Kisah Ketika Van Nistelrooy Sebut Cristiano Ronaldo Pemain Sirkus

"Pada suatu ketika Van Nistelrooy adalah ‘dewa’ di MU. Cristiano Ronaldo masih bau kencur. Sebuah momen membuat Van Nistelrooy marah besar!"

Feature | 31 January 2021, 04:51
Kisah Ketika Van Nistelrooy Sebut Cristiano Ronaldo Pemain Sirkus

Libero.id - Lebih baik jangan mengaku sebagai penggemar sepak bola jika Anda tidak mengenal yang namanya Cristiano Ronaldo. Nama megabintang asal Portugal itu telah berkibar ke seantero dunia.

Karena kehebatan dan prestasinya Ronaldo dikenal oleh banyak orang. Di sosial media Ronaldo punya lebih dari 257 juta pengikut. Puja-puji tak pernah lepas dari kehidupan pribadi Ronaldo. Sebagai atlit sepak bola profesional dia hampir punya segala hal untuk dibanggakan.

Tapi semua itu butuh proses. Tak datang serta merta. Sudah jadi rahasia umum, Ronaldo adalah pekerja keras. Ia menghabiskan porsi latihan lebih banyak dari pemain pada umumnya. Ya, kerja keras merupakan salah satu kuncinya.

Meski usianya sudah memasuki angka 35, Ronaldo masih tetap tampil mobile. Bahkan mungkin sedang matang-matangnya.

Namun coba bandingkan dengan Ronaldo di saat masih muda. Ketika ia baru saja diboyong Manchester United dari Sporting Lisbon,  pada tahun-tahun itu, meminjam lirik lagu Rhoma Irama, Ronaldo tengah dalam masa yang 'berapi-api' yang 'selalu merasa gagah', satu ketika karena ulah penuh gayanya, Ronaldo pernah disemprot oleh pemain senior Setan Merah dalam hal ini Ruud van Nistelrooy.

"Ronaldo pernah dimarahi saat sesi latihan, dan saya ingat pada suatu waktu yang ini saya pikir adalah momen yang bagus untuknya agar dijadikan pelajaran dengan baik," kata rekan setim Ronaldo, yakni Rio Ferdinand.

Ya, saat sesi latihan klub, Ronaldo sering memamerkan aksi individunya. Dan nyatanya, ada beberapa pemain yang tak suka dengan caranya itu. Satu di antaranya  adalah Nistelrooy.

"Pada saat itu Nistelrooy adalah pemain penting di United. Dia adalah pencetak gol andalan untuk klub. Di saat latihan, Ronaldo memegang bola di sisi sayap dan ia unjuk kebolehan individu, sementara itu Nistelrooy berlari dan melakukan pergerakan di dalam kotak penalti.

"Tapi Ronaldo tidak mengoper bola itu  dan Nistelrooy muntab lalu berteriak 'kau seharusnya bermain di sirkus, bukan di lapangan’,” Kenang Rio Ferdinand.

Mungkin Nistelrooy ada benarnya, sebab bola adalah kerja tim, bukan semata pertunjukan tunggal seperti di sirkus-sirkus.

Jika kita membuat pemakluman, maka apa-apa yang dilakukan Ronaldo waktu itu wajar belaka. Di usianya yang ke-19 waktu itu boleh dibilang merupakan puncak egonya.

Dan momen dimarahi Nistelrooy itu mungkin bakal selalu diingat oleh Ronaldo sebagai proses pendewasaan. Pada akhirnya kita tahu, Ronaldo belajar dari setiap kejadian. Buahnya itu bisa kita lihat dari cara bermain Ronaldo di lapangan.

Ia jadi lebih bijak, dan mulai mengerti waktu untuk pamer skill dan waktu untuk membagi bola.

Dengan begitu, Ronaldo dan Nistelrooy tampak lebih menyatu di lapangan. Tercatat Ronaldo bermain selama 6 musim di Old Trafford. Ia membukukan sekitar 118 gol dari 292 laga di semua kompetisi.

9 gelar ia persembahkan untuk Manchester United, sebelum akhirnya bergabung dan melakukan hal yang lebih lagi untuk Real Madrid. Dan saat ini, Ronaldo sudah berseragam Juventus.

Tapi yang penting untuk diingat, perkembangan permainan dan mental Ronaldo sebagai pesepakbola kelas wahid tumbuh pesat saat di Manchester United, saat bersama pemain-pemain bintang seperti Paul Scholes, Ryan Giggs, Rud van Nistelrooy dan lainnya.

Dari merekalah, Ronaldo muda menegak pelajaran berharga. Terutama nama yang terkahir.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network