Hansi Flick marah besar kepada pemain Barcelona setelah kemenangan 2-0 atas Espanyol yang memastikan gelar La Liga.
Manajer Barcelona, Hansi Flick, tidak dapat menyembunyikan kemarahannya terhadap para pemainnya meskipun mereka baru saja memastikan gelar La Liga dengan kemenangan 2-0 atas Espanyol. Kemenangan ini seharusnya menjadi momen bahagia, namun Flick tampak sangat kecewa dengan perilaku timnya di lapangan.
Kemenangan yang Dihantui Insiden
Barcelona memasuki pertandingan dengan tekad kuat untuk mengamankan tiga poin yang akan memastikan gelar liga dengan dua pertandingan tersisa. Namun, suasana pertandingan sempat terganggu oleh insiden besar di luar Stadion RCDE, di mana sebuah mobil putih menabrak sekelompok penonton. Otoritas medis Spanyol melaporkan 13 cedera, dengan empat di antaranya dalam kondisi 'kurang serius'. Pertandingan sempat dihentikan selama delapan menit untuk memungkinkan wasit berdiskusi dengan polisi, namun dilanjutkan dua menit kemudian.
Butuh waktu hingga babak kedua bagi Barcelona untuk memimpin atas rival sengit mereka melalui gol luar biasa dari Lamine Yamal dari jarak 20 yard yang melesat ke pojok atas gawang. Pemain berusia 17 tahun itu kemudian memberikan assist kepada Fermin Lopez untuk membuat kedudukan menjadi 2-0 pada menit kelima waktu tambahan.
Ketegangan Memuncak di Akhir Pertandingan
Segera setelah peluit akhir dibunyikan, terjadi keributan massal antara pemain dan staf teknis dari kedua tim di Stadion RCDE. Flick, pelatih asal Jerman, tampak sangat marah kepada para pemainnya, bahkan terlihat mendorong dua pemainnya menuju area terowongan. Ini bukan pertama kalinya Les Cules memenangkan gelar La Liga di Espanyol; dua tahun lalu, kemenangan mereka juga diwarnai dengan insiden yang lebih buruk.
Pendukung Espanyol menyerbu lapangan dan menghadapi bintang-bintang Barca, sementara konfrontasi juga terjadi antara kedua tim. Menjelang pertandingan Kamis malam, Flick mengatakan kepada wartawan di Spanyol, "Saya melihat apa yang terjadi dua tahun lalu di televisi. Apapun yang perlu dilakukan, selalu dengan hormat. Anda harus berjuang untuk tiga poin, dan kemudian kita akan melakukan yang benar."
Flick menekankan pentingnya menjaga sikap hormat di lapangan, meskipun intensitas pertandingan sering kali memuncak. Namun, tampaknya emosi para pemain Barcelona tidak dapat dikendalikan, yang menyebabkan kemarahan Flick setelah pertandingan.
Insiden ini menjadi sorotan utama media, mengingat bagaimana perayaan gelar yang seharusnya menjadi momen bahagia berubah menjadi kekacauan. Flick, yang dikenal dengan pendekatan tegasnya, tampaknya tidak mentolerir perilaku yang tidak profesional dari para pemainnya.
Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Flick menegaskan bahwa disiplin dan sikap profesional adalah kunci untuk menjaga kehormatan klub. "Kami adalah Barcelona, dan kami harus menunjukkan kelas di setiap kesempatan," tegasnya.
Para penggemar Barcelona berharap bahwa insiden ini akan menjadi pelajaran bagi tim untuk lebih menjaga sikap di masa depan. Meskipun gelar telah diraih, Flick ingin memastikan bahwa timnya tidak hanya dikenal karena prestasi di lapangan, tetapi juga sikap yang terhormat.
Dengan dua pertandingan tersisa, Barcelona masih memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka bisa mengakhiri musim dengan cara yang lebih positif. Flick dan timnya diharapkan dapat belajar dari insiden ini dan kembali fokus pada permainan.
Keberhasilan meraih gelar La Liga adalah pencapaian besar, namun Flick ingin memastikan bahwa timnya tetap rendah hati dan profesional dalam setiap situasi. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh setiap tim besar, dan Barcelona tidak terkecuali.
Para pemain Barcelona diharapkan dapat merenungkan kejadian ini dan berkomitmen untuk lebih baik di masa depan. Flick, dengan pengalaman dan kepemimpinannya, diharapkan dapat membimbing tim menuju kesuksesan yang lebih besar.