Kisah Hannes Thor Halldorsson, Kiper Islandia Sekaligus Sutradara Film

"Gagalkan penalti Messi dan singkirkan Inggris. Pekerjaan utamanya membuat film. Sepakbola hanya sampingan."

Feature | 30 June 2021, 22:02
Kisah Hannes Thor Halldorsson, Kiper Islandia Sekaligus Sutradara Film

Libero.id - Saat Euro 2016 dan Piala Dunia 2018 berlangsung, banyak orang terkejut dengan penampilan Islandia. Sebagai tim debutan, mereka tampil layaknya negara yang sudah berkakali-kali ambil bagian. Dan, salah satu kunci permainan negeri Skandianavia itu adalah Hannes Thor Halldorsson.

Pada pertandingan pertama Piala Dunia 2018 melawan Argentina, Islandia mendapatkan hukuman penalti. Seperti biasa, Lionel Messi datang mengambil kesempatan emas itu. Dia meletakkan bola di titik dan mulai menembak.

Di seberang pemilik 5 Ballon d'Or itu, terdapat seorang pria Skandinavia, tinggi (193 cm), berambut pirang, dan berwajah pucat, bernama belakang Halldorsson. Ketika 99% orang menduga Messi akan mudah mencetak gol dari titik 12 pas, Halldorsson bergerak lincah menebak arah bola. Dia menangkapnya!

Dua tahun sebelumnya, di Copa America Centenario, Argentina telah mencapai final turnamen ketiga berturut-turut dan terpaksa kehilangan piala lagi. Dia menjadi eksekutor pertama Argentina dan gagal.

Sekarang, di Rusia, Messi memiliki kesempatan untuk membuang kesialan itu karena "hanya" berhadapan dengan sekumpulan pemain-pemain tidak terkenal. Tapi, kegagalan menembus jala Halldorsson berdampak sangat fatal.

Skor akhir melawan Islandia adalah imbang 1-1. Setelah kalah dari Kroasia dan mengalahkan Nigeria, Argentina mencapai babak 16 besars ebagai runner-up Grup D. Itu artinya, bertemu Prancis dan Argentina menyerah 3-4. Di akhir turnamen, Prancis menjadi juara dan Kroasia runner-up. Sementara Islandia juru kunci grup.

Kisah kepahlawanan Halldorsson juga terjadi saat Euro 2016 digelar di Prancis. Tampil perdana di ajang internasional, Islandia tidak gentar menghadapi tim-tim terbaik Benua Biru. Mereka menahan imbang Portugal di laga pertama.

Ternyata, performa bagus Halldorsson dan kawan-kawan Islandianya berlanjut di babak 16 besar. Melawan tim bertabur bintang sekelas Inggris, Halldorsson tampil menawan di bawah mistar gawang. Mereka menang 2-1 dan melaju ke perempat final sebelum dihentikan Prancis.


Awal karier yang panjang dan berliku

Halldorsson dibesarkan di Breidholt, daerah pinggiran kota di Reykjavik. Dia berlatih dengan sebuah klub kecil bernama Leknir. Tapi, seperti yang biasa untuk generasinya di Islandia, tidak ada yang fokus untuk menjadi penjaga gawang, sehingga tidak ada pelatih kiper di klubnya.

Halldorsson hanya akan berlatih sendirian setiap hari. Dia menendang bola ke dinding tempat klubnya berlatih dan mencoba menangkapnya.

Pada 2004, Halldorsson mencari tim baru dan menghubungi pelatih klub amatir bernama  Numi. Dia yang diundang ke sesi pelatihan, tapi gagal terpilih masuk skuad. "Saya tidak menunjukkan yang terbaik dan mereka memutuskan untuk tidak mengontrak saya," kata Halldorsson, dikutip The Guardian.

Gagal dikontrak klub kasta bawah, Halldorsson terus berlatih. Pada 2002 dia bergabung dengan Leiknir. Kemudian, pindah ke Afturelding, Stjarnan, Fram, sebelum bermain di klub terbaik di Islandia, Knattspyrnufelag Reykjavikur (KR).

Dari situlah Halldorsson bermain di luar negeri membela Brann dan Sandnes di Norwegia. Selanjutnya, ke Belanda bersama NEC Nijmegen, Bodø/Glimt (Norwegia), Randers (Denmark), dan Qarabag (Azerbaijan). Dia juga terpilih masuk tim nasional, yang berjung dengan penampilan di Euro 2016 dan Piala Dunia 2018.


Pekerjaan utamanya membuat film

Tapi, sepakbola ternyata hanya hobi. Halldorsson selalu mengklaim bahwa pekerjaan utamanya adalah "filmmaker". Membuat film sudah menjadi minatnya sejak lama. Dimulai di SMU saat menjadi sutradara video musik girlband di sekolahnya, Nylon, Halldorsson ketagihan. 

Karyanya yang bagus mendapatkan pujian rekan-rekan dan guru-gurunya. Lalu, dia mulai serius dengan memproduksi lebih banyak film dengan menggandeng sejumlah produser di Islandia. Bahkan, video kontingen Islandia di kontes musik Eropa, Eurovision 2012, dibuat Halldorsson.

Segera setelah itu, Halldorsson mendapatkan reputasi sebagai sutradara berbakat yang merangkap sebagai penjaga gawang. Sejumlah iklan di televisi dikerjakan Halldorsson, termasuk iklan Coca-Cola untuk Piala Dunia 2018 di Islandia. 

Dia juga membuat sebuah serial televisi bertajuk "Our professional players”. Itu adalah reality show tentang kunjungan ke pemain-pemain sepakbola terkenal Islandia di seluruh Eropa. Dalam episodenya terdapat Eidur Gudjohnsen, yang di kemudian hari menjadi rekan satu kamar di timnas.

Meski sudah terkenal dan ikut Euro 2016 serta Piala Dunia 2018, Halldorsson tetap berkarya sebagai sutradara. Tahun ini, dia meluncurkan sebuah film drama aksi bertajuk Leynilogga (Polisi Rahasia). Film itu diproduksi atas kerjasama Pegasus Icelandic Film Centre, Ministry of Industries and Innovation, serta Sýn. Lalu, didistribusikan oleh Samfilm

Leynilgga mempunyai skenario yang ditulis Halldorsson sendiri bersama Nina Pedersen dan Sverrir Thor Sverrisson. Film itu bintangi Audunn Blondal, Egill Einarssson, Bjorn Hynur Haraldsson, serta Steinunn Olina Thorsteinsdottir.

Film tersebut diluncurkan pada 19 Januari 2021 dan mulai dipasarkan pada 5 Februari 2021 untuk pasar film Skandinavia dan direncanakan merambah Eropa daratan pada Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. 

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network