5 Superstar yang Sukses Setelah Berubah Posisi

"Dani Alves dulunya bek kanan kini menikmati posisi sebagai playmaker dengan nomor 10."

Feature | 27 January 2021, 13:56
5 Superstar yang Sukses Setelah Berubah Posisi

Libero.id - Banyak waktu yang dibutuhkan untuk membangun karier pemain sepak bola profesional hingga menjadi seorang bintang. Jumlah jam yang dihabiskan untuk latihan serta mempelajari pola permainan dan detail posisi yang mereka mainkan merupakan bagian integral dari kehidupan pesepakbola.

Mengingat hal itu, wajar jika sulit bagi pesepakbola untuk berganti posisi di tengah karier mereka. Di masa lalu, nyatanya terdaftar beberapa nama yang justru sukses dengan perubahan posisinya. Sebut saja, Bastian Schweinsteiger, dimulai sebagai pemain sayap kanan yang cemerlang, sebelum akhirnya menjadi gelandang tengah untuk Tim Nasional Jerman dan Bayern Munich.

Orang-orang seperti Javier Mascherano, Steven Gerrard, dan Vincent Kompany semuanya merubah posisi mereka di lapangan, nyatanya mereka justru semakin sukses di level papan atas. Berikut adalah sederet nama pemain bola yang justru sukses dengan beralih posisi.

5. Alphonso Davies

Libero.id

Kredit: instagram.com/alphonsodavies

Alphonso Davies menemukan kesempatannya di posisi bek kiri Bayern Munich, dan di bawah kepemimpinan Hansi Flick pada musim 2019-20, ia tanpa ragu mengambil kesempatan itu.

Pemuda Kanada itu datang ke Bayern setelah mengukir namanya sebagai pemain sayap kiri. Namun kendalapun datang, peluangnya sangat terbatas sebab tim sudah memiliki pemain seperti hebat Serge Gnabry, Franck Ribery dan Kingsley Coman.

Bayern dipaksa untuk memindahkan David Alaba ke bek tengah, saat mereka membutuhkan bek kiri, saat itu Lucas Hernandez dan Niklas Sule dalam kondisi cedera. Di bawah Flick, Davies hanya diberi perintah untuk melakukan tugas sederhana yaitu menghancurkan jantung pertahanan lawan dengan kecepatannya.

Strategi dan dominasi Bayern di sebagian besar permainan mereka, membuat Davies tetap mengambil posisi sebagai pemain sayap kiri, meski bermain sebagai bek kiri. Sungguh sangat tidak terduga, nyatanya pemain Kanada itu justru menjadi bagian integral dari tim pemenang treble Bayern Munich musim lalu.

Beritapun mulai banyak beredar membahas tentang kemampuannya menyerang, termasuk assist sensasional dalam kemenangan Bayern 8-2 atas Barcelona musim lalu, kecepatannya beradaptasi dalam posisi bertahan juga menjadi aset yang sangat penting bagi tim yang bermain dengan garis pertahanan tinggi.

4. David Alaba

Libero.id

Kredit: instagram.com/da_27

Alaba selalu dikenal sebagai pemain serba bisa. Selama beberapa tahun, ia bermain sebagai bek kiri untuk Bayern Munich, dan juga bermain sebagai gelandang tengah untuk tim nasional Austria.

Namun, krisis cedera di Bayern Munich musim lalu membuat Alaba harus lebih beradaptasi dengan posisi baru. Baginya posisi baru bukanlah kendala, ketika Hansi Flick memasangkannya dengan Jerome Boateng di jantung pertahanan Bayern Munich.

Kemampuan Alaba benar-benar ada di level yang berbeda, kehebatannya membaca permainan, hingga terampilnya dia menggiring bola. Terbukti, memang harus diakui bahwa pemain Austria itu memang memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk benar-benar membuat namanya terkenal di posisi bek tengah.

