Kisah Roberto de Assis Moreira, Orang Paling Penting dalam Hidup Ronaldinho

"Kakak Ronaldinho ternyata juga pemain bola yang berkelana di Eropa. Menemani kemanapun Ronaldinho bahkan saat dipenjara."

Biografi | 17 March 2021, 04:29
Kisah Roberto de Assis Moreira, Orang Paling Penting dalam Hidup Ronaldinho

Libero.id - Selama ini orang hanya kagum dengan sepak terjang Ronaldo de Assis Moreira alias Ronaldinho. Tapi, tanpa Roberto de Assis Moreira, Ronaldinho tidak akan pernah menjadi seperti yang dikenal saat ini.

Roberto dan Ronaldinho adalah kakak-adik yang berasal dari Porto Alegre. Roberto lahir 10 Januari 1971 atau 9 tahun lebih tua dari Ronaldinho. Keduanya lahir dari pasangan Miguelina de Assis, seorang wanita penjual kosmetik yang kemudian menjadi perawat, dan Joao Moreira, seorang tukang las kapal dan mantan pemain profesional untuk Cruzeiro.

Saat tumbuh dewasa, keluarganya hidup dalam kemiskinan. Mereka tinggal di sebuah rumah kayu di "favela" (kawasan kumuh di perbukitan) Porto Alegre. Roberto tumbuh dengan budaya sepakbola. Ayahnya tidak hanya pernah menjadi pemain, melainkan juga bekerja sebagai penjaga pintu stadion kandang Gremio.

Dengan kondisi itu, Roberto berkarier di sepakbola dan bergabung dengan Gremio sejak usia 16 tahun. Dengan uang dari sepakbola, dia membawa keluarganya keluar dari favela. Dalam kontrak profesional pertamanya, Roberto meminta Gremio menyediakan rumah yang dilengkapi kolam renang di lingkungan elite Porto Alegre untuk tempat tinggal ibu dan ayahnya.

Sayang, kepindahan keluarga itu ke rumah baru berujung tragedi. Ayahnya tenggelam di kolam renang pada 1989 dan Roberto sendirilah yang menemukan tubuh ayahnya saat kembali ke rumah untuk merayakan ulang tahun ke-18.

Setelah kematian ayahnya, Roberto harus bertindak sebagai kepala rumah tangga. Dia mengelola kariernya yang baru seumur jagung dan kemudian juga karier Ronaldinho. Apalagi, ibunya menikah lagi dengan pria lain, yang pada 2012 meninggal karena serangan jantung.

Dalam kondisi yang serba terbatas, Roberto bermain bagus untuk Gremio. Di sangat muda, dia sudah mendapatkan perhatian dari banyak klub Eropa. Roberto membantu Gremio memenangkan tiga gelar kompetisi negara bagian Rio Grande do Sul berturut-turut pada 1988, 1989, dan 1990.

Tapi, keinginan Roberto membela tim nasional Brasil harus bertepuk sebelah tangan. Pada 1991, dia mengalami cedera lutut parah sehingga harus absen 8 bulan. Setelah sembuh, Gremio buru-buru menjual Roberto ke klub Swiss, FC Sion, pada 1992 dan bertahan hingga 1995.

Di negara yang berbeda, yang cuacanya lebih dingin dibanding Brasil, Roberto cepat beradaptasi. Dia bermain bagus untuk membantu Sion memenangkan Piala Swiss 1994/1995. Lalu, dia dipinjamkan Sporting Lisbon, Vasco da Gama, hingga Fluminense sebelum kembali ke Sion pada 1996.

Setelah kontrak dengan Sion berakhir, Roberto kembali ke Sporting. Tapi, hanya sebentar sebelum pindah Estrela da Amadora. Kemudian, dia pergi ke Consadole Sapporo di Jepang, UAG (Meksiko), Corinthians (Brasil), dan pensiun di Montpellier (Prancis).

Ketika karier Roberto menurun, Ronaldinho muncul. Dia tampil memukau bersama Gremio. Ronaldinho juga menjadi pembicaraan banyak orang setelah penampilan-penampilan membanggakan bersama Brasil U-17, U-20, dan U-23. Akibatnya, tawaran datang dari banyak klub Eropa, termasuk Arsenal, Barcelona, AC Milan, hingga Paris Saint-Germain.

