Kisah Pemain Porto Jesus Corona Ganti Nama, Lelucon Pun Bertebaran

"Dalam kondisi normal, corona memiliki makna yang sangat bagus karena mahkota adalah atribut yang dikenakan raja di kepalanya. Tapi sekarang?"

Biografi | 31 January 2021, 06:12
Kisah Pemain Porto Jesus Corona Ganti Nama, Lelucon Pun Bertebaran

Libero.id - Bagaimana rasanya memiliki nama Corona ditengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia. Apakah takut? Sedih? Atau, justru bangga? Tanyakan hal itu pada pemain FC Porto asal Meksiko, Jesus Manuel Corona Ruiz alias Tecatito.

Corona adalah kata dalam Bahasa Spanyol yang berarti crown atau mahkota. Dalam kondisi normal, corona memiliki makna yang sangat bagus karena mahkota adalah atribut yang dikenakan raja di kepalanya. Mahkota juga identik dengan barang mewah yang berhias emas dan berlian.

Sayangnya sejak awal 2020, corona menjadi kata yang ditakuti banyak orang lantaran dikaitkan dengan virus mematikan yang berasal dari Wuhan. Virus Corona, yang kemudian dikenal sebagai Covid-19, telah menginfeksi ratusan juta orang dan merengut nyawa jutaan lainnya di seluruh penjuru bumi.

Kondisi dunia yang serba sulit ternyata turut mempengaruhi Corona. Awalnya, pemuda kelahiran Hermosillo, 6 Januari 1993, tersebut hanya dikenal di Meksiko dan Portugal. Dia juga sempat menghiasi media-media Belanda lantaran bermain untuk FC Twente di Eredivisi pada 2013-2015.

Corona memulai karier profesional bersama klub di kampung halamannya, Monterrey. Di klub tersebut, dirinya menyumbangkan gelar juara Liga Meksiko Apertura 2010 serta Liga Champions CONCACAF 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013. Corona juga sempat tampil di Piala Dunia Antarklub 2011, 2012, 2013.

Sukses di Monterrey membuat membuat Corona hijrah ke Belanda untuk memperkuat Twente. Setelah 3 musim dengan memainkan 51 pertarungan dan mengemas 13 gol,  karier Corona terus meningkat sehingga jadi primadona transfer window.  

Selanjutnya, Porto mendatangkan Corona dari Twente pada 31 Agustus 2015. Mereka membayar 10,5 juta euro dan langsung menyodorkan kontrak berdurasi 4 tahun plus buy-out clause 50 juta euro. Pada 12 September tahun yang sama, Corona  mencetak 2 gol di debut Primeira Liga dalam kemenangan 3-1 atas FC Arouca.

Sejak debut yang gemilang, Corona sukses mendapatkan posisi utama di starting line-up Porto. Pesepakbola berpostur 174 cm tersebut sudah merumput untuk  musim keenamnya. Dia mencatatkan 31 gol dari 249 penampilan semua ajang. Prestasi terbaiknya juara Primeira Liga 2017/2018 dan 2019/2020.

Kontrak Corona juga sudah diperpanjang manajemen lantaran penampilan bagusnya pada awal-awal berada di Portugal. Dia sempat mememangkan Dragão de Ouro Award. Itu penghargaan bergengsi yang diberikan kepada pemain terbaik Porto selama satu musim.

Akibat Covid-19, Corona itu tiba-tiba dikenal ke segala penjuru bumi. Semuanya mendadak berubah. Corona menjadi dibicarakan banyak orang. Meme dirinya bertebaran di dunia maya. Lelucon-lelucon tentang Corona menghiasi lini masa di banyak platform media sosial sepakbola.

Entah berhubungan atau tidak, Corona terpaksa mengganti namanya di jersey Porto bernomor punggung 17. Dulu, dia memakai tulisan "Corona". Sejak awal musim 2020/2021, namanya berubah menjadi "Tecatito". Itu nama yang dia kenakan di saat masih Meksiko.

Uniknya, ini bukan pertama kali Corona mengganti nama di jersey. Pada Piala Dunia Antarklub 2012 saat membela Monterrey, Corona juga harus mengganti nama di jersey menjadi "Jesus C".

Hasil pergantian tersebut membanggakan. Corona mencetak gol melawan Ulsan Hyundai dengan bantuan dari Aldo de Nigris dalam kemenangan 3-1. Lalu, pada pertandingan perebutan posisi 3 kontra Al Ahly, Corona mencetak gol untuk membawa Monterrey menang 2-0.

Beda dengan kasus 2020/2021, pergantian namanya menjadi Jesus C bukan karena pendemi. Tapi, murni masalah bisnis. Corona diberi julukan Tecatito selama tahun-tahun awalnya di Monterrey. Nama ini mengacu pada merek bir "Tecate". Padahal, "Corona" juga merek bir ternama di Amerika Latin.

Tecate dimiliki perusahaan lokal Meksiko, Cuauhtemoc Moctezuma Brewery. Saat itu, mereka menjadi sponsor utama Monterrey. Produk yang ditampilkan di jersey klub bukan Tecate, melainkan merk bir lain yang masih bagian dari Cuauhtémoc Moctezuma Brewery, Carta Blanca.

Dan, berhubung Corona sering diasosiasikan sebagai rival Tecate dan Carta Blanca, mau tidak mau, pemain dengan nama jersey "Corona" harus mengalah. Klub dan dirinya sepakat untuk menampilkan tulisan Jesus C di kostum.

Corona tidak mungkin menolak permintaan Monterrey. Pasalnya, klub yang berbasis di negara bagian Nuevo Leon itu membina Corona sejak remaja. Bergabung pada usia 15 tahun, Corona menjalani debut di skuad utama Monterrey pada usia 17 tahun. Itu terjadi setelah Corona gagal terpilih membela Meksiko di Piala Dunia U-17 2009.

"Dia menangis dan dia bilang tidak ingin bermain sepakbola lagi. Ayahnya (Narciso Corona) mengemudi ratusan kilometer (dari Hermosillo di negara bagian Sonora di barat ke Monterrey di timur) untuk menghiburnya secara pribadi dan dengan dukungan dari keluarganya dia memutuskan untuk terus maju," kenang sang ibu, Martha Elena Ruiz, dilansir Vice News.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network