Kisah Pilu Jean-Pierre Adams: Pesepakbola yang Koma Sejak 1982

"Dia pernah membela timnas Prancis. Istrinya setia mendampingi."

Feature | 01 April 2021, 08:21
Kisah Pilu Jean-Pierre Adams: Pesepakbola yang Koma Sejak 1982

Libero.id - Jean-Pierre Adams mungkin bukan nama yang terlalu dikenal oleh banyak penggemar sepak bola, tetapi semua orang yang menyukai olahraga ini harus menyadari satu hal tentangnya, yakni kisah memilukan mantan bek Paris Saint-Germain dan timnas Prancis ini.

Adams bermain untuk beberapa klub Prancis termasuk Nice dan PSG, semua berjalan baik hingga hidupnya secara tragis terbalik pada tahun 1982.

Pria yang saat itu berusia 34 tahun, masuk ke rumah sakit Lyon untuk menjalani operasi rutin guna memperbaiki masalah serius pada lututnya. Tapi hampir 40 tahun kemudian, bek kelahiran Dakar itu tetap koma setelah serangkaian operasi yang gagal. Ini bukan kisah fiksi. Itu kenyataan.

Semua bermula ketika dokter melakukan kesalahan besar dimana dosis anestesi diberikan secara kelewat banyak. Dan itu membuat Jean kekurangan oksigen, yang berujung mengakibatkan kerusakan otak yang dahsyat.

Pada saat Jean-Adams meninggalkan rumah sakit, bukan malah sembuh yang di dapat, itu adalah hari dimana dia tidak akan pernah bisa berjalan, berbicara atau dengan hal paling mudah: menggerakkan ototnya lagi.

Pesepakbola yang berposisi bek tengah itu kini berusia 73 tahun dan telah menjadi seorang kakek-kakek tak berdaya, untunglah Jean dirawat dengan penuh kasih oleh istrinya Bernadette selama hampir empat dekade penuh.

"Tidak ada yang pernah lupa memberi hadiah kepada Jean-Pierre, entah itu ulang tahunnya, Natal atau Hari Ayah," kata Bernadette kepada CNN pada 2020.

Suaminya menghabiskan sebagian besar hari di kamarnya sendiri di rumah, yang terletak di selatan Prancis, dan kini telah baik karena dapat bernapas sendiri tanpa asisten mesin.

“Kami membeli hadiah seperti T-shirt atau jumper karena saya mendandaninya di tempat tidur - dia mengganti pakaian setiap hari,” lanjut istri Bernadette. "Aku akan membeli barang-barang agar dia bisa mendapatkan kamar yang bagus, seperti seprai cantik, atau wewangian. Dulu dia memakai Paco Rabanne tapi yang favoritnya berhenti jadi sekarang aku beli Sauvage by Dior."

Tampaknya hanya Bernadette yang dengan sempurna mengerti kesedihan Jean, sebagai kekasih full waktu, dia mendandani, memberi makan, dan memandikan suaminya setiap hari dan sering kali mengorbankan tidurnya sendiri untuk sekedar memastikan Jean-Pierre baik-baik saja.

Ketika Bernadette harus menghabiskan malam jauh dari rumah, karena satu urusan, pengasuh Jean-Pierre memperhatikan bahwa suasana hati Jean tampaknya berubah.

"Dia merasa bahwa bukan saya yang memberinya makan dan menjaganya," ucap istrinya yang sudah berusia 52 tahun. "Para perawatlah yang memberitahuku hal itu. Saya pikir dia merasakan banyak hal. Dia harus mengenali suara saya juga."

Bernadette jelas merupakan wanita yang luar biasa dan benar-benar luar biasa. Ia masih berharap kondisi suaminya akan membaik secara ajaib suatu hari nanti.

“Semua orang berharap dia akan keluar dari koma. Tapi semakin banyak waktu berlalu, semakin mengganggu saya," katanya.

“Kondisinya tidak bertambah parah, siapa tahu? Kalau suatu saat ilmu kedokteran berkembang, kenapa tidak?"

"Akankah ada hari ketika mereka akan tahu bagaimana melakukan sesuatu untuknya? Aku tidak tahu," pungkasnya.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network