Beli Rp 19 Ribu Dijual Rp 2,6 Triliun, Ini Pemilik Klub Paling Beruntung di Dunia

"Nasib orang tiada yang tahu. Penjualan itu menjadikan klub salah satu terkaya di dunia dengan prestasi tiba-tiba meroket."

Biografi | 03 November 2020, 07:42
Beli Rp 19 Ribu Dijual Rp 2,6 Triliun, Ini Pemilik Klub Paling Beruntung di Dunia

Libero.id - Siapa pemilik klub paling beruntung di dunia? Dia adalah Ken Bates. Membeli saham Chelsea dengan 1 pounds, pengusaha kelahiran 4 Desember 1931 itu untung 17 juta pounds setelah pada 2003 menjual saham ke Roman Abramovich senilai 140 juta pounds!

Cerita unik pemilik nama lengkap Kenneth William Bates tersebut berawal pada 1982. Ketika itu, Chelsea sedang mengalami masalah keuangan yang serius. Pemasukan berkurang dan utang bertambah. Sponsor sulit datang karena The Blues punya masalah yang akut terkait hooliganisme.

Kondisi semakin kurang menguntungkan karena Chelsea berjuang di Divisi II (sekarang Championship Division). Itu posisi yang kontras dengan era sukses mereka pada 1954-1971 ketika menjuarai Divisi I 1954/1955, Piala FA 1969/1970, Piala Liga 1964/1965, Charity Shield 1955, serta Piala Winners 1970/1971.

Dengan performa yang buruk plus segudang masalah, Brian Maers selalu pemilik The Blues kebingungan mencari dana talangan untuk memutar roda klub. Apalagi, utang Chelsea saat itu mencapai 1,85 juta pounds dan sepertinya sulit dilunasi.

Chelsea di akhir-akhir era Maers kesulitan keuangan karena bisnis properti sedang lesu. Maers adalah pengusaha properti yang menguasai Chelsea dari Len Withey pada 1969. Di bawah kekuasaan pria yang hidup pada 25 April 1931-28 Juli 2009 itu, The Blues menjuarai Piala FA dan Piala Winners.

Ketika manajemen Chelsea kebingungan mencari sumber dana baru, Maers berkenalan dengan Bates. Pengusaha logistik yang juga memiliki bisnis konstruksi itu bersedia membantu Maers mengurusi masalah keuangan Chelsea. Dia mengucurkan dana 1,85 juta pounds untuk melunasi semua utang The Blues. Sebagai imbalannya, Maers menjual mayoritas sahamnya kepada Bates dengan hanya 1 pounds!

Bates bukan asal berjudi saat melunasi utang Chelsea dan membeli saham Maers. Pasalnya, dia punya segudang pengalaman berurusan dengan klub sepakbola profesional. Pada 1960-an, Bates adalah CEO Oldham Athletic. Bates juga sempat menjadi co-owner sekaligus wakil pemimpin Wigan Athletic pada 1980-an.

Saat menguasai The Latics, dia memberikan dukungan keuangan yang signifikan melalui jaminan bank yang memungkinkan pelatih saat itu, Larry Lloyd, untuk mendatangkan sejumlah pemain top. Contohnya, Eamonn O'Keefe dari Everton dengan 65.000 pounds.

Dengan pengalaman itu, Bates sangat mulus mengelola Chelsea di masa awal. Setelah lolos dari degradasi ke Divisi III pada musim 1982/1983, Bates menyediakan dana bagi John Neal selaku pelatih The Blues pada era itu untuk merekrut banyak pemain bagus. Sebut saja  Kerry Dixon, David Speedie, Pat Nevin, Mickey Thomas, Eddie Niedzwiecki, hingga Nigel Spackman.

The Blues zaman Bates memiliki prestasi tidak sebaik Chelsea masa kini. Mereka hanya sempat memenangkan trofi Divisi II 1983/1984 dan promosi ke Divisi I (sekarang Liga Premier). Tapi, pada 1988 terdegradasi lagi.

Pada 1992 mereka berhasil mendapatkan kembali hak atas Stamford Bridge dari sengketa di bank. Selanjutnya, pada 1996, Bates mulai memasukan Chelsea ke pasar saham di Alternative Investment Market, London. Dana yang terkumpul digunakan The Blues mulai mendatangkan pemain top dunia.

Hasil bisnis Bates mulai terasa pada 1997-2000 dengan menjuarai Piala FA dan menunjukkan diri sebagai salah satu klub Inggris terbaik. Chelsea juga mulai berpartisipasi di Liga Champions 2002/2003. Di era itu, mereka punya sederet pemain bagus. Sebut saja Ruud Gullit, Dennis Wise, Gianluca Vialli, Gianfranco Zola, Roberto di Matteo, Graeme Le Saux, hingga Marcel Desailly.

Berkat performa yang membaik, Chelsea dilirik para investor. Salah satu yang tertarik adalah Roman Abramovich. Setelah melalui proses negosiasi yang tidak mudah, Bates sepakat menjual mayoritas sahamnya kepada taipan asal Rusia itu pada 2003.

Dengan kekuatan uang yang tidak terbatas, Abramovich mengubah total wajah Chelsea. Pemilik nama lengkap Roman Arkadievich Abramovich tersebut mengawalinya dengan melunasi utang-utang Chelsea yang mencapai 80 juta pounds. Setelah itu, menghapuskan saham Chelsea di Bursa Efek setelah menjadi pemilik sepenuhnya pada 22 Agustus 2003.

Abramovich tidak sungkan menggelontorkan dana besar untuk belanja pemain dan pelatih. Dia juga tidak sungkan memecat pelatih di tengah jalan dan memberikan kompensasi yang sangat besar.

Awalnya, dia menghabiskan 100 juta pounds. Hasilnya, pada 2004/2005 dan 2005/2006, Chelsea berhasil menjuarai Liga Premier setelah 50 tahun tidak pernah juara.  Di bawah kepemilikan Abramovich, Chelsea menjelma menjadi klub kaya yang bisa membeli pemain dengan harga selangit.

Puncak prestasi Chelsea era Abramovich terjadi saat menjuarai Liga Champions 2011/2012. Itu final kedua mereka setelah pada 2007/2008 dikalahkan Manchester United di Moscow. Chelsea juga menjuarai Liga Eropa dua kali, 2012/2013 dan 2018/2019.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network