5 Pemain Chelsea yang Tenggelam di Era Lampard, Kini Bersinar Bersama Tuchel

"Ketika Tuchel bergabung, pemain-pemain itu berubah menjadi sosok penting. Termasuk N'golo Kante."

Analisis | 09 May 2021, 15:22
5 Pemain Chelsea yang Tenggelam di Era Lampard, Kini Bersinar Bersama Tuchel

Libero.id - Setelah musim lalu dipuji karena keberaniannya memainkan sejumlah anak muda berbakat, karier Frank Lampard musim ini terhenti di tengah jalan. Dia digantikan Thomas Tuchel pada 26 Januari 2021. Pergantian itu ikut menghidupkan karier beberapa pemain yang sempat redup di era sebelumnya.

Dalam perkembangannya, Tuchel telah menjadi pelatih pertama yang mencapai final Liga Champions berturut-turut dengan dua klub yang berbeda. Setelah memimpin Paris Saint-Germain (PSG) menjadi runner-up musim lalu, pria asal Jerman itu kembali dengan Chelsea.

Keberhasilan itu kayak dirayakan. Pasalnya, mereka sempat gagal bersama Lampard di tengah musim. Kini, The Blues justru berada di final Piala FA dan Liga Champions, serta terlihat berada di jalur yang tepat untuk mengamankan finish empat besar.

Ternyata, kedatangan Tuchel tidak hanya membuat klub mencapai prestasi yang layak dibanggakan, melainkan menghidupkan kembali performa sejumlah pemain. Fakta menunjukkan, di era Lampard ada sejumlah pemain bagus yang kurang mendapat perhatian serius. Ketika Tuchel bergabung, pemain-pemain itu berubah menjadi sosok penting.

Berikut ini 5 pemain Chelsea yang meredup di masa kepelatihan Lampard, tapi bersinar bersama Tuchel:

1. Antonio Ruediger

Libero.id

Kredit: instagram.com/toniruediger

Chelsea asuhan Tuchel memiliki rekor yang sangat bagus dengan Ruediger di starting line-up. Pria asal Jerman itu menjadi pemain pengganti yang tidak digunakan dalam satu-satunya kekalahan Tuchel di Liga Premier, saat menyerah 2-5 dari West Bromwich Albion.

Satu-satunya kekalahan Chelsea dengan Ruediger tampil di lapangan adalah saat melawan FC Porto di leg kedua perempat final Liga Champions. The Blues kalah 0-1, tapi lolos ke fase selanjutnya setelah unggul agregat 2-1.

Hasil itu tentu saja tidak buruk untuk seorang bek tengah yang tidak pernah dilirik Lampard dan dilaporkan hampir bergabung dengan West Ham United pada transfer window musim dingin dengan status pinjaman. Musim lalu, dia hanya main 20 kali di liga. Padahal, di musim sebelum Lampard, Ruediger punya 33 laga.


2. Andreas Christensen

Pemain nasional Denmark itu termasuk diantara individu Chelsea yang paling banyak dikritik selama kampanye defensif Lampard selama musim 2019/2020. The Blues era Lampard memang memastikan finish empat besar. Tapi, mereka kebobolan 54 gol. Itu jumlah kebobolan paling banyak di era Roman Abramovich dan rekor terburuk sejak 1996/1997.

Andreas Christensen tidak banyak membantu. Reputasinya penuh kesalahan di pertahanan dengan kartu merah yang didapat ketika melawan Liverpool pada minggu-minggu awal kampanye 2020/2021.

Tapi, sejak Tuchel mengambil alih, Christensen bermain nyaris tanpa cacat. Lihatlah leg pertama perempat final Liga Champions melawan FC Porto atau dua pertandingan semifinal kontra Real Madrid. Di situ, anda seperti melihat kembali era kejayaan Ricardo Carvalho saat mengenakan jersey biru.


