11 Lagu Pop yang Dinyanyikan Suporter di Stadion Selain YNWA

"YNWA diadopsi banyak suporter di Indonesia, salah satunya pendukung Bali United. Suporter PSS Sleman pernah bawakan I Can't Stop Falling in Love with You."

Feature | 29 November 2020, 04:41
11 Lagu Pop yang Dinyanyikan Suporter di Stadion Selain YNWA

Libero.id - Ketika dirilis pada 1945, Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II selaku komposer serta penulis lirik tidak pernah membayangkan You'll Never Walk Alone akan menjadi lagu wajib suporter sepakbola di seluruh dunia.

Dalam hal musik pop dan sepakbola, aturannya cukup sederhana. Lagu harus memiliki nada yang mudah dinyanyikan. Liriknya juga mudah diadaptasi sesuai kepentingan suporter klub yang bersangkutan, khususnya mengenai kehebatan klub, pemain, atau pelatih.

Apakah itu adalah lagu klasik, rok, atau sama sekali tidak ada hubungannya dengan sepakbola, bukan pertimbangan utama. Salah satu lagu fenomenal yang populer ke seluruh dunia adalah You'll Never Walk Alone. YNWA menjadi identik dengan Liverpool setelah dinyanyikan grup musik lokal asal Merseyside, Gerry and The Pacemakers, pada 1963.

Saat itu, sang vokalis, Gerry Marsden, memberi pelatih legendaris The Reds, Bill Shankly, lirik lagunya saat menjalani tur pramusim 1963/1964. "Shanks kagum dengan apa yang dia dengar," tulis mantan pemain Liverpool, Tommy Smith, dalam bukunya, Anfield Iron.

Dalam sekejap lagu itu diadopsi suporter Liverpool untuk dijadikan "lagu kebangsaan". Selanjutnya, menyebar ke Jerman dan digunakan pendukung Borussia Dortmund. Kemudian, menyebar lagi ke Eropa, Amerika, Afrika, Asia, hingga Australia. Di Indonesia, YNWA juga diadopsi banyak suporter Liga Indonesia, salah satunya pendukung Bali United, The Northside Boys. 

Namun, YNWA bukan satu-satunya lagu pop yang digunakan suporter sepakbola di Eropa. Berikut ini 11 lagu lain yang juga sering didengungkan para pendukung di stadion-stadion Benua Biru:


1. Mrs Robinson (Simon & Garfunkel)

Mrs. Robinson adalah lagu karya grup duo asal Amerika Serikat, Simon & Garfunkel, dari album studio keempat mereka, Bookends (1968). Lagu ini dirilis sebagai single pada 5 April 1968 oleh Columbia Records dan terkenal karena digunakan sebagai lagu untuk film The Graduate (1967).

Lagu ini terkenal di kalangan pendukung Leicester City ketika menjuarai Liga Premier. Liriknya diubah disesuaikan dengan nama idola fans The Foxes. "Vichai punya mimpi membanggun tim sepakbola kami. Dia dari Thailand, sekarang dia milik kami. Kami bermain dengan counter attack. Dia membuat kami jadi juara Inggris. Kami bernyanyi untuk itu, woah, woah woah".


2. Sloop John B (The Beach Boys)

Sloop John B adalah lagu rakyat Bahama. Sebuah transkripsi oleh Richard Le Gallienne diterbitkan pada 1916 dan sebuah versinya dimasukkan dalam The American Songbag karya Carl Sandburg pada 1927. Sejak awal 1950-an, ada banyak rekaman lagu dengan berbagai judul termasuk "I Want to Go Home" dan "Wreck of the John B ".

Lalu, pada 1966 The Beach Boys memproduksi ulang menggunakan alat band lengkap dan dimasukkan dalam album Pet Sounds. Album itu menjadi salah satu yang paling sukses pada pertengahan 1960-an karena terkontaminasi bagian vokal a cappella yang rumit yang tidak ditemukan dalam musik pop lain di era tersebut.

Di Inggris lagu ini digunakan oleh Arsenal pada 2007 ketika Emmanuel Adebayor masih bermain. Liriknya berubah menjadi "Adebayor, Adebayor, beri dia bola dan dia akan mencetak gol. Lalu, saat Leicester menjuarai Liga Premier, liriknya kembali diubah menjadi "Kami di puncak klasemen liga. Dia mencetak gol kapan pun dia mau. Jamie Vardy, dia mencetak gol sesukanya".


