Kalah, Tiga Pemain Inggris Ini Jadi Bahan Rasis Oleh Penggemar

"Lagi-lagi rasisme kembali terjadi"

Berita | 12 July 2021, 14:01
Kalah, Tiga Pemain Inggris Ini Jadi Bahan Rasis Oleh Penggemar

Libero.id - FA 'terkejut' atas pelecehan rasis yang dialami para pemain Inggris di media sosial setelah kekalahan Inggris dalam partai final Euro 2020.

Anak asuh Gareth Southgate harus mengakui keunggulan Italia asuhan Roberto Mancini usai dikalahkan melalui adu penalti. Bukayo Saka, Marcus Rashford dan Jadon Sancho, semuanya gagal mengeksekusi tendangan penalti dengan baik. Dan ketiganya sontak langsung menjadi sasaran rasis di media sosial.

FA merilis pernyataan yang membahas pelecehan 'rasis' yang diderita para pemain mereka. Seperti yang dilansir dari The Athletic, Rashford, Saka dan Sancho mendapat komentar keji yang ditinggalkan di Instagram dan mengirim emoji monyet.

Seorang juru bicara FA mengatakan: "FA sangat mengutuk semua bentuk diskriminasi dan terkejut dengan rasisme online yang ditujukan pada beberapa pemain Inggris kami di media sosial.”

"Kami tidak dapat menjelaskan bahwa siapa pun di balik perilaku menjijikkan seperti itu tidak diterima untuk mengikuti tim.”

"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung para pemain yang terkena dampak sambil mendesak hukuman seberat mungkin bagi siapa pun yang bertanggung jawab.”

"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk menghapus diskriminasi dari permainan, tetapi kami memohon pemerintah untuk bertindak cepat dan membawa undang-undang yang sesuai sehingga penyalahgunaan ini memiliki konsekuensi kehidupan nyata.”

"Perusahaan media sosial perlu meningkatkan dan mengambil akuntabilitas dan tindakan untuk melarang pelaku dari platform mereka, mengumpulkan bukti yang dapat mengarah pada penuntutan dan dukungan untuk membuat platform mereka bebas dari jenis penyalahgunaan yang menjijikkan ini."

Selama perjalanan timnas Inggris di ajang Euro 020, para penggawa mereka selalu berlutut untuk menentang adanya rasisme. Gerakan sebelum kick-off itu telah digunakan sejak pembunuhan George Floyd di Minnesota tahun lalu.

Pemain dan klub juga memboikot media sosial untuk akhir pekan di bulan Mei dalam upaya untuk memaksa perusahaan besar seperti Facebook dan Twitter untuk mengambil tindakan lebih tegas. FA juga memohon kepada para penggemar untuk tidak mengeluarkan ujaran kebencian serta rasis kepada para pemain The Three Lions.

Permohonan tersebut sempat dicemooh oleh sebagian kecil penggemar dalam pertandingan kedua pemanasan Euro 2020 Inggris di Stadion Riverside Middlesbrough.

FA kemudian kembali mengeluarkan pernyataan terkait rasisme tepat sebelum Euro 2020 dimulai, yang mana Peter McCormick beserta jajarannya mengatakan, "Turnamen besar tidak sering terjadi dan ketika itu terjadi, ini adalah kesempatan untuk menyatukan teman, keluarga, dan negara.”

“Turnamen besar tidak sering diadakan dan ketika itu terjadi, ini adalah kesempatan untuk menyatukan teman, keluarga, dan negara. Sikap persatuan dan perjuangan melawan ketidaksetaraan ini dapat ditelusuri kembali hingga abad ke-18.”

"Ini bukan hal baru, dan sepak bola Inggris telah memperjelas bahwa mereka tidak memandang ini sebagai sesuatu yang selaras dengan organisasi atau ideologi politik.”

“Tidak ada keraguan mengapa para pemain berlutut dan apa yang diwakilinya dalam konteks sepakbola. Kami mendorong mereka yang menentang tindakan ini untuk merenungkan pesan yang Anda kirimkan kepada para pemain yang Anda dukung.”

“Tolong hormati keinginan mereka dan ingat bahwa kita semua harus bersatu dalam perjuangan untuk mengatasi diskriminasi. Bersama."

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network