8 Pemain yang Hanya Bersinar 1 Musim di Liga Premier, Michu Paling Fenomenal

"Di Inggris maupun beberapa negara sepakbola Eropa lainnya terdapat istilah "keajaiban 1 musim”. Ini daftar pemilik keajaiban."

Feature | 05 February 2021, 00:14
8 Pemain yang Hanya Bersinar 1 Musim di Liga Premier, Michu Paling Fenomenal

Libero.id - Di Inggris maupun beberapa negara sepakbola Eropa lainnya terdapat istilah "keajaiban 1 musim". Meski memiliki konotasi negatif, kalimat itu digunakan untuk menggambarkan pemain-pemain yang hanya bersinar maksimal 1 musim.

Untuk menjadi pemain hebat di kompetisi sepakbola dengan level seperti Liga Premier tidak mudah.  Banyaknya pemain bagus dari banyak negara kuat membuat seorang pemain harus benar-benar siap secara fisik maupun mental. Keberuntungan juga dibutuhkan.

Terkadang, pemain bagus justru tidak bisa berbuat banyak di kompetisi Inggris. Sebaliknya, pemain-pemain medioker terkadang justru mampu tampil mengejutkan, setidaknya dalam 1 atau 2 musim tertentu.

Dalam kategori pemain seperti itu, Liga Premier sudah memiliki banyak pengalaman sejak pertama kali diluncurkan pada 1992. Pemain-pemain tersebut hanya sanggup tampil bagus di 1 musim awal, pertengahan, atau justru di akhir karier. Selebihnya, mereka akan bekerja keras untuk masuk starting line-up.

Berikut ini 8 pemain yang hanya sanggup bersinar 1 musim di Liga Premier:


1. Amr Zaki (Wigan Athletic)

Wigan Athletic membayar Zamalek uang tunai 1,5 juta pounds untuk meminjam Amr Zaki selama satu musim pada 2008 dan diberi hadiah dengan 7 gol dalam 8 pertandingan pertamanya, termasuk tendangan voli yang cukup konyol melawan Liverpool di Anfield.

Zaki mencetak 10 gol Liga Premier pada pergantian tahun. Tapi, sikapnya gagal menyamai tujuannya. Striker tim nasional Mesir itu terlambat dari tugas internasional sampai empat kali sehingga membuat tim pelatih dan manajemen The latics marah besar.

"Saya hanya merasa sudah saatnya kita mengumumkan kepada publik betapa dia harus menghadapi mimpi buruk. Saya dapat dengan jujur mengatakan bahwa sepanjang waktu saya di sepakbola, saya tidak pernah bekerja dengan seseorang yang tidak profesional," kata Pelatih Wigan saat itu, Steve Bruce.


2. Michu (Swansea City)

Libero.id

Kredit: instagram.com/michuoviedo9

Baru saja bertahan dari musim pertama mereka di Liga Premier, Swansea mendatangkan Michu seharga 2 juta pounds dari Rayo Vallecano pada musim panas 2012. Pemain berusia 26 tahun itu memperkenalkan dirinya pada sepakbola Inggris dengan 2 gol dan sebuah assist pada hari pembukaan musim 2012/2013. Saat itu, tim asuhan Brendan Rodgers mengalahkan QPR 5-0 di Loftus Road. Itu baru permulaan.

Michu mencetak 6 gol dalam 8 pertandingan Liga Premier pertamanya dan 13 gol menjelang Natal. Akibatnya, penyerang berkebangsaan Spanyol tersebut mendapatkan kontrak baru 4 tahun. Setelah itu, Michu mencetak 5 gol lagi di Liga Premier dan 3 gol lainnya di Piala Liga untuk membantu Swansea berjaya.

Sayang, cedera menghambat musim kedua Michu di Liberty Stadium dan masa pinjaman berikutnya di Napoli. Dia kembali ke Spanyol setelah mencapai penyelesaian selama tahun terakhir kontraknya di Swansea.


3. Asamoah Gyan (Sunderland)

Sunderland membayar rekor klub 13 juta pounds pada 2010 untuk mengontrak Gyan dari Rennes. Di sana, pemain asal Ghana itu telah mencetak 13 gol di Ligue 1.

Selanjutnya, Gyan mencetak gol setelah keluar dari bangku cadangan untuk debutnya di Liga Premier melawan Wigan Athletic. Dia melanjutkan aksinya pada musim tersebut dengan mencetak 11 gol di semua kompetisi plus menyumbang 5 assist.

Tapi, kesuksesannya di Sunderland dan ketertarikan banyak klub membuat kepala Gyan besar. Selama September pada musim keduanya, klub mengumumkan Gyan akan dipinjamkan ke Al Ain di Liga UEA dengan biaya pinjaman besar. Gyan dilaporkan menghasilkan empat kali lipat dari apa yang dia hasilkan di Inggris dalam kategori gaji.

