9 Duel Paling Emosional Antara Mourinho dengan Guardiola

"Jose Mourinho dan Pep Guardiola memiliki rivalitas panjang. Mereka akan kembali bertemu di final Piala Liga Inggris."

Feature | 31 January 2021, 13:36
9 Duel Paling Emosional Antara Mourinho dengan Guardiola

Libero.id - Dua pelatih terbaik dunia saat ini, Jose Mourinho dan Pep Guardiola, sekali lagi akan adu taktik. Mereka akan bertemu di final Piala Liga Inggris saat Tottenham Hotspur menghadapi Manchester City.

Pertemuan dua tim raksasa Inggris itu sebenarnya masih lama, yakni bakal bertarung di Wembley, Minggu (25/4/2021). Tapi, tak ada salahnya apabila mengulas sedikit tentang statistik mereka. Salah satunya rekor yang dimiliki kedua pelatih kawakan tersebut.

Sebelum beralih membahas tentang rekor pertemuan Mou kontra Guardiola, kedua tim melaju setelah melibas lawan masing-masing. Man City sukses mengalahkan tetangganya, Manchester United, dengan kemenangan meyakinkan 2-0 di Old Trafford, Kamis (7/1/2021) dinihari WIB. Sementara Spurs terlalu bagus bagi Brentford yang bertanding sehari sebelumnya. Tim London Utara itu menang dengan skor yang sama berkat gol dari Moussa Sissoko dan Son Heung-min.

Nah, bicara rivalitas Mou dan Guardiola, mereka akan mempertaruhkan nama besar keduanya saat berjumpa di Wembley nanti. Pertemuan itu sejatinya bukan pertama kali karena mereka sudah saling berhadapan di berbagai ajang.

Mereka pernah bertemu di partai final Copa del Rey pada 2011. Ketika itu Mou, yang melatih Real Madrid, tampil sebagai pemenang berkat sundulan Cristiano Ronaldo di perpanjangan waktu.

Secara keseluruhan, keduanya telah bertemu sebanyak 24 kali. Rinciannya adalah Guardiola memenangkan 11 pertemuan, enam imbang, dan sisanya milik Mou.

Untuk mengetahui lebih dalam rivalitas keduanya, Libero.id merangkum pertemuan mereka paling berkesan dalam sembilan tahun terakhir di segala ajang kompetisi.

Inter vs Barcelona 0-0 (2009)
Pertama kali kedua pelatih dunia itu bertemu saat pertandingan menarik di babak grup Liga Champions pada September 2009. Gaya pragmatis Mou menghadapi filosofi Guadiola yang lebih menyerang tersaji sejak awal. Kedua pelatih akhirnya puas bermain imbang.

Inter vs Barcelona 3-1 (2010)
Setahun kemudian di panggung yang sama (Liga Champions). Mereka kembali bertemu di semifinal. Barcelona memimpin lebih awal berkat gol Pedro, dan mengancam akan mengakhiri pertandingan lebih cepat menuju partai final. Tapi, Inter mampu bangkit sekaligus mengubur mimpi tim Catalunya menjadi kampiun berkat gol Wesley Sneijder, Maicon, dan Diego Milito. Mereka memimpin pertandingan pada leg kedua yang menegangkan di Camp Nou.

Barcelona vs Inter 1-0 (2010)
Inter di bawah asuhan Mou memberikan gaya bermain defensif tingkat tinggi untuk mengahalau tim asuhan Guardiola. Namun, tugas I Nerazzurri menjadi lebih sulit ketika Thiago Motta dikeluarkan dari lapangan dengan sisa waktu bermain lebih dari satu jam. Gol Gerard Pique di waktu enam menit tersisa membuat serangan El Barca kian gencar. Lionel Messi dkk mengira akan memenangkan pertandingan ketika Bojan melepaskan tembakan di masa injury time, tapi wasit Frank De Bleeckere menganulir gol karena Yaya Toure terlebih dahulu handball.

