Kisah Emil Forsberg dan Darah Sepakbola yang Diwariskan Turun-temurun

"Sebagai tim, Swedia tanpa Ibrahimovic jauh lebih kompak. Salah satunya karena Forsberg."

Biografi | 28 June 2021, 03:04
Kisah Emil Forsberg dan Darah Sepakbola yang Diwariskan Turun-temurun

Libero.id - Ukraina harus mewaspadai Emil Forsberg saat berjumpa Swedia pada pertandingan babak 16 besar Euro 2020 di Hampden Park, Glasgow, Rabu (30/6/2021) dini hari WIB. Jika tidak, gelandang RB Leizig itu bisa menjadi ancaman nyata bagi pertahanan pasukan Andriy Shevchenko.

Pemain kelahiran 23 Oktober 1991 itu punya latar belakang keluarga yang membanggakan. Di Swedia, keluarga Forsberg dikenal sebagai pencetak pemain sepakbola jempolan.

Trah Forsberg adalah trah yang tidak biasa dan dimulai dari sang kakek, Lennart. Pria yang meninggal di usia 92 tahun pada September tahun lalu memulainya pada 1945 sebagai pemain sepakbola. Dia melakukan debut untuk klub lokal Sundsvall pada usia 17 tahun.

Dijuluki "Foppa", Lennart adalah pemain sayap kiri yang terampil, terkenal dengan kecepatan, imajinasi, dan keterampilan menggiring bola. Saat itu, Foppa dianggap sebagai talenta besar. Tapi, harapannya bermain untuk timnas setelah pindah ke Djurgarden tidak pernah terwujud karena cedera.

Putranya, Leif Forsberg, yang secara alami dijuluki "Little Foppa" (Lill-Foppa dalam bahasa Swedia), juga melakukan debut untuk Sundsvall pada usia 17 tahun. Seorang penyerang tengah yang kuat secara fisik dan pemberani. Dia mencetak 143 gol untuk klub dan nomor punggung 10 dipensiunkan setelah Leif gantung sepatu.

Itu sebabnya putranya sendiri, Emil, tidak pernah memakainya di Sundsvall, meski memiliki hak sebagai pewaris yang layak bagi kakek dan ayahnya. "Saya jauh lebih dekat dengannya dalam gaya," kata Forsberg junior, dilansir Goal Sweden.

Emil merupakan seorang playmaker yang mampu tampil di sayap kiri juga. Dia telah menjadi tontonan yang menyenangkan sejak melakukan debut untuk Sundsvall. Oleh suporter di klub itu, dia dijuluki "Mini-Foppa".

Pemalu dan tidak banyak bicara, Forsberg sering dipandang sebagai tandem sekaligus penerus dari Zlatan Ibrahimovic. Usianya lebih muda 10 tahun dan keduanya sempat bermain bersama pada Euro 2016. Tapi, saat itu Swedia gagal total dengan hanya meraih satu poin,

"Zlatan dan saya adalah dua pemain yang benar-benar diharapkan. Jadi, kami harus mendengarnya. Jika anda membaca pers, anda akan mengira saya telah mencetak gol bunuh diri di setiap pertandingan," ungkap Forsberg.

Ibrahimovic pensiun dari tim nasional setelahnya dan Forsberg adalah kekuatan utama bagi Swedia di Piala Dunia 2018.  Setelah mencetak empat gol dalam kualifikasi, Forsberg juga mencetak gol kemenangan dalam pertandingan babak 16 besar melawan Swiss di Saint Petersburg. Itu artinya sebagai sebuah tim, Swedia tanpa Zlatan tampil jauh lebih baik


Mentalnya terbentuk karena bermain di Jerman

Pada 2015, setelah memenangkan dua gelar Allsvenskan dengan Malmo, Forsberg mengejutkan para penggemarnya dengan pindah ke klub Bundesliga 2, RB Leipzig. Banyak yang melihatnya itu sebagai sebuah kemunduran. Tapi, kenyataannya terbukti sangat berbeda.

Gelandang itu memainkan peran utama dalam membawa Leipzig promosi ke papan atas di musim penuh pertamanya. Tidak hanya itu, Leipzig dengan cepat memantapkan diri mereka sebagai klub elite Eropa. Musim terbaiknya di level pribadi adalah debut kampanye Bundesliga ketika dia mencetak delapan gol dan memberikan rekor jumlah 19 assist.

Sangat menyakitkan ketika pelatih saat itu, Julian Nagelsmann, memilih untuk menempatkan Forsberg di bangku cadangan selama Liga Champions. Tapi, setelah kematian kakeknya, Forsberg tiba-tiba menemukan semangatnya kembali. Dia mencetak gol dalam dua pertandingan Bundesliga setelah pemakaman kakeknya dan.


Harapan utama Swedia di Euro 2020

Forsberg adalah pemimpin baru tim di lini tengah Swedia. Dia sekarang harus membimbing generasi baru seperti Alexander Isak dan Dejan Kulusevski yang hampir satu dekade lebih muda darinya.

Imajinatif dan pekerja keras. Itulah yang ditunjukkan Forsberg pada saat kesebelasannya mendapat hasil imbang tanpa gol melawan Spanyol di laga pembuka Grup E. Di laga berikutnya, Forsberg mencetak gol penalti kemenangan melawan Slovakia.

Swedia telah mengumpulkan tiga poin lebih banyak dari yang mereka lakukan di Euro 2016 dan dapat mendekati pertandingan grup terakhir melawan Polandia dengan percaya diri.

Forsberg sudah terbiasa menghadapi Robert Lewandowski. Pada Desember 2020 misalnya, dia mencetak gol dan membantu hasil imbang 3-3 Leipzig melawan Bayern Muenchen. Saat itu, Lewandowski tidak bisa mencetak gol.

Saat pertandingan dilangsungkan, Forsberg sukses membawa negaranya unggul cepat lewat golnya di menit kedua. Dia melakukannya sekali lagi pada menit 59. Lewandowski sempat menyamakan kedudukan jadi 2-2. Tapi, di menit akhir nasib baik lebih memihak Swedia. Viktor Claesson mencetak gol. Laga berakhir 3-2.

Itu artinya Forsberg akan bersiap-siap membawa negaranya selangkah lagi menuju perempat final. Syaratnya, mengalahkan Ukraina di babak 16 besar.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network