Bagaimana Kabarnya? Anak Bebeto yang Lahirnya Dirayakan di Piala Dunia 1994

"Dunia tidak akan lupa selebrasi menimang bayi Bebeto dan Romario. Bayi itu tumbuh jadi pemain bola yang ganteng."

Biografi | 05 March 2021, 00:40
Bagaimana Kabarnya? Anak Bebeto yang Lahirnya Dirayakan di Piala Dunia 1994

Libero.id - Selebrasi menimang bayi menjadi primadona pemain di seluruh dunia hingga hari ini. Perayaan itu dipelopori Bebeto saat membela Brasil melawan Belanda pada perempat final Piala Dunia 1994. Lalu, di mana anak itu sekarang?

Piala Dunia pertama di Amerika Serikat tersebut tidak akan mungkin dilupakan Jose Roberto Gama de Oliveira alias Bebeto seumur hidupnya. Bukan semata karena Brasil menjadi juara setelah mengalahkan Italia di final, melainkan juga karena kelahiran sang putra, Mattheus de Andrade Gama de Oliveira alias Bebetinho.

Selama membela tim Samba pada 1985-1998, Bebeto telah mencetak 39 gol dari 75 penampilan. Torehan gol itu membuat dirinya meraih beberapa gelar bergengsi antarnegara. Sebut saja Piala Dunia 1994, Copa America 1989, hingga Piala Konfederasi 1997. Bebeto juga pernah membawa Brasil menjuarai Piala Dunia U-20 1983.

Tapi, bukan hanya banyaknya piala yang diingat suporter Brasil dari Bebeto. Yang paling ikonik adalah gaya unik selebrasi seusai mencetak gol ke gawang De Oranje pada pertandingan di Cotton Bowl, Dallas, 9 Juli 1994.

Saat itu, Bebeto mencetak gol di menit 63 untuk membuat Brasil unggul sementara 2-0 setelah Romario mencetak gol pertama, 10 menit sebelumnya (pada akhirnya Brasil unggul 3-2 setelah Branco mencetak gol kemenangan pada menit 81 seusai Belanda menyamakn skor melalui Dennis Bergkamp dan Aron Winter).

Setelah mencetak gol, Bebeto berlari ke pinggir lapangan. Secara refleks, dia menyatukan kedua tangannya dan mulai mengayunkannya seolah-olah sedang menggendong bayi. Rekan setimnya, Romario dan Mazinho (ayah Thiago dan Rafinha Alcantara) dengan cepat bergabung.

Aksi Bebeto langsung menjadi pembicaraan banyak orang. Istrinya sedang hamil tua saat mantan pemain Deportivo La Coruna tersebut menjalani tugas bersama negara. Bebeto kemudian spontan melakukan aksi itu setelah mendengar istrinya melahirkan sang putra dengan selamat pada 7 Juli 1994.

Selebrasi itu kemudian menyebar ke seluruh dunia. Bersamaan dengan selebrasi memasukkan bola ke jersey atau menghisap jempol, aksi menimbang bayi dilakukan banyak pesepakbola setelah era Bebeto hingga hari ini.

Setelah hampir 27 tahun berlalu, ke mana bayi yang diberi nama Mattheus itu? Tentu saja, dia sudah tumbuh dewasa. Bahkan, dia sudah menikah dan memiliki seorang putri yang lahir pada 27 November 2020.

Pemuda yang namanya diambil dari Lothar Matthaeus tersebut juga sudah mengikuti jejak sang ayah sebagai pesepakbola profesional. Hanya saja, dia belum menemui kesuksesan seperti Bebeto. Tidak ada piala yang berhasil dikoleksi Mattheus selama kariernya.

Mattheus memulai karier sebagai pemain Flamengo. Dia menjalani debut profesional pada 3 Februari 2012 saat bermain di  Campeonato Carioca melawan Olaria. Pada tahun yang sama, Mattheus dipanggil memperkuat Brasil U-20 untuk sejumlah pertandingan.

"Tahun debut profesional saya sangat bagus dan sekarang saya dipanggil (timnas junior), yang merupakan impian setiap pemain. Saya hanya berharap bisa bermain lebih banyak untuk Flamengo. Saya sudah berada di klub ini sejak usia 10 tahun. Jadi, saya siap untuk melangkah ke fase berikutnya," kata Mattheus di situs resmi Flamengo ketika itu.

Tapi, harapan memang tidak seindah kenyataan. Hanya bermain 13 kali di Campeonato Brasileiro Serie A tanpa menghasilkan gol, Mattheus terpaksa harus meninggalkan Flamengo. Kariernya di timnas juga berhenti dengan hanya memiliki 4 pertandingan bersama Brasil U-20.

Pada 30 Januar1 2015, Flamengo meminjamkan Mattheus ke Estoril di kompetisi kasta tertinggi Portugal. Ternyata, penampilnya cukup bagus sehingga dipermanenkan pada musim berikutnya.

Setelah memainkan 53 pertandingan dan mencetak 6 gol selama 3 musim di Primeira Liga, bakat Mattheus terpantau Sporting Lisbon. Pada musim panas 2017, klub yang melahirkan Cristiano Ronaldo tersebut memberi Mattheus dari Estoril dengan 3,5 juta pounds.

Tapi, Sporting di Portugal layaknya Flamengo di Brasil. Mereka sama-sama klub besar dengan sejarah dan tradisi panjang. Materi pemain dan kualitas permainan yang tinggi ternyata tidak mampu diikuti Mattheus. Akibatnya, dia harus dipinjamkan ke Vitoria de Guimaraes pada 2018/2019.

Di Vitoria, Mattheus bermain biasa-biasa saja. Akibatnya, dia dikembalikan ke Sporting. Kemudian, pada Januari 2020 dia dipinjamkan ke Coritiba. Lagi-lagi, performanya mengecewakan. Bahkan, pada akhir musim, klub yang berbasis di Parana tersebut harus terdegradasi ke Campeonato Brasileiro Serie B.

Jadi, bagaimana nasib Mattheus setelah Coritiba turun kasta? Sepertinya dia akan tetap dipertahankan karena kontrak pemimjamannya baru akan berakhir pada 31 Juni 2021.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network