Oezil, Eriksen, Isco, Coutinho: Di Balik Redupnya Playmaker Sejati

"Apakah sekarang ini menjadi era dimana seorang playmaker tidak lagi dibutuhkan di panggung hijau?"

Analisis | 19 December 2020, 02:18
Oezil, Eriksen, Isco, Coutinho: Di Balik Redupnya Playmaker Sejati

Libero.id - Beberapa pelatih tampaknya sedang ramai-ramai untuk tidak memainkan para gelandang yang pada masanya dikenal kreatif. Ada beberapa contoh pemain yang sangat berbakat yang tidak lagi dipandang sangat diperlukan oleh klub mereka. Sebut saja Isco, Paulo Dybala, Coutinho atau bahkan Mesut Oezil.

Pertanyaannya, dalam kompleksitas permainan, apakah daftar nama di atas benar-benar tak dibutuhkan lagi? Apakah jika memasang mereka berisiko membuat tim mengalami kerapuhan?

Biasanya para pesepakbola di atas dimainkan sebagai playmaker. Tapi pelan-pelan para pelatih mulai bermigrasi dengan menggunakan formasi 4-2-3-1 yang lebih mengandalkan dua gelandang, jadi tak hanya ketergantungan pada sosok satu pemain.

Mesut Ozil menjadi bintang, Juan Mata muncul sebagai bakat generasi terbaik dan David Silva pada masanya sangat menentukan era kejayaan di Manchester City, merupakan sederetan cerita-cerita masa lalu tentang kegemilangan playmaker.

Kini sepak bola telah berkembang dengan gaya permainan yang lebih mengandalkan fisik dan lebih mementingkan tekanan dan kemampuan untuk melepaskan bola.

Di waktu yang bersamaan, nama-nama di atas mulai mengendur secara fisik dan tampak tak punya cukup waktu untuk beradaptasi dengan gaya permainan tempo tinggi.

Lihatlah statistik musim 2020/21 untuk para pemain playmaker yang dulunya punya reputasi nomor satu, sejauh ini Isco, Christian Eriksen dan Oezil telah mengumpulkan total nol gol dan nol assist. Benar-benar mengerikan bukan?

Dele Alli memiliki dua gol dan satu assist, tetapi Jose Mourinho tidak akan memainkannya secara reguler lagi, sementara Dybala telah kehilangan tempatnya di Juventus setelah hanya menghasilkan dua gol musim ini.

Jika bertolak dari fakta dan statistik di atas, maka tak ada salahnya kita mengatakan bahwa pada tahun 2020 peran playmaker kian makin redup.

Pada era modern ini, pesepakbola dituntut untuk mahir bermain di dua atau bahkan tiga posisi berbeda, dan ini adalah sesuatu yang tidak pernah dibiasakan oleh pemain nomor 10  yang berjaya di era tahun 2010-an. Seperti halnya Oezil, Coutinho, Eriksen, Isco dan lain sebagainya.

Pada masanya nama-nama beken itu diberi kebebasan untuk berkreasi, tetapi kebebasan seperti itu tampaknya sudah usang. Kita telah melihat bintang-bintang yang pernah dianggap berperan besar sebagai playmaker kini memasuki senjakala, seiring berkembangnya posisi pemain dan kesadaran pelatih dalam memilih format bermain.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network