Kisah Pablo Migliore, Kiper Asal Argentina Alih Profesi Jadi Petinju

"Eric Cantona jadi aktor. Lalu, Jackson Martinez yang jadi penyanyi rohani. Bagaimana jika pemain bola jadi petinju profesional?"

Biografi | 10 December 2020, 13:46
Kisah Pablo Migliore, Kiper Asal Argentina Alih Profesi Jadi Petinju

Libero.id - Ada banyak kisah pesepakbola profesional yang berhenti bermain dan beralih profesi. Contohnya, Eric Cantona yang jadi aktor. Lalu, Jackson Martinez yang jadi penyanyi rohani. Bagaimana jika jadi petinju profesional? Jawabannya ada pada Pablo Migliore. 

Migliore adalah mantan kiper asal Argentina. Lahir di Buenos Aires, 27 Januari 1982, dia memulai karier bersama Germinal de Rawson sebelum pindah ke Huracan pada 2003. Pada 2004, Migliore dipinjamkan ke Deportivo Madryn dan pada 2006 dijual ke Boca Juniors. 

Sejak pindah ke Boca, Migliore gagal masuk skuad utama, meski ikut membantu Boca memenangkan Liga Clausura 2006. Lalu, dia dipinjamkan ke Racing Club de Avellaneda untuk musim 2008/2009. Dia tampil bagus dan Racing ingin membeli haknya setelah peminjaman selesai. Tapi, tidak adanya kesepakatan harga membatalkan rencana itu. Migliore pun memilih pindah ke San Lorenzo.

Pada 31 Maret 2013, Migliore dipenjara karena dicurigai membantu dan bersekongkol dengan seorang anggota kelompok kriminal atas kematian seorang pria pendukung Boca pada 2011, Maximiliano Mazzaro. Dia ditangkap di ruang ganti Estadio Nuevo Gasómetro, kandang San Lorenzo, ketika sedang menyelesaikan salah satu pertandingan liga. Dia harus menginap di hotel prodeo  selama 45 hari.

Setelah hari-hari di penjara, Migliore dibebaskan setelah membayar jaminan 1 juta peso. Kehidupan singkat di penjara benar-benar mendewasakan Migliore. Dia jadi menghargai hidup dan pekerjaannya. Dia juga banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari hal-hal baru selain sepakbola, termasuk berlatih tinju.

"Orang itu menawari saya jasanya untuk membunuh seseorang. Dia menyuruh saya memberi saya nama dan bersikap tenang jika dia muncul atau tidak," ucap Migliore saat itu, dilansir  Latin American Post.

Setelah bebas, Migliore merantau ke luar negeri. Dia bergabung dengan Dinamo Zagreb di Liga Kroasia. Dia menandatangani kontrak 3 tahun. Sayang, dia berulah. Pada 25 Juli 2013, atau hanya berselisih 2 bulan, Dinamo mengumumkan membatalkan kontrak Migliore. 

Menurut laporan media Kroasia, Migliore berselisih dengan Pelatih Dinamo, Krunoslav Jurčić, hanya karena dilarang membawa anak pelatihan dan ruang ganti. Tapi, rumor yang berhembus menyatakan dia sengaja melanggar aturan klub dan melawan pelatihnya karena tidak betah di Kroasia dan ingin pulang ke Argentina. 

Dari Kroasia, Migliore benar-benar kembali ke Argentina. Dia memilih bergabung dengan Argentinos Juniors. Bertahan 1 musim, Migliore lalu pindah ke Penarol, Almirante Brown, Atlético Paraná, dan Barracas Central. Dia pensiun sebagai pemain Barracas dan langsung beralih profesi menjadi petinju.

Keputusan itu mengejutkan. Sebab, menjadi petinju bukanlah pilihan populer mantan pemain sepakbola. Layaknya mantan kiper Werder Bremen, Tim Wiese, ketika menjadi pegulat profesional di WWF, sikap Migliore memunculkan tanya tanya besar. Bagaimana bisa dia jadi petinju? Padahal, Migliore telah 17 tahun menghabiskan hidup sebagai kiper. 

"Tinju adalah olahraga keras. Anda membutuhkan karakter dan disiplin. Jauh lebih intensif dari sepakbola," ujar Migliore.

Keputusan pemilik nama lengkap Pablo Alejandro Migliore tersebut beralih ke jalur tinju dilakukan setelah tidak kunjung mendapat tawaran dari klub mana pun sejak 2017. Dia stres dan melampiaskannya dengan memukul sansak. Peralihan Migliore sebagai petinju bukan kebetulan. Dia sempat berlatih tinju dengannya, walau masih berstatus sebagai pemain aktif.

"Dia (Migliore) berlatih setiap hari dari pukul 6 pagi. Kadang kala, kami juga menggandakan jadwal latihan," ucap pelatih tinjunya, Facundo Simal.

Sejak menjalani tarung perdana pada 9 Maret 2019 melawan Diego Martin Merlo, Migliore sudah bertanding tiga kali. Hasilnya, tidak bisa dipandang sebelah mata, yaitu 3 menang dan 1 kalah. Kemenangan KO langsung dihasilkan Migliore atas Merlo pada debutnya. Dia menang di ronde 1. 

Setelah itu, Migliore kembali memukul jatuh Julian Esteban Ruiz pada pertarungan di Buenos Aires, 11 Mei 2019. Hanya butuh waktu 2 ronde bagi Migliore untuk mengakhiri pertandingan keduanya. Selanjutnya, kemenangan KO di ronde 3 dia hasilkan atas lawan yang sama. Bedanya, duel ulangan melawan Ruiz digelar pada 19 Juli 2019.

Satu-satunya kekalahan Migliore terjadi pada 16 November 2019 ketika menghadapi Emilio Ezequiel Zarate. Bertanding ketat selama 7 ronde, petinju bergaya ortodoks yang memiliki julukan El Loco (Si Gila) tersebut akhirnya dinyatakan kalah TKO pada ronde 8.  

Meski petinju pemula, bukan berarti Migliore sepi dukungan. Catatan menunjukkan, pertarungan-pertarungan yang dijalani disaksikan setidaknya 500 orang. Keluarganya juga hadir di stadion untuk memberikan dukungan total. Mereka berada di baris terdepan untuk menyemangati Migliore yang sedang berkelahi dengan lawannya.

"Sejujurnya, saya tidak ingin dia menjadi petinju. Saya tidak suka dia dipukul dan memukul orang lain. Tapi, itu sudah menjadi pilihannya. Saya harus mendukung dia," kata sang ibu, Gloria.

Lalu, kapan Migliore akan naik ring lagi? Belum ada yang pasti lantaran pandemi Covid-19. Meski sepakbola sudah bisa digelar di Argentina, tinju tetap belum mendapatkan izin. Pasalnya, olahraga ini mengharuskan kontak jarak dekat secara intensif.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network