Kisah Pemain Bola 19 Tahun Diangkat Sebagai Wakil Menteri

"“Olahraga adalah obat terbaik melawan pandemi apapun,” kata dia setelah dilantik."

Feature | 18 December 2020, 23:19
Kisah Pemain Bola 19 Tahun Diangkat Sebagai Wakil Menteri

Libero.id - Sejarah dibuat dalam olahraga Bolivia minggu ini ketika seorang remaja berusia 19 tahun, Cielo Veizaga, telah ditunjuk sebagai wakil menteri olahraga.

Setelah mewakili Bolivia dalam sepak bola di beberapa tingkat yunior, Veizaga mengambil posisi kosong wakil menteri dan dilantik pada hari Jumat. Dia menjadi menteri mewakili Partai Gerakan untuk Sosialisme (MAS) yang berkuasa.

Dalam pidato pertamanya, Veizaga menekankan bahwa dia akan berusaha bekerja untuk kepentingan para atlet akar rumput, yang dia janjikan akan diwakilinya.

Dia juga mengatakan bahwa olahraga adalah obat terbaik melawan pandemi apapun.

"Itu juga merupakan resep terbaik untuk menyatukan suatu negara,” ujar Veizaga.

Penunjukan ini datang sebagai bagian dari serangkaian keputusan yang dibuat oleh presiden Luis Arce, yang bertujuan untuk meningkatkan kedudukan olahraga Bolivia.

Sekilas Bolivia

Selama ini sepakbola Bolivia lebih identik dengan kisah keangkeran Estadio Hernando Siles di La Paz. Stadion yang terletak pada 3.637 meter di atas permukaan laut itu pernah membuat pemain sekaliber Ronaldo Luis Nazario de Lima dan Lionel Messi muntah akibat kekurangan oksigen.

Namun, seperti negara Amerika Latin pada umumnya, sepakbola di Bolivia seperti agama kedua. Kompertisi sepakbola di negara itu sudah berlangsung sejak lama. Menariknya, Liga Bolivia memiliki sejumlah keunikan, khususnya nama klub peserta. Beberapa diantaranya menggunakan kata dalam Bahasa Inggris yang memiliki makna tertentu.

Contoh pertama, Club Always Ready (CAR). Tim yang berbasis di El Alto itu lahir pada 13 April 1933. Berjuluk La Banda Roja, CAR bermarkas di Estadio de futbol Municipal El Alto. Dari nama yang disandang selama bertahun-tahun bisa diartikan bahwa klub yang memiliki jersey mirip tim elite Argentina, River Plate, itu "selalu siap"!

Meski "always ready", prestasi CAR tidak terlalu menggembirakan. Sepanjang sejarah, klub yang sekarang dilatih Eduardo Villegas itu belum pernah menjuarai Liga Bolivia. Prestasi terbaik mereka hanyalah juara Copa Simon Bolivar (nama resmi kompetisi di  Divisi II) 2018. CAR juga hanya satu kali ikut serta di Copa Libertadores.

Setelah CAR, nama unik selanjutnya adalah Club Blooming. Blooming berarti "berbunga". Bisa juga "berkembang". Diberi nama seperti itu karena saat dibentuk pada 1 Mei 1946, sekelompok pemuda yang dipimpin Humberto Vaca Pereyra Montano melihat kota tempat mereka tinggal, Santa Cruz de La Sierra, sedang berkembang. Karena itu, mereka memutuskan menamai klub itu "blooming".

Meski sedang "berkembang", prestasi Blooming cukup bagus di sepakbola Bolivia. Skuad berseragam biru langit tersebut tercatat sempat menjuarai Liga Bolivia 1984, 1998, 1999, 2005 (Apertura), dan 2009 (Clausura).

Dalam daftar berikutnya ada Club Aurora. Tim yang berbasis di Cochabamba itu memiliki arti "sinar di waktu fajar". Didirikan pada 27 Mei 1935, tim berseragam biru muda tersebut terinspirasi dari cahaya indah saat fajar di kota tempat mereka berasal. Cochabamba adalah kota yang memiliki julukan "Eternal Spring" lantaran mempunyai cuaca yang sejuk layaknya musim semi sepanjang tahun.

Sejuknya cuaca di Cochabamba ternyata juga mempengaruhi prestasi Aurora.  Mereka baru dua kali menjuarai Liga Bolivia, yaitu pada 1963 dan 2008 (Apertura). Mereka juga baru dua kali bermain di Copa Libertadores dengan hasil tersingkir di Putaran I.

Tapi, dari 14 klub yang berlaga di Primera Division musim ini, The Strongest menjadi klub dengan nama paling keren. Tim yang berbasis di La Paz dan menjadikan Estadio Hernando Siles kandang itu memiliki arti "yang terkuat". Dengan nama itu, Los Tigres menjadi klub terkuat di Bolivia.

The Strongest menjuarai kompetisi elite Bolivia 12 kali, yaitu 1977, 1986, 1989, 1993, 2003 (Apertura), 2003 (Clausura), 2004 (Clausura), 2011 (Apertura), 2012 Clausura, 2012 (Apertura), 2013 (Apertura), serta 2016 (Apertura). Mereka juga 14 kali menjadi runner-up, yaitu 1979, 1980, 1981, 1988, 1999, 2005 (Apertura), 2015 (Clausura), 2016 (Clausura), 2017 (Apertura), 2017 (Clausura), 2018 (Apertura), 2018 (Clausura), 2019 (Apertura), serta 2019 (Clausura).

Klub yang terbentuk pada 8 April 1908 itu juga menjadi tim yang paling sering mewakili Bolivia di Copa Libertadores. Banyak pemain tim nasional Bolivia berasal dari skuad berseragam kuning-hitam tersebut. Contohnya, Daniel Vaca, Marvin dan Danny Bejarano, Jhasmani Campos, Raul Castro, hingga Walter Veizaga.

Selain klub-klub yang bermain di Primera Division, nama-nama unik tim sepakbola Bolivia dengan Bahasa Inggris juga terjadi di kasta bawah. Sebut saja Club Destroyers. Dari namanya, tim asal Santa Cruz de la Sierra tersebut memiliki arti "klub perusak". Ada pula Sport Boys. Tim dari Warnes itu jika diartikan secara harafiah adalah "anak-anak olahraga".

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network