Sedang Tren di Klub Indonesia, Ini 6 Pelatih Kiper Asing di Era Liga 1

"Dalam beberapa tahun terakhir muncul fenomena pelatih kiper impor. Ada yang pernah melatih kiper Liverpool Alisson Becker!"

Feature | 24 December 2020, 01:27
Sedang Tren di Klub Indonesia, Ini 6 Pelatih Kiper Asing di Era Liga 1

Libero.id - Ada hal menarik di kompetisi sepakbola Indonesia di era Liga 1. Dulu, banyak klub hanya berpikir merekrut pemain atau pelatih asing. Tapi, dalam beberapa tahun terakhir muncul fenomena pelatih kiper impor.

Kiper adalah posisi yang sangat vital di permainan sepakbola. Bertugas menjaga gawang, kiper mendapatkan seragam khusus dan sarung tangan untuk membedakan dengan pemain lapangan lain. Saat sebuah tim kalah, terkadang kiper menjadi kambing hitam.

Keistimewaan kiper bisa dilihat dari sejumlah regulasi. Selain seragam yang berbeda, kiper memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pemain lain. Mereka punya hak untuk memegang bola, dilindungi dari benturan dengan pemain lain, hingga diizinkan memegang bola selama beberapa detik. Setiap pelanggaran yang dilakukan terhadap kiper, kartu kuning menjadi yang paling ringan.

Namun, untuk menjadi penjaga gawang tangguh diperlukan sejumlah kriteria khusus. Postur harus tinggi. Memiliki refleks yang baik. Kiper juga harus berani karena terkadang seluruh anggota tubuhnya digunakan untuk mencegah bola sepakan lawan masuk gawang.

Untuk membuat sebuah klub memiliki kiper tangguh, dibutuhkan pelatih kiper jempolan. Di masa lalu klub-klub Indonesia hanya mengandalkan pelatih kiper lokal yang mantan penjaga gawang di kompetisi dalam negeri. Tapi, beberapa tahun terakhir muncul pelatih-pelatih kiper asing. Mereka mampu menurunkan metode latihan kiper yang sangat bagus dengan hasil yang layak dipuji.

Berikut ini 6 pelatih kiper asing yang pernah maupun sedang meramaikan kompetisi sepakbola di Indonesia, khususnya Liga 1:
 
1. Luiz Fernando Silva Passos (Borneo FC, Persib)

Libero.id

Kredit: persib.co.id

Dikenal sebagai Luizinho Passos, Luiz Fernando Silva Passos adalah sosok yang sangat berjasa untuk tim nasional Indonesia. Meski tidak pernah melatih tim Garuda, pria asal Brasil itu adalah pelatih kiper yang membuat Muhammad Ridho dan Nadeo Argawinata tampil membanggakan di timnas.

Kisah tangan midas Passos menukangi Ridho dan Nadeo terjadi di Borneo FC sejak 2017. Saat itu, Passos adalah pelatih kiper yang sudah berkarier 10 tahun di sepakbola Brasil. Dia menukangi banyak klub di kompetisi kasta tertinggi Negeri Samba, termasuk Cruzeiro.

Datang ke Samarinda, Passos langsung ditugaskan membenahi Ridho, Nadeo, dan David Ariyanto. Hasilnya, langsung terlihat. Ridho menjelma menjadi kiper yang punya refleks bagus dan mendapatkan panggilan timnas senior. Begitu pula Nadeo yang menjadi pilihan utama di bawah mistar ketika SEA Games 2019 berlangsung di Filipina.

Saat Ridho pergi ke Madura United, Passos diberikan Alfonsius Kevlan dan Gianluca Pandeynuwu sebagai deputi Nadeo. Ada juga kiper muda, Muhammad Zulfikri. Saat Nadeo bermain di timnas U-23, Gianluca menjadi wajah baru yang diberi kepercayaan untuk tampil mengawal gawang Borneo. Mantan kiper timnas U-19 itu tampil sama bagusnya dengan Ridho atau Nadeo.

Cerita kehebatan Passos di Kalimantan sampai ke telinga Persib Bandung. Sejak awal musim 2020, Passos dikontrak Maung Bandung untuk menggantikan Gatot Prasetyo, yang menyatakan mundur dengan alasan ingin fokus pada pekerjaannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Di Bandung, dia menangani Teja Paku Alam, I Made Wirawan, dan Dhika Bayangkara.

Menariknya, Passos bukan tipe pelatih yang pelit berbagi. Dia memposting semua teknik latihan kiper yang dikuasainya di akun media sosial Instagram miliknya, @luiziinhopassos_goalk. Di situ dia menampilkan video-video berbagai teknik latihan bersama anak asuhnya.