Inter memang kalah di laga itu, tapi Mou tetap tersenyum lebar menyambut hasil pertandingan tersebut. Beberapa media menyebut momen itu adalah ‘kekalahan terindah’.

Barcelona vs Real Madrid 5-0 (2010)
Guardiola ingin balas dendam dan pelatih asal Spanyol itu mendapatkannya dengan cara paling spektakuler. Usai membawa Inter meraih treble winners, Mou kemudian hengkang ke Real Madrid pada 2010. Pelatih asal Portugal ini ditugasi mengakhiri dominasi Barcelona di level domestik. Tapi, masa jabatannya dimulai dengan awal terburuk setelah Los Blancos dibantai lima gol tanpa balas. Barcelona di bawah kendali Guardiola dengan kejam mencabik-cabik musuh bebuyutan di pertemuan pertama mereka di La Liga. Mou sampai menyebut kekalahan itu sebagai hasil terburuknya sebagai pelatih.

Real Madrid vs Barcelona 0-2 (2011)
Mereka kembali bertemu di semifinal Liga Champions. Seperti bayangan banyak pihak, pertandingan berjalan sangat panas sejak awal leg pertama. Permainan itu diwarnai oleh permainan akting, yang mengakibatkan Pepe maupun Mourinho diusir wasit. Mou dikeluarkan karena dengan sinis mengucapkan ‘kerja bagus’ kepada ofisial keempat. Messi menjadi pahlawan El Barca setelah mencetak dua gol sekaligus membawa tim Catalunya mencapai final.

Barcelona vs Real Madrid 3-2 (2011)
Leg pertama pertandingan Piala Super Spanyol mereka berakhir dengan hasil imbang 2-2. Pertandingan itu harus diakui sangat menarik untuk ditonton.

Pada leg kedua, giliran Barcelona menyambut Cristiano Ronaldo dkk. Marcelo tampak begitu bersemangat menghalau pergerakan Cesc Fabregas sehingga memunculkan kekerasan. Para pemain kemudian bertengkar yang berujung bek kiri asal Brasil itu diusir keluar lapangan, begitu pula David Villa dan Mesut Oezil.

Mourinho juga menusuk mata asisten Guardiola, Tito Vilanova, selama pertengkaran tersebut. Mou kemudian meminta maaf atas tindakan bodohnya tersebut.

Barcelona vs Real Madrid 1-2 (2012)
Sebelum menghadapi Real Madrid, Barcelona mencatatkan 55 pertandingan tak terkalahkan di kandang. Tapi, semua berakhir kala sundulan Cristiano Ronaldo di menit-menit akhir sukses membobol gawang Viktor Valdes. Torehan itu membuat Los Blancos unggul tujuh poin atas rival mereka di La Liga, sekaligus membuat Madrid memenangkan gelar musim itu.

Rumor beredar kekalahan itu menjadi penyebab kenapa Guardiola mengambil cuti panjang dan menghabiskan waktunya selama setahun di New York. Dia kemudian mengambil alih posisi sebagai pelatih kepala Bayern Muenchen.

Manchester City vs Manchester United 2-3 (2018)
Setelah beberapa derby Manchester yang menjemukan, Mou bersemangat untuk mengalahkan Guardiola di Etihad Stadium. Man City kemudian terpacu untuk memimpin 2-0, sekaligus berpeluang mendapatkan gelar kelima mereka di ajang Premier League. Tapi, Mou sukses mendorong David de Gea dkk untuk melawan hingga menang 3-2.

Tottenham vs Manchester City 2-0 (2020)
Setelah dipecat oleh manajemen Setan Merah pada 2018, Mou menjalankan misi membuat tim pemenang. Target itu dapat direalisasi Mou saat mengalahkan tim asuhan Guardiola di awal musim, di mana dua gol serangan balik klasik ala Mou muncul dari kaki Son Heung-min dan Giovani Lo Celso.

Guardiola menyesalkan gaya pertahanan Spurs setelah pertandingan. Dia menjelaskan kesulitan yang dialami timnya dalam menjatuhkan Tottenham.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network