan pembukaan Spurs, dan akhirnya pindah ke Old Trafford dengan harga 30,75 juta Poundsterling pada hari deadline.

Pemain Bulgaria itu menghabiskan empat musim di United, mencetak total 56 gol dan memenangkan Sepatu Emas Liga Premier di musim 2010/11. Dia juga memenangkan dua gelar Liga Premier, Piala EFL, dan membantu United finis sebagai runner-up Liga Champions pada  musim 2008/09.

5. Luis Suarez (Ajax ke Liverpool, 2011)

Libero.id

Kredit: liverpoolfc.com

Hingga sekarang, perekrutan Luis Suarez dan Andy Carroll pada hari deadline transfer musim panas Januari 2011 adalah sesuatu yang sulit terbayangkan. Bukan hanya soal waktu, tetapi uang yang digelontorkan The Reds juga besar yakni  35 juta Poundsterling dengan 22,8 juta Poundsterling dibayarkan untuk pemain Uruguay itu.

Suarez membuat 13 penampilan dalam setengah musim pertamanya di Anfield, mencetak empat gol dalam prosesnya, di musim-musim berikutnya ia tampil semakin baik. Pada  musim 2011/12, Suarez sukses mencetak 17 gol, dan pada musim 2012/13, ia meningkatkan jumlah golnya menjadi 30, termasuk 23 di Liga Premier.

Pada musim 2013//14, ia menjadi pemain kunci The Reds, dan berperan penting dalam tim asuhan Brendan Rodgers yang hanya beberapa langkah lagi untuk mendapatkan gelar Liga Premier pertama mereka dalam 18 tahun terakhir. Pemain Uruguay itu mencetak 31 gol dalam  33 pertandingan Liga Premier, membuat totalnya untuk The Reds menjadi 82 gol dalam 133 penampilan.

Kendati kemampuannya dalam mencetak gol sangat luar biasa, El Pistolero juga banyak menimbulkan masalah selama waktunya di Anfield. Ia diberi skorsing lama karena insiden yang membuatnya melakukan pelecehan rasial terhadap Patrice Evra serta menggigit Branislav Ivanovic.

Dalam performa terbaiknya, Suarez adalah pemain aktif terbaik Liga Premier, meskipun kepindahannya pada hari tenggat waktu dibayangi. Dan ia adalah salah satu perekrutan terbesar sepanjang masa Liga Premier.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network