Alasan Buffon Pilih Parma yang Berkompetisi di Serie B

"Cara terbaik menyambut tantangan."

Feature | 25 June 2021, 03:17
Alasan Buffon Pilih Parma yang Berkompetisi di Serie B

Libero.id - Terhitung mulai 30 Juni 2021, kontrak Gianluigi Buffon akan berakhir di Juventus. Kiper legendaris Italia itu kini berstatus bebas transfer dan memilih kembali ke Parma Calcio setelah dua dekade meninggalkan klub yang telah membesarkan namanya tersebut.

Buffon menjelaskan Parma adalah pilihan ideal untuk tantangan terakhirnya, walau mendapat pelajaran ketika Juventus terdegradasi ke Serie B. Menurutnya, masa pahit bersama Nyonya Tua merupakan pelajaran berharga yang pernah dia dapatkan.

Kiper itu sekarang berusia 43 tahun dan menandatangani kontrak dua tahun dengan Parma, klub tempat kariernya dimulai pada 1995. “Satu-satunya pesan yang ingin saya sampaikan dengan pilihan ini adalah untuk diri saya sendiri, bukan orang lain,” kata Buffon saat konferensi pers di Stadio Tardini.

“Saya tahu diri saya dan menyadari bahwa jika saya tidak diinvestasikan secara emosional, saya tidak akan tampil sebaik itu. Saya mempertimbangkan pilihan saya selama tiga minggu sampai suatu hari itu hanya memukul saya. Saya mengirim pesan kepada istri saya bahwa kami akan pergi ke Parma. Dia tidak mengharapkannya, tetapi dia mempercayai saya,” timpalnya.

Di Parma yang bergelut di Serie B musim 2021/2022, Buffon akan dilatih Enzo Maresca. Sang pelatih sebenarnya tak asing di mata Buffon karena mereka pernah menjadi partner saat membela Juventus.
“Kami berbicara dua atau tiga kali, terutama membahas taktik. Saya pikir saya masih penjaga gawang yang baik jika saya terlibat. Jika tidak, saya akan mengambil risiko mempermalukan diri sendiri. Parma adalah pilihan ideal untuk tantangan terakhir saya,” tuturnya.

“Tidak bisa dihindari, saya telah berubah dari usia 23 menjadi 43 tahun. Saya akan mengkhawatirkan jika saya tidak melakukannya! Saya telah mampu mengatasi kepribadian saya yang tidak sopan dengan suka bercanda, tetapi saya masih sering melakukan kesalahan. Saya masih membutuhkan mimpi muda saya untuk terus berjalan,” ungkapnya.

Namun, beberapa fans Parma tidak terlalu menyambut Buffon dengan kepindahannya. Fans Parma telanjur menyebutnya sebagai 'tentara bayaran' karena bergabung dengan Juventus pada 2001, apalagi kalau bukan tentang finansial yang lebih besar.

“Saya selalu tersentuh oleh respons ketika saya kembali ke sini. Saya juga selalu berbicara tentang Parma dengan istilah yang cerah, meskipun saya tidak suka menjadi sosok yang memecah belah di klub mana pun. Rasa hormat, cinta, dan kekaguman semuanya harus diraih,” jelas Buffon.

Ini akan menjadi musim kedua Buffon di Serie B, setelah musim memalukannya bersama Juventus akibat skandal calciopoli pada musim 2006/2007.

“Saya memilih Juventus pada 2006, bukan Juventus di Serie B. Pada 2021, saya memilih Parma, bukan Parma di Serie B. Bola masih bulat, kemenangan masih bernilai tiga poin dan siapa pun yang kebobolan paling sedikit akan masuk ke Serie A. Saya masih menikmati sepakbola saya dan akan terus berlanjut selama saya memiliki gairah itu,” timpalnya.

“Saya ingat pada 2006, kami butuh beberapa saat untuk beradaptasi dengan mentalitas baru dan kami memiliki beberapa hasil imbang. Saya belajar dari itu dan tahu apa yang harus saya hadapi. Itu membutuhkan kerendahan hati dan tekad,” paparnya.

“Orang yang sama selalu berkomentar tentang keputusan saya, kemudian bertanya kepada saya mengapa saya pergi ke Serie B. Saya menjawab sepakbola adalah tentang emosi dan tantangan,” lanjutnya.

Ada juga alasan yang lebih pribadi mengapa Buffon kembali ke Stadio Tardini setelah dua dekade meninggalkannya.

“Jika saya membuat pilihan ini, itu juga agar seluruh generasi lain dapat mengatakan bahwa mereka menyaksikan Buffon bermain untuk tim kesayangan mereka, dan itu sangat berarti bagi saya,” imbuh Buffon.

“Anak-anak saya tidak tahu seperti apa saya di Parma atau apa yang diwakili klub dan kota ini untuk saya, dan itu mengganggu saya. Saya sebagai seorang ayah ingin menyampaikan pengalaman itu kepada anak-anak saya, dan kepada istri saya, dan cara terbaik adalah kembali ke sini, sehingga mereka dapat merasakannya secara langsung,” ucapnya.

Terlepas dari kondisinya yang sudah menginjak usia senjanya, Buffon masih memiliki semangat membara dalam dirinya. Terbukti, dari keinginan tulusnya membawa Parma menjadi yang terbaik hingga dapat naik tingkat menuju Serie A. Maju terus Buffon, kami menyadari Anda adalah sosok yang pantang menyerah.

(muhammad alkautsar/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network