Kisah Peter Gulacsi, Dari Buangan Liverpool Menembus Semifinal Liga Champions

"Berkelana di divisi bawah Liga Inggris sebelum hinggap dan berjaya di RB Leipzig."

Biografi | 31 October 2020, 13:23
Kisah Peter Gulacsi, Dari Buangan Liverpool Menembus Semifinal Liga Champions

Libero.id - Sekarang, setelah penjaga gawang Hongaria itu sukses membawa Die Roten Bullen ke babak  semifinal Liga Champions musim 2019/20, agak lucu bila mengingat kembali masa-masa awalnya sebagai pesepakbola profesional.

Gulacsi didatangkan oleh Liverpool dari MTK Budapest pada tahun 2007, ketika itu usianya masih 17 tahun, bahkan belum sempat melakukan debut tim utama di tanah airnya sendiri. Setelah berperan untuk tim cadangan, Gulacsi kemudian dipinjamkan ke beberapa tim kelas bawah di Inggrus untuk mencari jam terbang yang lebih banyak.

Tim pertamanya adalah Hereford, tim Inggris yang bermain di kompetisi League One. Pada waktu itu, Hereford berada di ambang kebangkrutan dan dikelola dengan cara yang cukup buruk. Mereka menandatangani Gulacsi sebagai penjaga gawang kelima mereka pada Januari 2009. Craig Simpson sangat buruk di bawah mistar, pemain pinjaman Charlton, Darren Randolph menolak untuk bermain, sementara dua penjaga lainnya, Matt Murray dan Chris Weale – mengalami cedera.

Gulacsi akhirnya harus turun tangan dan melaksanakan pekerjaaanya sebagai penjaga gawang profesional meski dalam keadaan yang sulit dan  fakta bahwa tidak kurang dari tiga bek tengah Hereford mengalami cedera benar-benar mengacaukan debut profesional pertama Gulasci.

"Pertandingan itu seperti sesi latihan karena saya memiliki hampir 20 tembakan untuk diselamatkan. Saya berurusan dengan peluang lawan sepanjang waktu," kenang Gulasci dalam sebuah wawancara bersama Hereford Times.

Kendati itu merupakan awal yang cukup buruk, Gulasci merasa senang bisa bekerja keras di bawah mistar, dan bisa menyelesaikan tugasnya sebagai seorang kiper. Mungkin pengalaman itu sangar berharga untuknya, dan mungkin tidak terbayang, ia pada akhirnya bisa bermain untuk RB Leipzig yang secara resmi baru didirikan pada Mei 2009.

Sebenarnya, Red Bulls (perusahaan yang menaungi RB Leipzig) tak disukai di seluruh Jerman karena mereka dipandang tidak lebih sebagai proyek komersial serta bisa membahayakan jiwa sepakbola di negara tersebut. Perasaan itu dapat dimengerti dan sebagian benar, tetapi orang tidak dapat mengabaikan fakta bahwa strategi RB Leipzig sangat positif.

Mengingat sumber daya keuangan mereka yang tidak terbatas, Leipzig bisa saja berkeliling membeli bintang-bintang mapan seperti Paris Saint-Germain atau Manchester City. Namun, hingga detik ini, manajemen tim belum pernah sekalipun menandatangani satu nama besar pun dalam sejarah mereka. Tim yang kini diasuh Julian Nagelsmann itu justu mencari anak-anak muda yang sederhana dan agak anonim yang cocok dengan gaya bermain mereka. Gulacsi adalah contoh luar biasa dari visi itu.

Potensi Gulacsi memang sangat jelas, dan scout Liverpool mengakuinya juga, tetapi ia sama sekali tidak dikenal bahkan oleh pendukung setia Anfield. Setelah dipinjamkan ke Tranmere dan Hull setelah petualangannya di Hereford, ia tetap berada di bangku cadangan Liverpool dalam 30 pertandingan Liga Premier dan tidak pernah sekalipun diberikan kesempatan bermain.

