Josep Bartomeu, Kisah Sang Presiden Hancurkan Barcelona dalam Lima Tahun

"Ini cerita bagaimana Josep Bartomeu bertanggung jawab atas menurunnya prestasi Barcelona. Baru saja ditangkap polisi."

Analisis | 02 March 2021, 06:47
Josep Bartomeu, Kisah Sang Presiden Hancurkan Barcelona dalam Lima Tahun

Libero.id - Barcelona pernah merasakan momen terbaik ketika meraih treble winners pada 5 Juni 2015. Di bawah asuhan Luis Enrique saat itu, El Barca meraih Liga Champions, La Liga, dan Copa del Rey.

Sayang, momen indah itu telah berlalu lebih dari lima tahun. Situasi pun telah berganti dari Barcelona yang berstatus sebagai penguasa Benua Biru menjadi klub dengan krisis keuangan terparah.

Pusat masalah dari semuanya adalah mantan presiden Bercelona, Josep Bartomeu, yang ditangkap bulan lalu karena dugaan hubungannya terkait skandal Barcagate.

Sebelum Bartomeu masuk ruang pesakitan, Bartomeu terpilih sebagai presiden El Barca setelah mengangkat trofi Liga Champions. Keberadaan Bartomeu dianggap sebagai penyebab menurunnya kualitas tim Catalunya. Terbukti, selama kepemimpinan Bartomeu, El Barca belum lagi mencapai level tertinggi.

Tak sampai di situ, Bartomeu menjadi orang paling bertanggung jawab atas lepasnya sponsor utama, Qatar Airways. Bartomeu sempat mengklaim telah mengadakan pertemuan dengan jajaran petinggi maskapai Negeri Timur Tengah itu, tapi tetap saja hasilnya nihil.

Kebijakan Bartomeu juga tak sebanding dengan kas keuangan El Barca. Tanpa sponsor memadai, Bartomeu mendatangkan sejumlah pemain top di bursa transfer. Barcelona mendapatkan Arda Turan, Aleix Vidal, Lucas Digne, Paco Alcacer , Andre Gomes, dan Samuel Umtiti meski semua perekrutan itu kurang menonjol.

Bartomeu juga memberikan kebijakan baru, yakni memberikan kenaikan gaji kepada Jordi Alba, Sergio Busquets, Gerard Pique, dan Luis Suarez. Kebijakan itu membuat Barcelona menjadi klub dengan tagihan gaji tertinggi di sepak bola Eropa. Barcelona akhirnya terpuruk ketika datangnya pandemi Covid-19.

Pukulan terakhir datang pada musim panas 2017. Barcelona melepas Neymar da Silva Santos Junior ke Paris Saint-Germain dengan kontrak yang memecahkan rekor pembelian termahal. Akan tetapi,

sekali lagi Bartomeu gagal berinvestasi dengan benar. Mereka merekrut Ousmane Dembele dan Philippe Coutinho, yang gagal mengisi kekosongan Neymar.

Buruknya kinerja manajemen Barcelona membuat fans El Barca hanya dapat menyaksikan rival mereka, Real Madrid, meraih tiga gelar Liga Champions berturut-turut. Itu jelas menjadi pukulan terberat Barcelona yang gagal mendominasi Eropa.

Sebenarnya Bartomeu melihat gejala penurunan prestasi El Barca saat satu tahun menjabat di Camp Nou. Dia mengakui Barcelona telah melakukan kesalahan atas dua kejahatan penggelapan pajak saat perekrutan Neymar.

Pihak pengadilan saat itu membebaskan Bartomeu dan mantan presiden Barcelona sebelum dirinya, Sandro Rosell. Mereka dinyatakan tak terkait masalah itu, tapi citra Barcelona terlanjur rusak parah.

Daftar musuh Bartomeu justru bertambah saat Barcelona mengadakan pertandingan melawan Las Palmas secara tertutup pada hari referendum Catalan.

Bartomeu juga dibenci pemainnya, salah satunya Lionel Messi ketika Bartomeu menerapkan rencana Barcagate. Bartomeu saat itu dituduh menyewa perusahaan publik relation untuk merusak reputasi orang dan entitas tertentu dengan dana klub.

Sebelum Bartomeu memutuskan pergi, Messi sempat mengkritik kepemimpinan Bartomeu saat diwawancarai Goal.com. Megabintang asal Argentina itu mengeluh Bartomeu telah membohonginya musim panas lalu. La Pulga saat itu meminta dibebastugaskan karena belum mencapai kesepakatan, tapi pemain berusia 33 tahun itu akhirnya masih terpatok di Camp Nou hingga Juni 2021.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network