5 Momen Paling Dramatis di Hari Terakhir Liga Premier

"Tidak ada yang akan bisa melupakan gol Aguero. Tapi masih ada momen dramatis lain."

Feature | 23 May 2021, 18:30
5 Momen Paling Dramatis di Hari Terakhir Liga Premier

Libero.id - Premier League adalah kompetisi paling seru di dunia. Dan di hari terakhir musim ini, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Misalnya, perebutan posisi keempat, dimana dengan cara itulah tiket Liga Champions bisa didapat. Atau klub mana yang akan mendapatkan tempat di Liga Europa?

Tapi kita akan bicara sedikit mundur kebelakang, dimana situs berita SunSport telah melihat pekan-pekan terakhir paling dramatis dalam sejarah Liga Premier di beberapa musim yang lalu.

Mari kita mulai mungkin dengan yang paling mencengangkan.

1. AGUEROOOO

Pada tahun 2012 Manchester City wajib mengalahkan QPR untuk mengunci gelar Premier League, sementara itu QPR juga perlu menang untuk terhindar dari degradasi. Skors 2-1 dengan 25 menit tersisa.

Namun dua menit memasuki injury time, Edin Dzeko menyamakan kedudukan untuk memberikan harapan. Tapi yang mereka butuhkan adalah tiga poin dan selisih gol dari Manchester United.

Tibalah di menit ke-94, dimana Mario Balotelli membuat gerakan berbahaya di area penalti dan bola diteruskan ke Sergio Aguero dengan sedikit tipuan, bintang Argentina itu melepaskan tembakan melewati Paddy Kenny.

Berbarengan dengan itu komentar legendaris dari Cue Martin Tyler menggelegar, " Agueroooooo,"

2. Saling Hindar Dari Jurang Degradasi

Pada tahun 1994, Everton terancam terdegradasi. Ini tentu akan jadi sejarah yang pahit untuk klub itu. Saat itu The Toffees menjamu Wimbledon yang berada di urutan keenam di kandang mereka Goodison Park, mereka bermain dalam suasana psikologis ; bahkan kemenangan mungkin tidak cukup.

Ini adalah pertaruhan, ada banyak klub dengan nasib segaris. Swindon sudah terdegradasi, tetapi Oldham, Sheffield United, Ipswich Town, Southampton dan Everton semuanya masing-masing bertanding di pekan terakhir.

Oldham membutuhkan kemenangan, tapi Norwich berhasil menahan imbang 1-1.
Ipswich juga mendapat point dengan menahan imbang Blackburn yang waktu itu masih berdaya.

Sedangkan Southampton lolos dari jurang degradasi dengan hasil imbang 3-3 melawan West Ham. Everton tertinggal 2-0 sejak awal, tetapi menunjukkan semangat dan tekad untuk comeback dan mereka akhir menang 3-2 dengan kemenangan dari Graham Stuart.

Di tempat lain, Sheffield United (setelah memimpin 2-1 di Chelsea) berhasil menang di menit ke-90 dari Mark Stein.
Benar-benar saling sikut. Seru sekali.

3. LASAGNE-GATE : KERACUNAN MAKANAN

Pada musim 2005-06, Tottenham dan Arsenal bersaing ketat untuk tiket liga Champions.

Hingga pekan terakhir, Tottenham yang waktu itu dilatih Martin Jol masih di posisi keempat klasemen Liga Primer, tepat di atas rival sekota, Arsenal dengan selisih hanya satu angka.

Ketika itu Tottenham bertandang ke West Ham United di Upton Park. Di sisi lain Arsenal cukup enteng dengan menjamu klub promosi Wigan Athletic, di Higbury.

Dan terjadilah peristiwa naas, dimana pada malam sebelum laga, skuad Tottenham yang menginap di hotel menyantap hidangan khas Lasagna dan beberapa pemain dikabarkan keracunan.

Dan sontak, pikiran pihak Tottenham tertuju pada chef yang bekerja di restoran hotel tak lain merupakan fans Arsenal.

Peristiwa ini dikenal dengan ; Lasagna-Gate.

Martin Jol putus asa dan meminta pertandingan dibatalkan oleh FA. Khawatir tentang pengurangan poin, permainan itu dimainkan dan Spurs menderita kekalahan 2-1. Arsenal menang 4-2 dan itu artinya berhak untuk lolos ke Liga Champions.

Belakangan bulan itu, penyelidikan terhadap makanan di Hotel oleh otoritas kesehatan dilakukan, dan ternyata tidak menemukan masalah.

Sebuah pernyataan berbunyi: "Tidak ada hasil atau temuan yang menunjukkan bahwa keracunan makanan adalah penyebabnya. Kemungkinan penyebab penyakit yang diderita oleh staf dan pemain Tottenham Hotspur berasal dari sumber virus."

4. BLACKBURN ROVERS JUARA

Pada musim 1994/95, tahun dimana Blackburn Rovers menjadi juara. Lewat duet Alan Shearer dan Chris Sutton mereka tampil tringginas. Itu tahun yang dramatis. Dimana Blackburn harus bersaing sampai pekan terakhir dengan klub-klub besar macam Manchester United.

Blackburn harus berjumpa Liverpool. Saat itu The Reds tim yang cukup disegani. Sementara itu United berhadapan dengan klub papan tengah, West Ham.

Blackburn memang kalah 1-2 dari Liverpool. Tapi untungnya United juga tak meraih hasil bagus dengan ditahan imbang 1-1 oleh The Hammers.

Blackburn pun dinobatkan menjadi kampiun, klub kedua yang sukses meraih Premier League setelah MU.
Hasil itu membuat Blackburn juara, dengan satu poin lebih unggul ketimbang Manchester United.

5. MUSIM PERSAINGAN KETAT LAGI

Di bawah, Roy Hodgson Fulham siap menyelesaikan Mission Impossible di musim 2007-08, terutama setelah tiga kemenangan berturut-turut melawan Reading, Manchester City dan Birmingham.

Tapi pada hari terakhir, mereka mengalami perjalanan yang sulit ke Fratton Park saat melawan Portsmouth dan mereka membutuhkan kemenangan tandang untuk memastikan perjalanan bisa mulus.

Mereka bertahan dari jurang degradasi dengan kemenangan 1-0, Fulham masih tetap di liga premier berdasarkan selisih gol yang lebih baik daripada Reading dengan hanya tiga gol.

Sementara itu yang tak kalah ketat, ialah perburuan gelar juara antara Chelsea dan Manchester United. Mereka memperoleh angka sama dengan 84 poin, namun United unggul selisih gol.

Pada pekan terakhir, mereka sama-sama menang. United mengalahkan West Ham 4-1 di Old Trafford, sedangkan Chelsea mengalahkan Newcastle United 0-2 di St. James’ Park.

Dalam arti kata lain, United berhak menjadi juara.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network