Libero.id

Kredit: liverpoolfc.com

Tidak ada yang memperhatikan ketika ia pergi ke RB Salzburg dengan status bebas transfer pada 2013, sementara Simon Mignolet ditandatangani dari Sunderland. Dalam retrospeksi, itu terlihat seperti kesalahan mencolok yang dilakukan manajemen The Reds.

Mignolet jelas merupakan penjaga gawang yang sangat baik, tetapi pemain Hongaria itu terbukti lebih baik. Ia membuktikan dirinya selama dua musim di liga Austria bersama FC Salzburg dan manajemen Die Roten Bullen tahu bahwa ia siap untuk tantangan yang lebih besar dimana pada tahun 2015 ia resmi beseragam Leipzig, waktu itu mereka masih bermain di Bundesliga 2.

Pertandingan terakhir untuk FC Salzburg tidak berjalan dengan mulus dimana ia diusir dari lapangan di final Piala Austria dan diskors selama empat pertandingan di Jerman. Pemain veteran Swiss, Fabio Coltorti, yang bermain untuk Leipzig sejak 2012, terus bermain luar biasa, dan Gulasci itu terpaksa duduk di bangku cadangan sepanjang tahun 2015.

Gulacsi sangat ingin menggantikan Coltorti, namun belajar darinya pada saat yang sama, dan menganggapnya sebagai mentor yang berjasa hingga ia bisa seperti sekarang. Bahkan ketika Coltorti pensiun pada 2018 lalu, sebenarnya Gulacsi bisa saja langsung mengambil alih nomer punggung 1 namun ia tolak. ”Saya tidak merasa nyaman tentang itu. Saya tidak ingin nomornya segera," ujarnya.

Akhirnya ia berubah pikiran untuk menghormati temannya, karena ia tidak ingin penjaga cadangan mendapatkan nomor itu. "Saya tahu sekarang ada di tangan yang tepat," ujar Coltorti usai Gulacsi memilih menggunakan nomer punggung 1 miliknya.

Posisi Gulacsi sebagai starter sangat solid sejak Leipzig memenangkan promosi ke Bundesliga pada 2016. Pemain Hongaria itu sangat jarang terekspos oleh media dan ia tidak pernah mempertimbangkan untuk meninggalkan klub yang memberinya segalanya.

Gulacsi adalah penjaga gawang top dalam segala hal. Refleksnya cepat, ia sangat baik dalam menangani umpan silang, umpannya tepat dan gerak kakinya akan membuatnya cocok untuk tim sekelas asuhan Pep Guardiola. Musim lalu, misalnya, Gulacsi memiliki clean sheet terbanyak (16) dan rasio kebobolan per pertandingan terendah (0.8). Musim ini ia berada di puncak lagi, bersama Manuel Neuer, dengan delapan clean sheet Bundesliga dan kebobolan satu gol per pertandingan.

Skuat muda Leipzig membutuhkan seorang pemimpin dan Gulacsi memberikan saran kepada bek tengahnya yang tidak berpengalaman, membantu mereka membuktikan diri di panggung besar semacam Liga Champions. Saat dibutuhkan, ia juga mampu menghasilkan penyelamatan kelas dunia. Mungkin salah satu momen terbaik Gulacsi musim lalu adalah saat menghadapi Tottenham di babak 16 besar.

Selain dikenal sangat diam di lapangan, Gulacsi adalah pria yang sangat penyayang terutama dengan binatang. Pemain dengan 35 caps bersama timnas Hongaria itu pernah menyelamatkan dua kucing dari penampungan Liverpool dan kini kedua kucing itu sangat sehat dan bugar.

Sekarang, Gulacsi adalah satu pemain ikon dari RB Leipzig dan para penggemar sangat senang ketika ia menandatangani kontrak baru hingga 2023 pada bulan September lalu. "Saya ingin memenangkan trofi,” klaimnya - tetapi dia ingin melakukannya bersama Red Bulls.

Apakah musim ini hal itu bisa terjadi? mari kita nantikan saja perjalanan Gulacsi musim ini.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network