Kisah Persahabatan Federico Chiesa dan Alvaro Morata

"Mereka seperti Patrick Star dan Spongebob. Tapi, demi negara harus bermusuhan sesaat."

Feature | 05 July 2021, 18:31
Kisah Persahabatan Federico Chiesa dan Alvaro Morata

Libero.id - Persahabatan Federico Chiesa dan Alvaro Morata harus berakhir untuk selama 90 hingga 120 menit saat Italia menghadapi Spanyol di semifinal Euro 2020. Setelah itu, dua pemain Juventus itu dapat kembali berbagi momen-momen indah bersama. 

Chiesa datang ke Turin dari Fiorentina pada pada awal musim 2020/2021. Beberapa pekan sebelumnya, Morata juga kembali ke Juventus setelah menghabiskan dua musim sebagai penyerang Atletico Madrid. Mereka berjumpa di markas La Vecchia Signora. 

Sejak pertemuan itu, mereka langsung berteman. Bukan teman biasa, melainkan menjadi sahabat. Persahabatan juga menular ke kekasih Chiesa, Benedetta, dengan istri Morata, Alice Campello. Bahkan, Chiesa dan Bernedetta sering mengunjungi kediaman Morata untuk bertemu anak kembarnya, Alessandro dan Leonardo.

Persahabatan dengan Morata ternyata membantu Chiesa beradaptasi dengan Juventus. "Dia adalah salah satu pemain yang membantu saya menyesuaikan diri dengan lebih baik ketika saya tiba di Juventus. Akan menyenangkan bertemu dengannya di semifinal," ujar Chiesa kepada Sky Sport sItalia.

Karena itu, putra Enrico Chiesa tersebut mengaku dia tidak sabar untuk bermain melawan Morata di semifinal Euro 2020. Bahkan, dia mengaku berat harus berhadapan dengan sahabatnya itu di lapangan. Tapi, Chiesa memastikan tetap akan profesional karena membela Gli Azzurri adalah cita-citanya sejak kecil.

"Ya, kami berbicara dan memberi selamat satu sama lain atas gol yang dicetak (di Euro 2020). Ya, kami akan saling menyapa. Saya mencintainya. Dia teman terbaik saya," kata Chiesa.

"Ini akan menjadi pertandingan yang sangat sulit melawan Spanyol. Mereka banyak menguasai bola. Seperti yang ingin kita lakukan. Mereka memiliki bentuk yang berbeda. Mereka bermain 4-3-3. Tapi, kami lebih dinamis di lapangan dengan pergeseran peran baik dalam serangan maupun pertahanan," tambah Chiesa.

"Bukan karena kami terinspirasi oleh Spanyol. Tapi, kami memang memiliki filosofi yang hampir sama. Menjaga bola, menekan tinggi, dan berusaha mendominasi lawan. Jelas perkembangan di lapangan berbeda," ungkap Chiesa.

Pertemua Italia dengan Spanyol mengingatkan orang pada final Euro 2012. Saat itu, La Furia Roja tampil dominan di Kiev untuk mempermalukan Gli Azzurri. Dua pemain Spanyol yang saat ini hadir di lapangan adalah Sergio Busquets dan Jordi Alba. Jika tidak cedera, pemain-pemain Barcelona itu dipastikan tampil. 

"Spanyol telah melakukannya selama beberapa tahun. Tapi, kami menggunakan penguasaan bola kami untuk menyelesaikan, memiliki lebih banyak peluang mencetak gol, lebih menyerang, dan mendominasi," beber Chiesa.

Chiesa mengakui lebih mudah menjadi penyerang di depan dengan lini tengah yang fantastis di Italia. "Kami memiliki gelandang terbaik. Sangat menyenangkan bagi seorang striker untuk memiliki lini tengah ini karena bola selalu datang dengan waktu yang tepat dan anda hanya harus fokus ketika itu datang," tambah Chiesa.

Chiesa juga mengatakan bermimpi memenangkan Euro 2020. Tapi, dia juga bersumpah untuk tetap fokus pada pertandingan melawan Spanyol. "Sudah, bermain di turnamen yang penting bagi timnas adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Maka segala sesuatu yang terjadi adalah sesuatu yang lebih," ungkap Chiesa.

"Tentu saja, anda bermimpi dan berharap untuk itu. Anda selalu ingin bermain di level tertinggi, dan ini adalah level tertinggi sepakbola. Ini mimpi lain yang menjadi kenyataan. Tapi, kami harus tetap fokus dan jelas pada permainan," pungkas Chiesa.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network