Kisah Vicente del Bosque, Pelatih Juara Liga Champions, Piala Eropa, dan Piala Dunia

"Del Bosque adalah pelatih terbaik dalam sejarah Spanyol."

Biografi | 06 December 2020, 05:00
Kisah Vicente del Bosque, Pelatih Juara Liga Champions, Piala Eropa, dan Piala Dunia

Libero.id - Pada 30 Juni 2016 di usia 65 tahun, Vicente del Bosque mengumumkan pengunduran dirinya dari sepakbola. Pelatih legendaris Spanyol itu pensiun dengan prestasi yang sulit disamai dalam waktu dekat.  

Del Bosque adalah pelatih terbaik dalam sejarah Spanyol. Kakek kelahiran Salamanca, 23 Desember 1950, itu adalah satu-satunya pelatih di Eropa yang berhasil mempersembahkan 3 trofi bergengsi level klub maupun negara, yaitu Liga Champions, Piala Eropa, dan Piala Dunia.

Dari sudut pandang apa saja, kualitas Del Bosque sebagai pelatih tidak perlu diragukan. Dia menunjukkan kemampuan terbaiknya sejak didapuk sebagai pelatih Real Madrid Castilla pada 1987. Sempat dua kali menjadi caretaker tim utama Los Blancos pada 1994 dan 1994, Del Bosque lalu naik kelas menjadi pelatih kepala pada 1999.

Saat naik pangkat, Del Bosque bukan pelatih setenar Jose Mourinho, Pep Guardiola, Juergen Klopp, atau Zinedine Zidane pada masa kini. Tapi, Del Bosque seperti raja midas. Setiap yang dipegangnya berubah menjadi emas.

Del Bosque menunjukkan totalitasnya bersama Madrid, termasuk saat aktif bermain pada 1968-1984. Selama bertugas sebagai gelandang bertahan, dia mempersembahkan 5 trofi La Liga dan 4 Copa del Rey. Prestasi itu ternyata berlanjut saat menjadi pelatih.

Selama 4 musim bertugas, Del Bosque mengantarkan klub melalui periode tersukses dalam sejarah modern dengan meraih 2 gelar Liga Champions, 2 La Liga, 1 Supercopa de Espana, 1 Piala Super Eropa, serta 1 Piala Intercontinental. Kehebatan Del Bosque baru bisa disamai ketika Zidane menjadi pelatih.

Saat itu, Del Bosque digambarkan sebagai pelatih dengan gaya yang rendah hati, sabar, dan sederhana. Tapi, justru itulah kelebihan Del Bosque. Sebagai orang biasa, dia dengan mudah diterima barisan Los Galacticos seperti Zidane, Luis Figo, Ronaldo, hingga Raul Gonzalez. Dalam era Del Bosque, Madrid berhasil meraih 104 kemenangan dari kemungkinan 186.

Sayang, blunder fatal dilakukan manajemen yang berujung pada kehancuran. Madrid memutuskan tidak memperpanjang kontrak Del Bosque pada musim panas 2003. Itu hanya sehari setelah memenangkan La Liga ke-29 dan seminggu setelah kesepakatan transfer David Beckham. Del Bosque ditawari jabatan direktur teknik. Tapi, dia menolak.

"Del Bosque menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Saya ingin berkata jujur tentang ini. Keyakinan kami bahwa dia bukan pelatih yang tepat untuk masa depan," kata Florentino Perez saat itu, dikutip BBC Sport.

Seperti kata pepatah, emas tetaplah emas, keputusan Madrid justru menaikkan reputasi Del Bosque. Sempat melatih di Turki pada 2004-2005, Del Bosque ditunjuk menangani tim nasional Spanyol pada 2008. Dia sangat diharapkan bisa membawa prestasi bagus saat La Furia Roja ditinggal Luis Aragones seusai menjuarai Euro 2008.

Harapan itu berhasil diwujudkan Del Bosque. Bermaterikan 75% pemain Barcelona, 20% Madrid, dan 5% klub lain, Spanyol mencetak sejarah juara Piala Dunia 2010. Pada Piala Dunia di Afrika Selatan, Del Bosque membawa Spanyol melibas Belanda di final lewat gol semata wayang Andres Iniesta.

Sukses di Piala Dunia membuat kontrak Del Bosque diperpanjang 2 tahun lagi. Hasilnya, Spanyol mampu mempertahankan dominasinya di Piala Eropa 2012. Mereka juara setelah menghajar Italia di final.

Sayangya Del Bosque tidak mampu membawa La Furia Roja menjuarai Piala Konfederasi 2009 dan 2013. Dia juga gagal mempertahankan gelar juara Piala Dunia pada 2014 serta Euro 2016. Pada dua turnamen tersebut, Spanyol tampil membosankan sebelum tersingkir tragis.

"Kebanggaan terbesar sebagai warga Spanyol ketika anda terlibat dalam proses, kemudian menggapai gelar juara bersama timnas. Saya beruntung pernah menjalani proses hingga terciptanya sejarah itu," ungkap Del Bosque saat pensiun.

Selain trofi, Del Bosque juga dikenang karena keberanian memunculkan pemain-pemain debutan. Meski pada akhirnya memilih memainkan anggota "tim impian" Barcelona dan Madrid, dia memberikan kesempatan kepada 38 pesepakbola terbaik Negeri Matador menjalani debut.

Pemain-pemain itu adalah Bojan Krkic, Andoni Iraola, Fernando Llorente, Diego Capel, Sergio Busquets, Jesus Navas, Diego Lopez, Gerard Pique, Jordi Alba, Pedro Rodriguez, Pablo Hernandez, Borja Valero, Bruno Soriano, Nacho Monreal, Victor Valdes, Alvaro Negredo, Juan Mata, Javi Martinez, Thiago Alcantara, Manu, Aritz Aduriz, Adrian, Juanfran, Benat, Iker Muniain, Javi Garcia, Alvaro Dominguez, Markel Susaeta, Koke, Marc Bartra, Isco, Cesar Azpilicueta, Inigo Martinez, Alberto Moreno, Mario Suarez, Michu, Cristian Tello, Diego Costa, Ander Iturraspe, David de Gea, dan Gerard Deulofeu. Sementara Fernando Amorebieta dipanggil tapi tidak bermain.

"Banyak pemain muda yang muncul dan mereka akan menjadi tulang punggung timnas. Saya pikir itu menjadi perkembangan bagus untuk tim kami kedepannya," tambah Del Bosque.

Saat ini Del Bosque memang tak lagi sibuk dengan sepakbola. Tapi, pria berkumis tebal itu tetap memantau perkembangan sepakbola di Negeri Matador. Pasalnya, Del Bosque sesekali muncul di stasiun televisi untuk menjadi komentator dan analis pertandingan timnas.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network