Kisah 3 Pemain yang Dikartu Merah Wasit di Final Liga Champions

"“Saya merasa menjadi orang paling kesepian di muka bumi,” kata Jens Lehmann."

Feature | 17 February 2021, 04:34
Kisah 3 Pemain yang Dikartu Merah Wasit di Final Liga Champions

Libero.id - Bermain di final Liga Champions adalah misi semua pesepakbola yang merumput di Eropa. Mereka akan bermain sebaik mungkin untuk membawa klubnya berjaya. Tapi, bagaimana jika di pertandingan puncak justru mendapat kartu merah?

Setelah menyelesaikan fase grup, Liga Champions 2020/2021 berlanjut di babak 16 besar. Pertandingan akan dimulai midweek ini dan dilanjutkan tengah pekan depan. Pemenangnya akan melaju ke perempat final, semifinal, dan final. Mereka akan berjuang untuk trofi yang musim lalu menjadi hak Bayern Muenchen.

Berdasarkan jadwal yang sudah disusun UEFA, final musim ini akan dilaksanakan di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, pada 29 Mei 2021. Ini adalah final Liga Champions kedua yang diselenggarakan di stadion tersebut. Yang pertama pada 2005. Istanbul juga menjadi tuan rumah final Piala UEFA 2018/2009 dan Piala Super Eropa 2019. Keduanya di tempat berbeda.

Proses penawaran terbuka untuk tuan rumah final diluncurkan pada 22 September 2017 oleh UEFA. Asosiasi negara anggota memiliki waktu hingga 31 Oktober 2017 untuk menyatakan minat dan berkas penawaran harus diserahkan selambat-lambatnya 1 Maret 2018. Negara yang menyelenggarakan pertandingan Euro 2020 tidak diizinkan untuk mengajukan tawaran untuk final Liga Champions (awalnya untuk 2019/2020).

Selanjutnya, UEFA mengumumkan pada 3 November 2017 bahwa dua asosiasi telah menyatakan minatnya untuk menjadi tuan rumah final Liga Champions. Ataturk dipilih oleh Komite Eksekutif UEFA selama pertemuan mereka di Kiev pada 24 Mei 2018.

Pada 17 Juni 2020, Komite Eksekutif UEFA mengumumkan bahwa karena penundaan dan relokasi final Liga Champions 2020 ke Estadio da Luz, Lisbon, terkait pandemi Covid-19; maka Istanbul akan menjadi tuan rumah final 2021.

Sepanjang sejarah final Liga Champions, selalu saja ada drama atau kejadian yang akan dikenang suporter selama bertahun-tahun selanjutnya. Selain gol-gol berkelas atau drama kemenangan, kartu merah wasit juga menjadi hal menarik yang dibahas orang hingga saat ini.

Fakta menunjukkan, sepanjang sejarah final kompetisi antarklub paling elite di Benua Biru itu, baru ada 3 pemain yang dikartu merah wasit. Pemain-pemain tersebut adalah:


1. Jens Lehmann (2005/2006)

Itu adalah final Liga Champions pertama dan satu-satunya yang pernah diikuti Arsenal. Meski sedang memiliki generasi emas dengan Thierry Henry sebagai maskot, The Gunners tidak beruntung lantaran bertemu Barcelona yang sedang membangun kekuatan di bawah Frank Rijkaard.

Laga digelar di Stade de France, Saint-Denis, 17 Mei 2006. Dalam cuaca cerah dengan kelembaban udara 33%, stadion kandang tim nasional Prancis tersebut dipadati sekitar 79.610 pasang mata.

Sayang, malapetaka langsung dialami Arsenal tidak lama setelah pertandingan dimulai. Ketika baru berjalan 18 menit, Jens Lehmann sudah harus mendapatkan kartu merah. Dalam sebuah kemelut, kiper asal Jerman tersebut terpaksa menjatuhkan Samuel Eto'o di luar area penalti The Gunners.

Wasit asal Norwegia, Terje Hauge, tidak sungkan mengusir Lehman. Itu menjadi kartu merah pertama yang dikeluarkan pengadil lapangan pada pertandingan penentuan Liga Champions.

