Kisah Diego Godin 15 Tahun Menjaga Lionel Messi di Lapangan

"Bertemu pertama kali di timnas, lanjut ke klub. Meski kini beda liga, mereka masih berjumpa."

Feature | 21 June 2021, 18:34
Kisah Diego Godin 15 Tahun Menjaga Lionel Messi di Lapangan

Libero.id - Siapa pemain yang paling bosan bertemu Lionel Messi di lapangan? Sergio Ramos? Bukan! Pepe? Bukan! Dia adalah Diego Godin. Sejak pertama kali berjumpa pada laga uji coba tim junior Uruguay versus Argentina pada 3 Juli 2004, mereka masih "bertempur" hingga hari ini. 

Godin dan Messi adalah pemain satu angkatan, meski terpaut usia 1 tahun. Godin lahir 16 Februari 1986, sementara Messi 24 Juni 1987. Jalur karier mereka mirip. Memulai dari timnas junior berlanjut ke level senior. Bedanya, Godin memulai di Uruguay, sedangkan Messi di Spanyol.

Dalam sebuah wawancara dengan media Uruguay, La Nacion, Godin menceritakan pengalamannya berduel dengan Messi selama 15 tahun! Itu bukan hanya di timnas, melainkan juga klub. Dia bisa bertemu La Pulga 2-3 setahun.

Godin menyebut, pertama kali berjumpa Messi bersama Uruguay U-20. Saat itu, pertandingan persahabatan melawan Argentina U-20 digelar pada 3 Juli 2004. Itu adalah laga uji coba menuju Copa America U-20m2005, yang digelar pada awal tahun di Kolombia. 

Saat itu, Messi masuk di babak kedua, dan mencetak dua gol dalam rentang waktu 11 menit. Sementara Godin bertindak sebagai kapten. "Saat itu tidak ada yang tahu siapa dia. Yang kami tahu mereka (Argentina) punya pemain dari Barcelona. Itu yang orang-orang katakan," ujar Godin kepada La Nacion. 

"Setelah itu, kami bertemu lagi di Copa America U-20, di Kolombia, di putaran akhir. Selanjutnya, kami terus saling bertemu, baik di tim senior maupun La Liga. Bayangkan penderitaan yang saya alami selama ini," tambah pria yang sekarang bermain untuk Cagliari itu.

Di level junior maupun senior, karier Messi memang lebih moncer dari Godin. Apalagi, dia hanya mendapatkan gelar juara La Liga bersama Atletico Madrid pada 2013/2014. Tapi, dengan Uruguay, dia memenangkan Copa America 2011 di Argentina. Saat itu, la Celeste menyingkirkan Argentina di perempatfinal, meski Godin hanya satu kali tampil di babak kedua pada final.

"Pikiran pertama yang muncul di benak saya adalah, jika waktu saya tidak bersamaan dengan Messi, mungkin saya bisa mendapatkan gelar juara lebih banyak bersama Atletico," ucap Godin.

Godin merasa, semua pertandingan melawan tim yang diperkuat Messi tidak pernah mudah. Bahkan, dia selalu menyempatkan diri mengevaluasi setiap selesai menjalani pertandingan dengan Barcelona atau Argentina.

"Dia sudah menjadi pemain terbaik di dunia bertahun-tahun, dan punya kemampuan untuk mengatasi lawannya. Orang-orang akan selalu mengatakan kepada saya: 'Kamu harus menjaga Mess. Kamu harus begitu. Kamu bertindak seperti ini, itu, ini, itu'. Tapi, selama 15 tahun, dia menunjukkan dirinya sebagai pemain terbaik dunia," ungkap Godin Godin.

"Menjadi lawan Messi mempunyai nilai tambah. Di masa depan ketika saya pensiun dari sepakbola, saya akan bilang: 'Saya bermain di era Messi. Saya bertarung melawan Messi'. Menghadapi pemain terbaik dunia rasanya hebat," tambah pemilik 142 caps untuk La Celeste itu.

Ketika ditanya apa resep mengalahkan Messi, Godin bingung. Dengan jujur, dia mengaku Messi tidak bisa dihentikan. Messi selalu punya cara untuk memperdayai semua bek lawan.

"Ada banyak hal yang terjadi dalam pertemuan saya dengan dirinya. Kadang, kami kalah dan saya sangat menderita. Di lain waktu, kami menang, dan itu seperti trofi juara. Satu yang pasti, Messi masih sulit diprediksi," ujar Godin. 

"Messi telah membuat perubahan selama bertahun-tahun. Dia mencetak banyak gol. Itu kenyataan. Tapi, dengan jumlah pertemuan yang banyak, saya mendapat pengalaman tentang bagaimana menjaga dirinya lebih baik. Bagaimana membatasi ruang geraknya lebih baik," ungkap lulusan Defensor Sporting itu.

Meski tidak selalu berhasil, Godin memiliki beberapa pengalaman, yang benar-benar membuat Messi mati langkah. Itu terjadi di Atletico maupun Uruguay.

"Sejujurnya, tidak ada metode yang pasti (untuk menghentikan Messi). Tapi, pemain seperti itu harus dihentikan secara kolektif. Jangan melayaninya bertarung secara individu. Tapi, itu juga tidak mudah. Dia selalu menemukan cara untuk membuat anda menderita. Saya sudah mengalaminya sejak 2004," beber bek berpostur 187 cm itu.

Selain menjadi musuh di lapangan, Godin juga menyebut Messi temannya di luar stadion. Sebagai sesama orang Amerika Selatan, dia mengaku sering berbicara dengan Messi.

"Tidak ada masalah antara kami semua di luar lapangan. Di pertandingan semuanya terlihat bermusuhan. Tapi, sesungguhnya kami berteman. Beberapa kali saya hadir di acara Luis (Suarez) dan Messi ada di sana. Kami berbicara biasa saja layaknya teman," pungkas Godin.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network