3. Blue Moon (Richard Rodgers dan Lorenz Hart)

Blue Moon adalah lagu populer klasik yang ditulis oleh Richard Rodgers dan Lorenz Hart pada 1934. Lagu ini menjadi hit dua kali pada 1949 dengan rekaman sukses di AS oleh Billy Eckstine dan Mel Torme. Lalu, pada 1961, Blue Moon menjadi hit nomor satu internasional di tangga lagu Billboard 100 dan UK Singles.

Selama bertahun-tahun, Blue Moon telah dicover oleh berbagai artis, termasuk versi Frank Sinatra, Billie Holiday, Elvis Presley, Sam Cooke, The Platters, The Mavericks, Dean Martin, Yvonne de Carlo, The Supremes, Cyndi Lauper, Bob Dylan, hingga Rod Stewart.

Lagu ini sampai ke stadion ketika The Cowboy Junkies merekam ulang di album The Trinity Sessions. Mendadak, lagu itu menjadi lagu kebangsaan dua klub Inggris, Crewe Alexandra dan Manchester City.


4. Glad All Over (The Dave Clark Five)

Glad All Over adalah lagu yang ditulis oleh Dave Clark dan Mike Smith serta direkam oleh The Dave Clark Five. Pada musim dingin 1964, lagu itu menjadi hit di Inggris berada di posisi puncak UK Singles Chart.

Lagu ini berubah menjadi laga kebangsaan Crystal Palace ketika The Dave Clark Five menggelar konser di Selhurst Park pada 1968. Setelah itu suporter The Eagles menyanyikan lagu tersebut. Kemudian, suporter Blackpool, Rotherham United, Port Vale, Swindon Town, hingga Partick Thistle juga memainkan lagu itu untuk merayakan kemenangan.


5. Just Can't Get Enough (Depeche Mode)

Just Can't Get Enough adalah lagu dari band musik elektronik Inggris, Depeche Mode. Itu adalah single ketiga, yang dirilis pada September 1981 atau sebulan sebelum rilis album debut mereka, Speak and Spell. Itu direkam selama musim panas.

Uniknya, setelah lama tidak diperdengarkan, lagu itu mendadak populer pada 2009 ketika suporter Glasgow Celtic menyanyikannya di stadion. Tidak lama berselang, pendukung Liverpool ikut menyanyikannya. Mereka mengubah liriknya dengan memasukkan nama Luis Suarez di dalamnya. Kemudian, lagu itu juga diadopsi fans Burnley, Aston Villa, dan Brighton and Hove Albion.


6. Sweet Caroline (Neil Diamond)

Sweet Caroline adalah lagu yang ditulis dan dibawakan oleh penyanyi AS, Neil Diamond, yang dirilis pada Mei 1969 sebagai single dari album berjudul "Sweet Caroline (Good Times Never Seemed So Good)". Lagu itu diaransemen oleh Charles Calello dan direkam di American Sound Studio, Memphis, Tennessee.

Pada 1990-an, lagu tersebut diputar di sejumlah stadion baseball dan American football di AS. Lalu, pada Euro 2016, suporter Irlandia Utara menyanyikannya di stadion-stadion di Prancis ketika tim kesayangan bertanding. Liriknya yang penuh semangat dijadikan lagu kebangsaan Irlandia Utara yang kemudian ditiru suporter The Three Lions.


7. Seven Nation Army (The White Stripes)

Seven Nation Army adalah lagu dari duo rock AS, The White Stripes. Ini adalah lagu pembuka di album  keempat mereka, The Elephant, dan dirilis oleh XL Recordings serta V2 Records pada Maret 2003 sebagai single utama, melalui format vinyl dan CD 7 inci.

Ditulis dan diproduksi oleh Jack White, lagu ini terdiri dari vokal yang terdistorsi, ketukan drum sederhana, dan riff mirip bass yang dibuat dengan memainkan gitar melalui efek pergeseran nada.

Sesaat setelah diluncurkan ke publik, suporter klub Belgia, Club Brugge, menyanyikannya di Stadio San Siro saat berhadapan dengan AC Milan di Liga Champions. Nyanyian pendukung Brugge rupanya meninggalkan kesan mendalam bagi suporter sepakbola di Italia. Saat Gli Azzurri menjuarai Piala Dunia 2006, Seven Nation Army menjadi lagu tidak resmi yang dilantunkan suporter saat berpesta.

Jack White, selaku penulis lagu itu, mengaku tidak keberatan sama sekali. "Tidak ada yang lebih indah daripada menyaksikan orang-orang menyanyikannya di stadion dengan penuh semangat untuk merayakan sebuah kemenangan," ujar White pada 2012, dikutip BBC.