Metodenya sangat unik karena menggunakan berbagai barang selain bola dan gawang. Ada bola tenis. Ada juga bola raksasa untuk pilates. Dia juga menggunakan meja, kursi, hingga kasur sebagai media latihan.

2. Ricardo Felipe Navarro dos Passos (Arema)

Ricardo menjadi pelatih Arema pada 2018. Tapi, kehadirannya justru menimbulkan kontroversi. Bersama Balsa Bosovic, kontrak pelatih asal Brasil tersebut dihentikan pada jeda putaran pertama. Pelatih Arema saat itu, Milan Petrovic, menyebut Ricardo sengaja mengundurkan diri dengan alasan keluarga.

Sebaliknya, Ricardo membantah klaim tersebut. Dia mengatakan tidak tahu alasan dirinya harus berhenti membantu Singo Edan ketika kompetisi 2018 baru berlangsung setengah jalan. Ricardo memutuskan kembali ke kampung halamannya di Negeri Samba dan tidak kembali ke Indonesia lagi.

3. Branislav Radojcic (Arema)

Setelah kehilangan Ricardo, Arema mempekerjakan Radojcic untuk membantu Milan Petrovic. Pelatih kiper asal Serbia itu datang bersama penjaga gawang baru Singo Edan, Srdjan Ostojic.

"Mereka merupakan rekomendasi pelatih kepala (Petrovic) karena untuk posisi penjaga gawang memang sangat vital. Tentu saja ini menjadi prioritas utama. Karena itu, pelatih kiper ini didatangkan setelah Arema melepas Ricardo," kata GM Arema, Ruddy Widodo, saat itu, di situs resmi Singo Edan.

Sayang, baik Radojcic maupun Ostojic tidak bertahan lama di Stadion Kanjuruhan. Datang awal awal putaran kedua, mereka pergi setelah Liga 1 2018 berakhir.

4. Andrew Petterson (PSIS, Bali United)

Libero.id

Kredit: baliutd.com

Lahir di Fremantle, Australia Barat, 26 September 1969, Petterson adalah mantan pesepakbola Australia yang terakhir bermain untuk ECU Joondalup di Liga Premier Australia Barat. Dia sempat menjadi kiper di beberapa klub Inggris seperti Luton Town, Swindon Town, Ipswich Town, Charlton Athletic, Bradford City, Portsmouth, Wolverhampton Wanderers, West Bromwich Albion, Brighton and Hove Albion, hingga Bournemouth.

Setelah pensiun, Petterson menjadi direktur teknik di klub terakhirnya (ECU Joondalup) pada 2013. Sempat menjadi pelatih kiper di Newcastle Jets, ECU Joondalup, Perth Glory FC Westfield, dan Ilocos United, Petterson pergi ke Indonesia untuk bergabung dengan PSIS Semarang pada 2018. Di PSIS, dia menangani Aji Bayu Putra, Jandia Eka Putra, Sendri Johansyah, dan Satriawan Eka Putra.

Meski mampu membuat kiper PSIS percaya diri, Petterson tidak lama melatih. Datangnya tawaran dari Bali United membuat dirinya berubah pikiran. Dia ikut membantu Stefano Cugurra Teco ketika Serdadu Tridatu menjuarai Liga 1 2019. Musim ini dia tetap dipercaya menangani Nadeo Argawinata, Wawan Hendrawan, Samuel Reimas, dan Rakasurya Handika.

5. Felipe Americo (Barito Putera, Arema)

Setelah ditinggal Ricardo Felipe Navarro dos Passos dan tidak melanjutkan kontrak kerja Branislav Radojcic, manajemen Arema mencari pelatih kiper jempolan lagi. Mereka mendapatkan Felipe Americo. Pelatih kiper asal Brasil tersebut sebelumnya bekerja bersama Jacksen Tiago di Barito Putera. Americo bekerja sejak awal musim 2020.

6. Gerson Rios (Persipura)

Gerson menjadi pelatih kiper Persipura Jayapura pada Liga 1 2020 atas rekomendasi Jacksen Tiago. Pria asal Brasil tersebut datang ke Papua untuk mengisi tempat pelatih kiper sebelumnya, Alan Haviluddin, yang memilih menerima pinangan ke Bhayangkara FC.

Baru pertama kali ke Indonesia, Gerson bukan pelatih kiper sembarangan di kampung halamannya. Dia pernah tercatat sebagai pelatih kiper tim nasional junior Brasil. Salah satu penjaga gawang yang ketika itu berada langsung di bawah arahan Gerson adalah Alisson Becker.

Saat ini Alisson menjelma menjadi salah satu penjaga gawang terbaik dunia setelah meninggalkan AS Roma untuk bergabung dengan Liverpool. Alisson menjadi salah satu pahlawan Liverpool ketika menjuarai Liga Champions 2018/2019 dan Liga Premier 2019/2020.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network