Hasilnya, posisi Lehmann digantikan Manuel Almunia, yang masuk lapangan menggantikan Robert Pires. Dengan 10 pemain dan harus menjalani pertandingan yang panjang, The Gunners tidak bisa berbuat banyak. Pada akhirnya mereka harus menelan pil pahit kekalahan 1-2. Arsenal unggul lebih dulu lewat Sol Campbell sebelum dibalas Eto'o dan Juliano Belletti.


2. Didier Drogba (2007/2008)

Dua tahun setelah kartu merah Lehmann di Saint-Denis, wasit kembali mengusir pemain pada pertandingan puncak Liga Champions. Kali ini Didier Drogba yang harus masuk lapangan lebih cepat ketika membantu Chelsea menghadapi Manchester United di Luzhniki Stadium, Moscow, 21 Mei 2008.

Momen menyakitkan bagi Legenda Pantai Gading tersebut tercipta di extra time, tepatnya menit 116. Awalnya, bola sengaja dikeluarkan dari permainan sehingga pemain bisa dirawat karena kram. Lemparan ke dalam (bola fair play) diambil Carlos Tevez. Bola itu tidak dilemparkan di area dekat pertahanan MU, melainkan jauh ke tengah. Tevez juga memberi isyarat kepada rekan-rekannya untuk memperlambat tempo.

Ternyata, aksi Carlitos direspons negatif Chelsea. John Terry dan Michael Ballack bereaksi marah dan diikuti oleh beberapa rekan satu tim mereka. Saat itu, para pemain MU bergegas melindungi Tevez. Sebagian besar dari 22 pemain terlibat pertengkaran tersebut.

Di tengah huru-hara, asisten wasit, Martin Balko, melihat Drogba menampar Nemanja Vidic dan melaporkan kejadian tersebut kepada wasit utama, Lubos Michel. Setelah menunjukkan kartu kuning kepada Ballack, Michel melanjutkan dengan memberi Drogba kartu merah.

Kartu merah Drogba berdampak sangat fatal. Chelsea akhirnya hanya bisa bertahan sepanjang sisa extra time. Saat adu penalti dilaksanakan, kesialan menghampiri The Blues. Tanpa sang algojo, Chelsea menyerah setelah John Terry dan Nicolas Anelka gagal menjebol jala Edwin van de Sar. Padahal, Cristiano Ronaldo juga tidak mampu menjalankan tugas dengan baik. Sementara Terry gagal karena tergelincir.


3. Juan Cuadrado (2016/2017)

Final Liga Champions 2016/2017 mempertemukan Juventus dengan Real Madrid di Millennium Stadium, Cardiff, 3 Juni 2017. Pertandingan berlangsung imbang sepanjang babak pertama. Mario Mandzukic dan Cristiano Ronaldo sama-sama mencetak gol untuk membuat skor 1-1 saat istirahat.

Madrid memulai babak kedua dengan kuat dan terkendali, meski permainan dihentikan beberapa kali karena pelanggaran dan cedera. Madrid unggul 2-1 pada menit 61 lewat Casemiro. Tiga menit kemudian, Ronaldo mencetak gol ketiga Madrid dan gol keduanya.

Tertinggal 1-3, Juventus mencoba bangkit dengan memasukkan Juan Cuadrado pada menit 66 menggantikan Andrea Barzagli. Tapi, baru 6 menit di lapangan, pemain asal Kolombia itu sudah mendapat kartu kuning dari wasit asal Jerman, Felix Brych. Lalu, pada menit 84, Cuadrado mengambil kartu kuning kedua dan diusir keluar lapangan karena mendorong Sergio Ramos, yang terjatuh sambil menahan kakinya.

Pengusiran Cuadrado benar-benar berdampak sangat fatal. Dengan hanya bermain 10 orang, mereka harus mengejar defisit 2 gol. Bukannya mampu menyamakan skor, La Vecchia Signora justru menderita gol keempat pada menit 90 lewat Marco Asensio setelah tap-in dari jarak 11 meter seusai cut-back dari Marcelo di kiri.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network