Mauricio Pochettino dan Kenangan Manis 20 Tahun Lalu di PSG
Biografi | 06 January 2021, 15:53
"Saat itu dia bermain bersama Ronaldinho. Dipandang pelatih paling tepat bagi raksasa Prancis itu."
Libero.id - Mauricio Pochettino ditunjuk sebagai pengganti Thomas Tuchel di Paris Saint Germain. Tuchel sebelumnya dipecat usai Neymar dan kawan-kawan membantai RC Strasbourg dengan skor 4-0. Tuchel dipecat lebih karena isi wawancara dengan media yang tidak pantas di mata manajemen PSG.
Kembali pada Pochettino, sebagai gelandang tengah di saat masih aktif bermain, Poch yang kini berusia 48 tahun, menikmati tahun-tahun terbaiknya sebagai pemain di Parc des Princes sekaligus menjabat sebagai kapten klub.
Tidak hanya menemukan penampilan terbaiknya dan mendapat panggilan ke skuad Piala Dunia 2002 Argentina, ia juga bermain bersama pemain top dunia seperti Ronaldinho. Meskipun mereka mungkin tidak sesukses dalam hal memenangkan trofi, keduanya mendapat pujian karena gaya permainan mereka di bawah Luis Fernandez. Dan Pochettino sendiri, tidak merahasiakan keinginannya untuk mengelola Les Rouge et Bleu.
Rumah kedua untuk Pochettino
Selama bertahun-tahun, Pochettino telah menekankan keinginannya untuk kembali ke kota Paris dan kembali bersama PSG. Pada tahun 2016, ia sempat mengungkapkan bahwa ingin menjadi manajer disana suatu hari nanti, dan ia pun mengakui bahwa dirinya tetap seorang penggemar berat Les Parisiens.
“Saya selalu mengatakan bahwa saya akan senang bergabung dengan klub hebat seperti PSG,” ujar Pochettino kepada stasiun radio Prancis, RMC.
“Datang ke Paris? Saya berharap begitu. Memang benar itu akan menyenangkan saya. Itu bagian dari mimpiku. Saya mencoba untuk menonton semua pertandingan mereka, terutama di Liga Champions.”
Mantan rekan setimnya, Didier Domi percaya penunjukan Pochettino adalah sesuatu yang mudah dengan pria Prancis itu menyebut Pochettino "sudah menjadi milik keluarga" di PSG.
"Dia mencentang semua kotak dan memiliki segalanya untuk sukses: hubungan yang baik dengan para pemain dan organisasi yang baik dengan stafnya," tambahnya.
"Dia tahu bagaimana mengelola tekanan dan ide sepak bolanya melekat pada Paris. Dia memiliki semua kartu di tangan."
Untuk tim ibu kota sendiri, Poch dikatakan sangat menyukai waktunya tinggal di Prancis - karena terpesona oleh kekayaan budaya yang berkembang di kota menara Eiffel tersebut.
Seorang mantan pahlawan
Seperti Frank Lampard di Chelsea, Pochettino akan kembali ke klub yang memujanya sebagai pemain. Poch muda memulai kariernya di bawah asuhan Marcelo Bielsa di Newell's Old Boys, di mana ia sukses memenangkan Divisi Primera Argentina di awal 90-an. Kemudian ia menjadi legenda di Espanyol, memenangkan Copa del Rey dua kali untuk klub yang hidup di bawah bayang-bayang tetangga mereka, FC Barcelona.
Pada tahun 2001 ia bergabung dengan PSG untuk mencari tantangan baru di usia 29 tahun dan dengan mulus mampu beradaptasi di kompetisi tertinggi di kota Mode. Ia menjadi kapten tim dan memainkan 95 pertandingan selama tiga musim dan memiliki banyak penggemar atas keinginan dan tekadnya.
Tim impian
PSG gemerlap di awal 2000-an, dan hampir sebanding dengan tim yang dibangun oleh pemilik saat ini, Qatar Sports Investments. Namun, mereka tidak mencapai kesuksesan yang dimiliki Neymar, Mbappe dan kawan-kawan di zaman modern ini.
Selama karier Pochettino bersama Les Parisian, ia sukses memenangkan Piala Intertoto pada tahun 2001 dan medali runner-up di Piala Prancis, raihan tersebut cukup mengecewakan bila melihat kembali isi skuad dari anak asuh Luis Fernandez pada waktu itu.
Poch menikmati dua musim bermain dengan Ronaldinho, sebelum pemain Brasil itu pindah ke Barcelona dan menjadi pemain terbaik dunia. Ia juga bermain bersama sesama pemain Argentina Gabriel Heinze - yang kemudian menjadi bintang Manchester United. Ada satu tahun masing-masing dengan Nicolas Anelka, Jay-Jay Okocha dan Laurent Robert, dan dua tahun dengan pelatih Arsenal saat ini, Mikel Arteta.
Mungkin bersama semua superstar itu ia tidak mendapatkan keberuntungan untuk meraih gelar Ligue 1, namun kini dengan posisi sebagai juru taktik, mungkin saja Poch akan memenangkan gelar liga dengan klub yang ia cintai 20 tahun lalu.
Selamat bergabung Poch !!!.
Rekomendasi Untuk Anda
- Kisah Simy Nwankwo, Pemain Nigeria Korban Rasialisme Jadi Warga Kehormatan Crotone
- Kisah Magico Gonzalez, Pemain Sangat Berbakat yang Ingin Ditiru Maradona
- Kisah Archie Thompson, Pencetak 13 Gol ke Gawang Samoa Kini Punya 150 SSB
- Kisah Eric Murangwa Eugene, Lolos Pembantaian Etnis di Rwanda karena Sepakbola
- Kisah Pemain Baru Persela Melvyn Lorenzen, Saat Bingung Tentukan Timnas
Tag Terkait
Komentar
Libero Video
Berita Terbaru
- ANALISIS17 April 2021, 11:20
5 Hal yang Perlu Dilakukan Mbappe untuk Menangkan Ballon d'Or 2021
- FEATURE17 April 2021, 09:55
Momen Lionel Messi Mengajari Royston Drenthe Cara Menggiring Bola
- FEATURE17 April 2021, 08:55
5 Transfer Real Madrid yang Tidak Pernah Diduga
- FEATURE17 April 2021, 07:27
Ketika Puyol & Alex Song Terlibat Momen Sepakbola Paling Canggung
- FEATURE17 April 2021, 06:11
Ketika Jose Bosingwa Meng-kungfu Bennayoun Tapi Tak Dihukum Wasit
- FEATURE16 April 2021, 20:42
Momen Pelanggaran Paling Disengaja dalam Sejarah Sepakbola
- FEATURE16 April 2021, 20:18
Video Laga Ujicoba Tanpa Offside Sesuai Usul Van Basten, Skor 9-7
- VIRAL16 April 2021, 19:26
Momen Peter Crouch Lupa Pernah Bikin Gol di Liga Champions