"Siapa pun yang telah melihat Asamoah bermain akan tahu bahwa dia bukan dirinya sendiri dalam beberapa bulan terakhir," kata Steve Bruce, yang saat itu sudah beralih menjadi pelatih The Black Cats.

Ternyata, uang memang menjadi tujuan Gyan di sepakbola. Agennya menyarankan pindah ke China, 4 tahun kemudian, dengan bayaran 227.000 pounds per minggu.


4. Roque Santa Cruz (Blackburn Rovers)

Libero.id

Kredit: instagram.com/roquesantacruz

Blackburn Rovers dan Mark Hughes membayar Bayern Muenchen 3,5 juta pounds untuk Santa Cruz yang ketika itu baru berusia 25 tahun. Pemain Paraguay itu telah menghabiskan 8 tahun di Bavaria. Tapi, dia tidak pernah mencetak lebih dari 5 gol dalam satu musim.

Dia kemudian mencetak 19 gol dalam musim debutnya di Liga Premier. Tapi, itu terbukti hanya sesaat. Sebab, Santa Cruz hanya mencetak 4 gol pada musim berikutnya.

Anehnya, Santa Cruz ikut Hughes ke Manchester City dengan transfer 17,5 juta pounds. Untuk angka yang tidak murah tersebut, Man City menerima total 3 gol dalam 20 pertandingan Liga Premier. Saat ini di usia yang sudah menginjak 39 tahun, Santa Cruz masih aktif bermain di Paraguay.


5. Robinho (Manchester City)

Libero.id

Kredit: instagram.com/robinho

Entah dari mana ide Man City bersedia membayar 32,5 juta pounds untuk transfer Robinho dari Real Madrid. Padahal, pemain asal Brasil itu sebenarnya akan bergabung dengan Chelsea. Bahkan, The Blues telah menjual jersey bertuliskan nama Robinho sebelum kesepakatan dengan Man City terjadi.

Robinho membuat semua orang di Man City bahagia selama musim pertamanya. Dia mencetak 14 gol dan mengambil ban kapten saat Richard Dunne absen. Tapi, statusnya jatuh pada musim berikutnya. Robinho gagal mencetak gol dalam 10 penampilan Liga Premier sebelum Natal.

Dia dipinjamkan ke Santos sebelum dijual ke AC Milan dengan harga kurang dari setengah biaya yang dibayarkan Man City, 2 tahun sebelumnya.


6. Marcus Stewart (Ipswich Town)

Marcus Stewart adalah pemain pujaan suporter Huddersfield Town hingga pindah secara kontroversial ke Ipswich Town pada hari terakhir musim 1999/2000. Dia langsung membantu The Tractor Boys mencapai promosi ke Liga Premier.

Pada musim debut di Liga Premier, striker itu mencetak 19 gol untuk menyelesaikan kompetisi 2000/2001 sebagai pemain Inggris pencetak gol paling banyak. Dia membantu Ipswich finish di posisi 5 untuk lolos ke Piala UEFA. Tapi, pada musim berikutnya, Stewart hanya memiliki 6 gol dan Ipswich turun kasta.


7. Benjani Mwaruwari (Portsmouth)

Benjani  gagal mencetak gol dalam 14 pertandingan pertamanya untuk Portsmouth setelah bergabung dari Auxerre pada 2006. Pada musim itu, dia hanya mencetak total 6 gol dari 31 pertandingan.

Tapi, semuanya berubah pada musim 2007/2008. Penyerang asal Zimbabwe itu memproduksi 12 gol dari 23 laga Liga Premier, termasuk dua kali hattrick yang langsung membuat Man City jatuh hati. Dia lalu pindah pada musim berikutnya dan terbukti menjadi pemain yang gagal dan benar-benar hanya bersinar pada 1 musim terakhirnya bersama Portsmouth.


8. Michael Ricketts (Bolton Wanderers)

Seperti Stewart, gol Ricketts membawa klubnya ke Liga Premier 2001/2002. Dan, saat Bolton Wanderers benar-benar berada di kasta tertinggi, dia melanjutkan performa yang sangat mengejutkan banyak orang lewat sejumah gol berkelas.

Pada Februari 2002, penyerang tengah itu memiliki 15 gol. Ricketts menerima panggilan ke tim nasional Inggris. Dia bermain 45 menit selama pertandingan persahabatan melawan Belanda. Itu terbukti menjadi satu-satunya penampilan Ricketts untuk The Three Lions di pertandingan internasional.

Sayangnya dia gagal mencetak gol lagi untuk Bolton pada musim itu dan hanya mencetak 6 gol di Liga Premier pada musim berikutnya. Akibatnya, Ricketts pindah ke Middlesbrough dan Leeds United sebelum menjadi pemain nomaden.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network