Kisah Michael Ballack, Pemain Paling Tidak Beruntung di Sejarah Final Sepakbola

"Entah kenapa setiap final dia selalu kalah. Nasib oh nasib."

Biografi | 27 March 2021, 12:52
Kisah Michael Ballack, Pemain Paling Tidak Beruntung di Sejarah Final Sepakbola

Libero.id - Michael Ballack menjadi pemain paling sial dalam sejarah sepak bola saat kalah di final. Legenda Jerman itu selalu nyaris mengangkat beberapa trofi terbesar, walau sering gagal di rintangan terakhir.

Mari kita perjelas. Mantan gelandang Bayer Leverkusen, Bayern Muenchen, dan Chelsea itu menikmati karier yang sangat sukses dalam permainan tersebut.

Ballack memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Jerman pada tiga kesempatan selama mantranya di Bundesliga. Dia turut memenangkan liga dan piala ganda di Stamford Bridge.

Dia juga membuat 98 penampilan untuk negaranya, mencetak 42 gol sebagai gelandang. Dia dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia sepak bola pada satu tahap dalam kariernya. Tapi, dalam hal trofi yang dimenangkan, Ballack seharusnya memenangkan lebih banyak lagi.

Contohnya musim 2001/2002. Dia kehilangan gelar Bundesliga pada hari terakhir bersama Bayer Leverkusen setelah timnya menyerah dari Borussia Dortmund. Padahal, Leverkusen sempat unggul lima poin sebelum puas sebagai runner-up.

Dalam musim yang sama, Leverkusen juga kalah 2-4 melawan Schalke 04 di final Piala Jerman. Penderitaan belum selesai sampai di situ. Ballack bersama Leverkusen juga menyerah 1-2 saat menghadapi Real Madrid di final Liga Champions, di mana Zinedine Zidane mencetak gol voli untuk memastikan kemenangan bersejarah di Hampden Park.

Untuk menambah penghinaan, Ballack juga merupakan bagian dari tim nasional Jerman yang kalah di final Piala Dunia 2002 melawan Brasil, meskipun dia tidak bermain di pertandingan terakhir karena skorsing. Padahal, Ballack memainkan peran penting sepanjang turnamen empat tahunan tersebut.

Setelah itu, Ballack mendapatkan peningkatan kariernya setelah pindah ke Bayern setelah dinobatkan dalam Tim UEFA of the Year pada 2002. Dia menjadi jenderal lapangan tengah sejati Die Roten.

Sejarah sayangnya terulang kembali selama musim 2007/2008 ketika gelandang berbakat itu mengalami lebih banyak sakit hati dengan Chelsea dan tim nasional.

Ballack adalah bagian dari tim Chelsea yang kalah dalam perburuan gelar Liga Premier pada hari terakhir, ketika Manchester United memastikan kemenangan 2-0 di Wigan Athletic. Sementara Chelsea yang dilatih Avram Grant saat itu hanya bermain imbang melawan Bolton Wanderers.

Mereka juga menjadi runner-up di Piala Liga 2008 saat gol dari Dimitar Berbatov dan Jonathan Woodgate memastikan kemenangan Tottenham Hotspur.

Paling menyesakkan ketika Ballack memainkan peran utama dalam kekalahan Chelsea di final Liga Champions 2008. Mereka menyerah dari MU melalui adu penalti.

Penderitaan Ballack tak berhenti sampai di situ. Bermain untuk Jerman pada Juni 2008, Ballack juga kalah di final Piala Eropa melawan Spanyol. Gol Fernando Torres memastikan kemenangan bersejarah Spanyol lainnya di bawah asuhan Luis Aragones. Itu menjadi musim menyedihkan bagi Ballack.

Apakah ada pesepak bola selain Ballack yang lebih tidak beruntung saat harus melewatkan rintangan terakhir? Beri tahu kami pendapat Anda di komentar.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network