Kalah Penalti, Gareth Southgate Tunjukkan Sisi Kesatria, Salut !

"Menang atau kalah sepak bola belum berakhir. Respect untuk Gareth Southgate."

Berita | 12 July 2021, 12:04
Kalah Penalti, Gareth Southgate Tunjukkan Sisi Kesatria, Salut !

Libero.id - Setelah melewati tahun-tahun yang panjang dan sunyi, Inggris akhirnya kembali mencapai final besar pertama mereka di turnamen internasional, yang mana atmosfer itu kali terakhir mereka rasakan sejak Piala Dunia 1966, tetapi waktu yang lama itu justru ujungnya harus diserobot oleh Italia yang dinobatkan sebagai juara Euro 2020, lebih perih lagi momen emas itu terjadi di hadapan publik The Three Lions,  di Stadion Wembley.

Meskipun Luke Shaw membawa Inggris memimpin dengan gol tercepat yang pernah ada di pertandingan final Euro, sebuah hentakan keras terjadi setelah turun minum ketika Leonardo Bonucci mencetak gol penyeimbang.

Sejak saat itu dan seterusnya, Italia menguji Jordan Pickford dengan sejumlah peluang tetapi Pickford masih cukup energik hingga harus berlanjut ke babak adu penalti.

Dan meskipun kiper Inggris itu, dengan cemerlang menyangkal tendangan Andrea Belotti dan Jorginho, tetapi upaya dari rekan-rekannya justru mencoreng ketangguhan Pickford. Dimana The Three Lions melewatkan tiga dari 5 upaya percobaan penalti.

Dimana tendangan Marcus Rashford yang membentur tiang dan Gianluigi Donnarumma melakukan penyelamatan dari Jadon Sancho dan Bukayo Saka, itu lebih dari cukup untuk Italia dinobatkan sebagai juara Eropa dengan kemenangan 3-2 melalui adu penalti.

Itu adalah cara yang memilukan bagi Inggris untuk kehilangan kesempatan besar yang telah mereka tunggui sejak lama.

Wawancara dengan Gareth Southgate

Inggris tentu patah hati dan kalau sudah begini siapakah yang patut disalahkan?  Tentu saja yang paling layak untuk ditanyai soal seperti itu ialah pelatih Inggris itu sendiri, ya,  Gareth Southgate yang tahu segalanya tentang apa itu patah hati.

Mengingat ia adalah sosok yang gagal melaksanakan penalti, ketika akhirnya Inggris tersingkir dari Euro 96. Momen penebusan dosa Southgate tampaknya belum juga tiba, dan pasti terselip rasa bersalah ketika melihat anak asuhnya gagal terutama para pemain muda, dimana Southgate menaruh kepercayaan penuh pada mereka.

Southgate membuat reaksi berkelas pada peluit penuh waktu. Ia adalah orang pertama yang menghibur Saka di balik kegagalannya, Southgate juga menunjukkan kekuatan, tekad, dan martabat yang luar biasa ketika ia melangkah untuk wawancara pasca-pertandingan.

Tidak diragukan lagi berbicara di depan media adalah hal terakhir yang ingin dilakukan Southgate selama momen emosional seperti itu, tetapi dia melakukannya dengan cara seorang kesatria.

 


Southgate dengan gantle mengatakan dirinya sepenuhnya bertanggung jawab atas kegagalan timnas Inggris. Sikapnya itu justru menarik pujian dari penggemar.  Ia berdiri paling depan untuk menunjukkan kekalahan yang memilukan bukanlah akhir dari sebuah sepak bola.

Sekali lagi, Southgate menunjukkan martabat, keberanian, dan kepemimpinan di momen penting. Dengan itu orang-orang Inggris akan kembali tegak. Jadi, bagaimana mungkin Anda bisa berharap untuk orang lain sebagai pelatih Inggris sekarang? Bagaimanapun Inggris telah menciptakan sejarah musim panas ini.

Menang atau kalah, Inggris memasuki turnamen ini setelah tidak mencapai final besar dalam lebih dari setengah abad dan Southgate membawa penggemar lebih dekat dari sebelumnya ke prospek juara. 2018 semifinal Piala Dunia, 2021 final Euro. Mungkin kesempatan berikutnya 
Southgate akan menghantar Inggris dengan benar-benar juara.

Atas segala pencapaiannya itu Southgate pantas mendapatkan semua pujian. Hormat.

(gigih imanadi darma/gie)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network