Kisah Zaki Anwari, Pemain Muda Afghanistan Korban Penguasaan Taliban

"Perang selalu berdampak negatif pada kehidupan, termasuk bagi sepakbola."

Biografi | 20 August 2021, 19:41
Kisah Zaki Anwari, Pemain Muda Afghanistan Korban Penguasaan Taliban

Libero.id - Afghanistan bergejolak. Ibu kota negara, Kabul, telah diduduki oleh kelompok Taliban. Tak sedikit warga Afghanistan panik, takut, bahkan sampai pada level melarikan diri ke luar negeri. Salah satu yang kurang beruntung adalah seorang pemain muda, Zaki Anwari.

Kerumunan orang yang ingin meninggalkan Afghanistan telah melarikan diri ke Hamid Karzai International Airport, Kabul, sejak Taliban merebut ibu kota pada Minggu (15/8/2021). Dalam adegan dramatis, beberapa orang mencoba naik ke pesawat yang bergerak saat bersiap untuk lepas landas.

Orang-orang yang beruntung akan mendapatkan kesempatan untuk naik ke pesawat, yang sebenarnya ditujukan untuk warga negara asing dan staf kedutaannya. Yang tidak beruntung akan berusaha dengan segala cara, termasuk bergelantungan di pinggir pesawat, yang sudah pasti berbahaya!

Menurut laporan media-media Inggris, seorang pesepakbola muda nasional yang dikethui sebagai Anwari jatuh dari Boeing C-17 USAF. Kematian dengan cara tragis itu telah dikonfirmasi oleh Direktorat Jenderal Olahraga Afghanistan.

Laporan itu menambahkan bahwa pemuad berusia 19 tahun tersebut diyakini tewas setelah mencoba berpegangan pada bagian luar pesawat militer Amerika Serikat (AS). Sementara Angkatan Udara AS (USAF) mengatakan sedang melakukan tinjauan tentang apa yang terjadi ketika warga sipil Afghanistan berlari di samping dan di sekitar pesawat sebelum lepas landas.

Pesawat nagkut C-17 Globemaster, dengan kode nama "Reach 871", itu membawa sekitar 640 orang Afghanistan. Jumlah itu lebih dari lima kali muatan yang disarankan. Itu sengaja dilakukan militer AS setelah ratusan orang yang putus asa membanjiri pesawat.

Sebuah foto yang menunjukkan warga sipil Afghanistan, berjongkok dan berdesakan satu sama lain di lantai pesawat militer, menjadi viral di media sosial setelah Kabul direbut gerilyawan Taliban.

Para pejabat Kementerian Pertahanan AS mengatakan pesawat itu lepas landas dari Kabul dengan jumlah penumpang terbanyak yang pernah diterbangkan dengan C-17. Itu adalah sebuah pesawat kargo militer yang telah digunakan oleh AS dan sekutunya untuk hampir 30 tahun.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Investigasi Khusus (OSI) USAF mengatakan sedang meninjau semua informasi yang tersedia mengenai pesawat C-17, serta hilangnya nyawa warga sipil. "Selain video online dan laporan pers tentang orang-orang yang jatuh dari pesawat saat keberangkatan, sisa-sisa manusia ditemukan di lubang roda C-17 setelah mendarat di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar," katanya.

"Peninjauan menyeluruh dilakukan untuk memastikan kami mendapatkan fakta mengenai insiden tragis ini. hati kami untuk keluarga almarhum," tambah pernyataan lanjutan OSI.


Masa depan sepakbola Afghanistan suram

Dengan situasi politik dan keamanan yang berubah secara drastis plus pergantian rezim yang ekstrim, masa depan sepakbola Afghanistan juga berada dalam tanda tanya besar. Pasalnya, sepakbola di negara itu sempat terhenti sangat lama akibat pendudukan Uni Soviet, perang saudara, dan kekuasaan Taliban edisi pertama.

Saat Taliban, berkuasa pada 1990-an, semua kegiatan rekreasi dan hiburan dilarang. Selain pertunjukan musik atau kesenian, olahraga menjadi aktivitas yang dianggap haram karena bertentangan dengan agama (versi Taliban).

Padahal, Asosiasi Sepakbola Afghanistan (AFF) sudah dibentuk sejak 1922 dan berafiliasi dengan FIFA pada 1948. Itu artinya lebih tua dasi PSSI, yang baru didirikan pada 1930. Bahkan, AFF merupakan salah satu anggota pendiri Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) pada 1954. 

Klub sepakbola pertama yang didirikan di negara itu, Mahmoudiyeh FC, juga sudah lahir pada 1934. Itu artinya, labih tua dari Paris Saint-Germain (PSG), yang baru didirikan pada 1970. Sementara klub kedua yang didirikan di Afghanistan adalah Ariana Kabul FC pada 1941. 

Penampilan pertama Afghanistan di pertandingan internasional ada di Olimpiade 1948. Ketika itu, mereka bermain melawan Luksemburg pada 26 Juli 1948 dan kalah 0-6. Sebelum 2002, Afghanistan terakhir terlihat di panggung internasional selama Kualifikasi Piala Asia 1984, dengan pertandingan terakhirnya kalah 1-6 dari Yordania pada 20 September 1984. 

Sepakbola baru kembali ke Afghanistan setelah Taliban digulingkan AS pada 2002. Meski kondisi keamanan masih tidak stabil, sepakbola sudah diizinkan. Bahkan, Afghanistan sempat menjadi juara Piala SAFF 2013 dan runner-up Piala Challenge 2014.

Afghanistan juga ambil bagian pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 Mei-Juni 2021 lalu. Saat itu, Afghanistan bermain imbang 1-1 dengan Bangladesh dan India, serta dikalahkan Oman 1-2. Tapi, sebelum kompetisi dimulai, mereka sempat beruji coba dengan Indonesia asuhan Shin Tae-yong. Hasilnya, tim Garuda menyerah 2-3.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network