Momen Heroik Ricardo Tanpa Sarung Tangan di Euro 2004

"Seorang kiper, tanpa sarung tangan berhasil menggagalkan penalti pemain Inggris."

Feature | 06 June 2021, 20:57
Momen Heroik Ricardo Tanpa Sarung Tangan di Euro 2004

Libero.id - Dalam drama adu penalti, ada sebagian yang berpendapat bahwa penjaga gawang tidak akan merugi dalam hal adu penalti. Meskipun itu mungkin benarnya, tapi seharusnya hal tersebut menjadi alasan untuk seorang kiper ‘bersantai’ dan pasrah dengan keadaan. Justru sebaliknya seperti yang dilakukan oleh kiper timnas Portugal Euro 2004, yakni Ricardo.
 
Pertandingan perempat final antara tim Selecao dan The Three Lions berlangsung seru. Michael Owen membuka skor pada menit ketiga dengan sebuah tendangan cerdas pada menit ketiga. Wajah senang mulai menghiasi anak-anak asuh Sven-Göran Eriksson karena tampaknya gol Owen akan menjadi satu-satunya gol dalam pertandingan yang digelar di Estadio da Luz itu sampai Hélder Postiga menanduk bola melewati David James pada menit ke-83. Inggris sebenarnya sempat unggul kembali melalui Sol Campbell, namun sayang gol Campbell dianulir oleh pengadil lapangan.

Pertandingan kemudian dilanjutkan melalui perpanjangan waktu, dan giliran Portugal yang memimpin melalui tendangan keras Rui Costa dari luar kotak penalti Inggris, meluncur deras melawati James di menit ke-110. Namun Inggris tak mudah menyerah, ketika David Beckham mengambil tendangan sudut dan John Terry menerima bola dengan menyundul ke arah Frank Lampard, segera pemain jebolan akademi West Ham itu melepaskan tendangan yang sulit dijangkau oleh Ricardo. 

Inggris merayakan ini sebagai kesempatan mereka untuk kembali ke permainan dan mencoba untuk mengatasi rekor penalti mereka yang sangat buruk. Tetapi banyak penggemar Inggris yang tidak akan tahu bahwa bukan CR 7, Postiga ataupun Rui Costa yang perlu mereka waspadai, sang kiperlah, Ricardo yang nyatanya menjadi senjata rahasia Portugal. Pria Portugis yang minim pengalaman bermain di luar kompetisi Portugal. Ricardo memulai karirnya bersama C.D. Montijo, sebelum pindah ke Boavista dan kemudian bergabung dengan Sporting Lisbon setahun sebelum turnamen Euro 2004.

Ricardo mendapatkan cukup kepercayaan diri ketika David Beckham sebagai penendang pertama Inggris justru melambungkan bola jauh di atas mistar gawang. Deco, Michael Owen, Simao dan Frank Lampard sukses mengonversi penalti menjadi gol dengan kepercayaan diri yang tinggi. Namun saat tiba giliran Rui Costa mengambil penalti, hal yang terjadi pada Beckham terulang lagi, bola justru melambung di atas mistar gawang dan membuat skor kembali imbang.

John Terry, Cristiano Ronaldo, Owen Hargreaves, dan Maniche, semuanya melaksanakan tugasnya dengan baik. Kemudian Ashley Cole maju sebagai penendang keenam dan suskes menjalan tugasnya, pun begitu dengan Hélder Postiga yang melakukan chip melewati David James.

“Saya merasa bahwa saya harus melakukan sesuatu setelah kebobolan tiga penalti di tengah gawang. Melepas sarung tangan adalah apa yang terpikir oleh saya saat itu dan saya melakukannya untuk mencoba dan memotivasi diri saya sendiri dan untuk menangkis (Darius) Vassell," ujar Ricardo kepada media setelah pertandingan berakhir.

Pemain Inggris bernomor punggung 23 itu melangkah maju dan berusaha menempatkan bola ke sudut kanan bawah gawang, namun Ricardo dengan cepat bereaksi dan sukses menahan bola dengan tanganya yang sudah tidak memakai sarung tangan lagi. 

Ia kemudian melompat dan merayakan penyelamatannya itu dengan berteriak bersama para penggemar. Pekerjaan Ricardo masih belum selesai, dimana ia harus menjadi pengambil penalti ke-7 Portugal. Dengan wajah  yang cukup tegang, Ricardo mencoba menenangkan diri dengan menendang bola ke sudut kiri bawah gawang dan James juga tidak bisa menahan laju bola, gol pun terjadi. Gol penalti tersebut  langsung dirayakan oleh Ricardo dengan berlari untuk merayakan kemenangan negaranya dan pendukung tim Selecao langsung bergemuruh merayakan kemenangan Portugal yang sukses melaju ke babak semifnal.

Portugal kemudian mengalahkan Belanda untuk mencapai final, tetapi sundulan dari Angelos Charisteas membuat Yunani akhirnya mengangkat trofi – mengakhiri harapan Ricardo dan bangsanya. Di musim setelah kepahlawanannya di Euro, Ricardo membantu Sporting Lisbon mencapai final Piala UEFA tetapi mengalami kekecewaan lagi karena mereka dikalahkan 3-1 oleh CSKA Moscow.

Ricardo kemudian pindah ke Real Betis pada tahun 2007, di mana waktunya disana sebagian besar dihabiskan sebagai pemain cadangan setelah kehilangan posisinya sebagai pilihan pertama sejak awal. Pada saat ia memilih pergi untuk bergabung bersama Leicester City pada Februari 2011, Ricardo hanya bertahan satu musim di King Power Stadium. Ricardo kemudian memilih untuk pulang kampung ke Portugal di mana ia menghabiskan sisa karirnya.

Seringkali ada obsesi dengan pemain yang terus-menerus ingin membuktikan diri, tetapi Ricardo cukup membuktikan bahwa jika momen terbesar yang anda buat cukup hebat, itu bisa membuat sebuah sejarah yang akan selalu dikenang oleh dunia. Orang-orang tidak akan mengingat ia duduk di bangku cadangan di La Liga sepanjang waktu atau hanya bermain satu musim di Championship bersama The Foxes. Ketika para penggemar mendengar nama Ricardo, mereka akan memikirkan pria yang sukses menahan tendangan Vassell dengan tangan kosong sebelum memasukkan bola ke gawang yang dijaga oleh David James.

(muflih miftahul kamal/mit)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network