8. Lola (The Kinks)

Lola adalah lagu yang ditulis oleh Ray Davies dan dibawakan oleh band rock Inggris, The Kinks, di album mereka "Lola versus Powerman and The Moneygoround, Part One". Lagu ini dirilis di Britania Raya pada 12 Juni 1970 dan di AS pada 28 Juni 1970.

Lagu itu merinci pertemuan romantis antara seorang pria muda dengan waria yang dia temui di sebuah klub di London. Dalam lagu tersebut, digambarkan kebingungannya terhadap Lola, yang "berjalan seperti wanita, tapi berbicara seperti pria".

Lola menjadi lagu sepakbola ketika Gianfranco Zola dan David Ginola bermain di Liga Premier. Suporter Chelsea mengubah liriknya dengan masukkan nama Zola, sedangkan Newcastle United dengan Ginola. Saat Shola Ameobi bermain untuk The Magpies, lagu itu kembali dinyanyikan.

"Dia berjalan ke arahku dan dia memintaku untuk menari. Aku menanyakan namanya dan dengan suara Geordie. Dia berkata Shola. Sshh Sshh Sshh Sshh Ooooo Llaaaaa".


9. Love Will Tear Us Apart (Joy Divison)

Love Will Tear Us Apart adalah lagu dari band rock Inggris, Joy Division, yang dirilis pada musim panas 1980 sebagai single non-album. Liriknya terinspirasi oleh masalah perkawinan sang vokalis, Ian Curtis, dan perjuangannya dengan penyakit mental. Single ini dirilis sebulan setelah Curtis bunuh diri.

Lagu itu mencapai stadion ketika Ryan Giggs mengumumkan pengunduran dirinya dari sepakbola. Suporter Manchester United menyanyikannya di musim terakhir Giggs di Old Trafford. Lagu itu juga dinyanyikan ketika Giggs ditunjuk menjadi pelatih sementara MU pada April 2014. "Giggs, Giggs akan menghancurkan kalian lagi," bunyi lirik yang diubah fans MU.


10. Can't Help Falling in Love (Elvis Presley)

Can't Help Falling in Love adalah lagu yang direkam oleh penyanyi legendaris AS, Elvis Presley, untuk album Blue Hawaii (1961). Lagu ini ditulis oleh Hugo Peretti, Luigi Creatore, dan George David Weiss dan diterbitkan oleh Gladys Music, Inc.

Melodinya didasarkan pada "Plaisir d'Amour", yaitu sebuah lagu cinta Prancis populer yang dibuat pada 1784 oleh Jean-Paul-Egide Martini. Lagu itu awalnya ditulis untuk seorang wanita sebagai "Can't Help Falling in Love with Him".

Ketika mencapai lapangan sepakbola, liriknya berubah menjadi "I Can't Stop Falling in Love with You" (Saya tidak bisa berhenti mencintaimu). Lagu itu dinyanyikan oleh banyak suporter klub Inggris, baik dari Liga Premier, Championship Division, hingga kasta bawah.

Lagu tersebut juga mencapai Indonesia ketika Kristian Adelmund bermain untuk PSS Sleman. Pemain asal Belanda itu menjadi pemandu suporter Super Elang Jawa, BCS, saat menyanyikan I Can't Stop Falling in Love with You di akhir pertandingan ketika suporter akan meninggalkan stadion.

11. I'm Forever Blowing Bubbles (John Kellette)

I'm Forever Blowing Bubbles adalah lagu populer yang memulai debut pada 1918 dan pertama kali diterbitkan pada 1919. Sejak saat itu, menjadi lagu hit beberapa artis selama bertahun-tahun.

Musiknya ditulis oleh John Kellette. Liriknya dikreditkan ke Jaan Kenbrovin. Sebenarnya, itu adalah nama samaran kolektif untuk penulis James Kendis, James Brockman, dan Nat Vincent, menggabungkan tiga huruf pertama dari nama belakang masing-masing penulis lirik. Hak cipta untuk I'm Forever Blowing Bubbles awalnya terdaftar pada 1919, dan dimiliki oleh Kendis-Brockman Music Co. Inc. Hak cipta ini kemudian dialihkan kepada Jerome H. Remick & Co. dari New York dan Detroit.

Lagu tersebut terkenal di Inggris sebagai lagu kebangsaan West Ham United sejak 1920-an (meski tidak ada catatan penggemar West Ham menyanyikan lagu tersebut sampai sebelum 1940). Di akhir lagu itu, fans The Hammers akan berteriak "United, United, United" disertai tepuk tangan berirama.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network