Hanya butuh waktu singkat, Alaba sukses membuat dirinya menjadi bagian penting dalam peran itu, Sampai tiba orang-orang seperti Sule kembali dari cedera mereka.

Dengan intensitas permainan tinggi yang selalu digunakan Bayern, kecepatan Alaba menjadi aset yang benar-benar penting, kehebatannya dalam mengubah pola permainan dan kemampuannya mengamankan pertahanan dengan merebut bola di posisi belakang.

3. Dani Alves

Libero.id

Kredit: instagram.com/danialves

Dani Alves, selama bertugas di Barcelona, Juventus, dan Paris Saint-Germain telah menjadikan dirinya sebagai salah satu bek kanan terbaik yang pernah berlaga.

Menjadi jajaran pemain paling berprestasi dalam sepak bola, hal ini tidak luput dari semua pencapaiannya, Alves bergabung dengan klub Brasil Sao Paulo pada 2019, dan diberi nomor punggung 10.

Namum berbeda dengan Arsenal yang memberi William Gallas dengan nomor punggung 10 meskipun dia adalah seorang bek tengah. Dani Alves benar-benar harus beradaptasi dalam tempo serangan di lini tengah saat membela klub asal Brazil tersebut.

Veteran asal Brasil itu sudah tidak asing lagi dengan kepindahan posisinya. Dia bahkan menjaga gawang dalam kariernya, ketika dia berada di antara mistar gawang PSG dalam pertandingan melawan Sochaux.

2. Gareth Bale

Libero.id

Kredit: instagram.com/garethbale11

Bale adalah bek kiri yang sedang berkembang di akademi Southampton, sebelum bergabung dengan Tottenham Hotspur. Dia juga memiliki karier yang pasang surut di Spurs, dan tidak pernah benar-benar mendapatkan tempat di tim sebagai bek kiri.

Bale justru lebih sering hanya melihat permainan dari bangku cadangan, ketika Harry Redknapp memutuskan untuk menggunakan kualitas pemain Wales itu dalam peran selanjutnya, saat itulah dia mulai berkembang, dan akhirnya menjadi pemain kelas dunia. Faktanya, pada musim 2012-2013, Bale dinobatkan sebagai pemain terbaik pada musim itu oleh PFA untuk musim yang luar biasa bersama Spurs, ini juga menjadi awal mula kepindahannya ke Real Madrid.

Pada akhirnya, segalanya berubah menjadi buruk bagi pemain Wales di Real Madrid, namun perlu diingat dia juga memiliki karier yang dipenuhi dengan momen-momen ikonik untuk Los Blancos. Dua gol di final Liga Champions UEFA, gol ikonik ke gawang Barcelona di final Copa Del Rey, Bale memang sukses menghasilkan momen-momen eksentrik yang pantas dikenang oleh para penggemar Real Madrid.

1. Sergio Ramos

Libero.id

Kredit: instagram.com/sergioramos

Bahkan hingga Piala Dunia FIFA 2010, Ramos adalah bek kanan untuk Spanyol. Namun, apa yang telah dia usahakan setelah itu bahkan melampaui imajinasi terliar.

Sebagai seorang bek sayap yang berjiwa petualang, sejak saat itu dia sudah memutuskan untuk selalu berkembang, dan suksesnya membuat kekuatan kokoh di jantung pertahanan Real Madrid, telah menjadi kemajuan yang luar biasa dari Ramos.

Real Madrid benar-benar sangat merasakan dampak besar ketika sang kapten tidak dapat berlaga, Benar-benar sangat berbeda ketika Ramos ikut berlaga dengan sebuah laga tanpa kehadirannya.

Ramos menjadi kapten Real Madrid untuk tiga gelar Liga Champions UEFA berturut-turut, dan telah menjadi salah satu kontributor terbesar bagi kesuksesan klub baru-baru ini di bawah Zinedine Zidane, dalam peran yang mungkin tidak pernah dia bayangkan saat pindah ke Bernabeu dari Sevilla.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network