Pelatih Eibar Kecewa Tangan Ramos Sentuh Bola, Tapi Tak Ada Penalti

"Pakar wasit Marca: "Penalti seharusnya diberikan kepada Eibar.""

Berita | 21 December 2020, 01:00
Pelatih Eibar Kecewa Tangan Ramos Sentuh Bola, Tapi Tak Ada Penalti

Libero.id - Sebuah momen kontroversial terjadi pada laga Eibar melawan Real Madrid. Ketika pertandingan menyisakan 10 menit dengan keunggulan Madrid 2-1, Eibar sebenarnya berpeluang menyamakan kedudukan.

Para pemain Eibar meminta wasit untuk menunjuk titik putih ketika Yoshinori Muto menyundul bola ke lengan Sergio Ramos di area penalti.

Namun, wasit Jose Luis Munuera Montero memilih untuk tidak memberikan penalti terhadap Sergio Ramos. Peristiwa itu terjadi pada menit ke-82.

"Bek tengah Real Madrid menggerakkan tubuhnya dengan siku di depan tembakan Muto, menempati ruang antara bola dan gawang," kata pakar wasit Juan Andujar Oliver kepada Radio MARCA.

"Penalti seharusnya diberikan kepada Eibar."

Pelatih Eibar Jose Luis Mendilibar kecewa karena timnya tidak diberikan penalti pada paruh kedua saat melawan Real Madrid.

"Bola mengenai tangan dan itu tampak seperti penalti bagi saya," kata Mendilibar setelahnya. “Ramos juga mengira itu penalti, karena itu yang dia katakan kepada pemain lain.”

"Saya ingin Anda mengatakan apa yang Anda pikirkan. Di lain waktu, mereka melihat ke semua [sudut] kamera selama dua atau tiga menit. Hari ini, mereka membuat keputusan dalam 20 detik dan bahkan tidak melihat ke situ.”

"Saya tidak tahu apa yang akan dikatakan VAR [wasit]. Apakah sudah jelas bahwa itu bukan penalti, dari apa yang dilihatnya?

Terlepas dari rasa frustrasi karena klaim penalti dan kekalahan, bos Eibar senang dengan semangat timnya melawan Real Madrid.

"Mereka jauh lebih baik daripada kami pada awalnya dan sepertinya semua peluang menjadi tipis bagi kami," Mendilibar mengakui. "Saya berpikir untuk membuat perubahan agar mereka tidak mempermalukan kami.”

"Hari ini, kami melihat bahwa para pemain percaya pada apa yang kami minta dari mereka. Kami terus menekan pada garis tinggi dan begitu kami mulai mendapatkan bola dari mereka di pertahanan lawan, kami merasa lebih baik.

"Kami memiliki pertandingan hebat melawan tim Madrid yang sangat bagus dan itu sesuatu yang membuat kami bahagia."

Sementara pelatih Real Madrid Zinedine Zidane memilih diplomatis dalam megomentari potensi penalti untuk lawannya.

"Yang terpenting adalah wasit yakin akan hal itu," kata Zidane tentang insiden itu. "Saya tidak terlibat, seperti biasa. Wasit ada di sana untuk bertanya (kepada VAR) dan hanya itu."

Real Madrid mencetak dua gol dalam penampilan yang luar biasa di babak pertama, meskipun Eibar bangkit seiring berlalunya waktu.

"Kami memulai permainan dengan brilian. Kami mencetak dua gol tapi kemudian mereka mendapatkan momennya,” ujar Zidane.

"Kami menderita tetapi kami mengendalikan permainan. Itu normal bahwa kami menderita. Kami memulai dengan baik. Mereka mencetak gol dan itu mengubah permainan. 20 menit pertama spektakuler, dengan mobilitas yang kami miliki di sekitar lapangan.”

"Kami tahu bagaimana mengontrol permainan. Ini adalah tempat yang sulit untuk didatangi dan kami bahkan mengontrol permainan dari awal hingga akhir. Ini adalah pertarungan yang sulit. Kami bermain setiap tiga hari."

Meski memiliki jadwal yang padat, Real Madrid tidak merotasi skuadnya sesering biasanya.

"Pasti akan ada perubahan, karena kami memiliki banyak pertandingan," Zidane menegaskan. "Kami merotasi sedikit akhir-akhir ini, tetapi semua orang ada dalam rencana saya. Kami belum membuat banyak perubahan tetapi untuk saat ini memang seperti itu."

Real Madrid menempel ketat Atletico Madrid yang menduduki puncak klasemen La Liga selepas memenangi laga pekan ke-14.

Real yang bertandang ke Ipurua pada Senin WIB, meraih kemenangan meyakinkan 3-1 atas Eibar.

Kemenangan berkat andil satu gol dan dua assist Karim Benzema itu membuat Real naik ke posisi kedua klasemen.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network