3. N'Golo Kante

Libero.id

Kredit: instagram.com/nglkante

Kualitas N'Golo Kante tidak diragukan lagi. Perannya sangat penting saat memenangkan gelar Liga Premier berturut-turut dengan dua klub berbeda. Dia memenangkan penghargaan PFA Player of the Year saat Chelsea asuhan Antonio Conte terakhir kali memenangkan liga pada 2016/2017. Kante juga punya peran dalam kemenangan Prancis di Piala Dunia 2018.

Tapi, semua itu tampaknya tidak berarti di mata Lampard. Dari terbiasa menjalani 37, 34, 36, 35 pertandingan Liga Premier bersama Leicester dan Chelsea setiap musim, tiba-tiba dia hanya merumput 22 kali musim lalu bersama Lampard.

Itu terjadi karena masalah kebugaran dan cedera. Tapi, setelah pulih, Lampard juga kebingungan menentukan posisi terbaik Kante. Dia bimbang apakah akan menempatkan Kante lebih ke belakang atau ke depan. Lampard gagal menemukan talenta Kante seperti yang ditunjukkan Claudio Ranieri di (Leicester), Conte, atau Maurizio Sarri.

Dalam situasi itu, Tuchel datang. Dia tahu apa yang harus dilakukan terhadap Kante. Hasilnya terlihat sangat memuaskan ketika dia terpilih menjadi Pemain Terbaik di dua pertandingan semifinal melawan Los Blancos.


4. Jorginho

Setelah permainan hebatnya bersama Sarri, Jorge Luiz Frello Filho alias Jorginho tetap bermain di masa awal kepemimpinan Lampard. Tapi, bukan sebagai penghuni starting line-up. Dia hanya main sebagai pemain pengganti atau main sejak awal sebelum diganti di babak kedua.

Tapi, sejak Tuchel datang, Jorginho kembali ke khittah. Dia membentuk poros ganda yang seimbang dan sempurna di lini tengah Tuchel. "Dengar, saya akan sangat tulus di sini di Lampard. Saya percaya, mengingat dia adalah Legenda di klub, dia melewatkan beberapa langkah yang diperlukan untuk belajar sebelum pindah ke klub besar," kata Jorginho kepada ESPN saat itu.

"Dia datang ke klub, tempat dirinya menjadi legenda, tanpa memiliki pengalaman di klub lain. Saya pikir dia datang terlalu cepat, melompati beberapa langkah ke depan dan tidak siap untuk pekerjaan di level ini, jujur saja," ujar Jorginho setelah Lampard diberhentikan, dikutip BBC Sport.

Penilaian jujur Jorginho mengingatkan orang pada kritik Lampard terhadap Andre Villas-Boas ketika itu. Setelah AVB dipecat pada 2012 dan digantikan Roberto di Matteo, Chelsea memenangkan Liga Champions dan Piala FA. Itu seperti deja vu musim ini bukan?


5. Kai Havertz

Libero.id

Kredit: instagram.com/kaihavertz29

Hasil kerja Tuchel di Chelsea sejauh ini ditentukan oleh pertahanan solid dan kontrol total di lini tengah. Tapi, banyak orang yang merasa dia belum mendapatkan yang terbaik dari para penyerang The Blues. Tidak ada satu pemain pun yang mencetak lebih dari 12 gol di semua kompetisi.

Namun, ada sedikit kemajuan menggembirakan yang dibuat Kai Havertz. Setelah meluangkan waktu untuk beradaptasi dengan kehidupan di klub baru pada paruh pertama, pemuda berusia 21 tahun itu mendapatkan peran yang cukup bagus di era Tuchel. 

Salah satu penampilan bagus Havertz terlihat saat berada di depan Christian Pulisic di starting line-up pertandingan melawan Madrid. Dia punya peran penting dalam gol pembuka Timo Werner. Kemudian, mencetak kedua gol dalam kemenangan 2-0 di Stamford Bridge.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Chelsea


  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network