Berbekal pengalaman bermain di Swiss dan Portugal plus statusnya sebagai kepala rumah tangga setelah sang ayah meninggal, Roberto memutuskan mengurus semua keperluan Ronaldinho. Dia menjadi agen adiknya. Dia mengatur semua hal komersial maupun teknis terkait Ronaldinho.

Debut Roberto sebagai agen Ronaldinho terhubung langsung dengan Arsene Wenger di Arsenal. Saat itu, Wenger datang ke rumah Roberto dan kesepakatan terjadi. Tapi, akibat regulasi di Inggris yang ketat terkait pemain asing bukan Uni Eropa, kesepakatan itu menguap dan membuat Wenger marah besar.

Dampak dari kegagalan itu telah membuat Gremio semakin selektif saat tawaran untuk Ronaldinho datang. Tapi, berkat tangan dingin Roberto dan pengalaman di Eropa, Ronaldinho akhirnya meninggalkan Gremio. Tujuannya PSG dengan 5 juta euro pada musim panas 2001.

Puncak karier Roberto sebagai agen Ronaldinho adalah saat memanfaatkan situasi persaingan Real Madrid dengan Barcelona. Dia berhasil memindahkan sang adik ke Camp Nou dengan biaya 30 juta euro. Roberto disebut menyelamatkan wajah Joan Laporta, yang baru terpilih menjadi presiden El Barca.

"Saya berkata kami akan memimpin Barcelona ke garis depan dunia sepakbola, dan untuk itu terjadi, kami harus menandatangani salah satu dari tiga pemain ini, David Beckham, Thierry Henry, atau Ronaldinho," kata Laporta saat itu, dilansir Sport.

Terbukti, transfer Ronaldinho ke Barcelona menciptakan generasi emas baru di Katalunya. Dia menghasilkan 2 gelar La Liga, 2 Supercopa de Espana, dan 1 Liga Champions. Ronaldinho juga sangat berjasa dalam membimbing Lionel Messi melewati masa transisi dari tim junior ke skuad utama.

Bagi Ronaldinho, Roberto sudah dianggap sebagai pengganti kedua orang tuanya. Dia pernah menggambarkan saudaranya itu sebagai "kakak, ayah, mitra, dan pesepakbola". Sulit membayangkan karier Ronaldinho di sepakbola tanpa kehadiran sang kakak.

"Dia idola saya. Dia telah melalui banyak hal dan telah membantu saya di setiap langkah. Dia telah mendorong saya untuk tidak pernah berhenti mencoba," kata Ronaldinho selama pidato setelah menerima penghargaan Pemain Terbaik Dunia 2005, di situs resmi FIFA

Namun, bukan berarti perjalanan Roberto selalu mulus. Pada 2003, Roberto ditangkap dan dijatuhi hukuman 5 tahun 5 bulan atas tuduhan pencucian uang. Dia juga didenda USD1,5 juta karena membangun platform penangkapan ikan di sepanjang Sungai Guaiba di zona terlarang. Mereka pada akhirnya akan kehilangan paspor karena tidak membayar denda secara penuh.

Yang paling baru terjadi tahun lalu ketika diinterogasi Polisi Paraguay, bersama Ronaldinho, dan pengusaha Brasil, Wilmondes Sousa Lira, setelah menggunakan paspor palsu untuk memasuki negara tersebut saat datang untuk acara amal dan promosi buku.

Mereka sempat dipenjara di Asuncion, meski tuduhan pembuatan paspor palsu dibatalkan. Penyelidikan berkembang menjadi tuduhan bahwa mereka terlibat dalam pencucian uang yang terkait dengan pengusaha Dalia Lopez, yang diduga memberi mereka paspor palsu dengan bantuan  Wilmondes Sousa Lira.

Roberto dan Ronaldinho akhirnya akan dibebaskan dengan denda. Roberto harus membayar USD110.000 dan Ronaldinho USD90.000. Tapi, mereka sempat menghabiskan 5 bulan di tahanan.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network