Kisah Yassine Bounou, Bocah Kanada Kiper No.1 Timnas Maroko

"Sukses menepis banyak tendangan penyerang kelas dunia, salah satunya ialah Romelu Lukaku"

Biografi | 31 August 2021, 02:17
Kisah Yassine Bounou, Bocah Kanada Kiper No.1 Timnas Maroko

Libero.id - Saat pindah ke Sevilla, Yassine Bounou sadar bahwa persaingan untuk jersey No.1 akan ketat dan ia menggunakan nomer punggung keramat itu sebagai motivasinya untuk sukses di klub maupun negara.

Setelah bermain di tim cadangan Atletico Madrid, Bounou mulai memamerkan kualitasnya di La Liga, menunjukkan dengan tepat mengapa ia layak menjadi pilihan pertama baik untuk klub maupun negara.

Andalan timnas Maroko itu sekarang berharap bisa tampil impresif  dalam tugas internasionalnya di babak kedua kualifikasi Afrika untuk Piala Dunia FIFA Qatar 2022 dengan Atlas Lions akan menghadapi Sudan pada 2 September mendatang.

Meskipun pelatih Vahid Halilhodzic dan staf pelatihnya yakin akan peluang mereka di Grup I yang juga diisi oleh Guinea dan Guinea-Bissau, penjaga Sevilla itu mengatakan mereka perlu menunjukkan rasa hormat dan fokus di semua pertandingan mereka.

“Pertandingan biasanya sulit di Afrika,” ujar Bounou kepada FIFA.com.

“Tidak ada tim nasional yang buruk di luar sana dan mereka semua telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, baik secara taktik maupun teknis. Kami sangat menyadari bahwa itu tidak akan mudah, terutama jauh dari rumah. Kami harus siap bertarung melawan setiap tim, tanpa terkecuali."

“Kami masih bisa menjadi lebih baik sebagai sebuah skuat. Kami bisa solid di belakang, dan kami memiliki pemain bagus dalam serangan, pertahanan, dan lini tengah,” tambah mantan pemain Girona tersebut.

Dari Wydad ke Sevilla

Setelah membintangi tim muda Maroko, Bounou memenangkan penampilan penuh pertamanya pada tahun 2013. Panggilan terus berlanjut, termasuk perjalanan ke Piala Afrika CAF dan Rusia 2018, meskipun selalu sebagai pemain pengganti untuk Mounir Al Mohammadi.

“Itu keputusan pelatih,” ujar Bounou.

“Kami harus bermain bagus untuk klub kami untuk mendapatkan tempat di tim nasional. Saya tidak pernah menolak kesempatan bermain untuk negara saya. Bahkan, saya merasa bangga setiap kali saya mewakili Maroko.”

Setelah memulai kariernya dengan raksasa Wydad Casablanca, kiper berusia 30 tahun itu kemudian membawa kariernya menuju level yang lebih tinggi pada tahun 2019, ketika ia bergabung dengan Sevilla dengan kontrak permanen. Pemain yang kini akrab disapa Bono itu tampil mengesankan bersama tim Andalusia pada masa pinjaman sebelumnya, musim 2019/2020.

“Saya selalu memberikan segalanya, dengan pola pikir yang sama,” ujar Bounou.

“Setiap pemain menghadapi momen-momen menentukan yang dapat mengubah arah karier mereka, dan itulah yang terjadi dengan saya. Saya selalu siap untuk melakukan yang terbaik, dan ketika saya mendapat kesempatan, saya menunjukkan apa yang bisa saya lakukan. Kerja keras adalah rahasia kesuksesan. Saya senang berada di klub di mana saya bisa bermain melawan beberapa tim besar dan memenangkan semua hal yang telah saya menangkan hingga sekarang, tetapi saya tumbuh bersama Wydad of Casablanca, klub yang akan selalu ada di hati saya. Itu adalah bagian dari diri saya dan saya memiliki momen terindah dalam hidup saya di sana.”

Penjaga gawang Maroko yang lahir di Montreal, Kanada, itu memainkan peran penting untuk Los Nervionenses dalam kemenangan Liga Eropa musim 2019/2020.

“Itu adalah titik tertinggi dalam karir saya, tetapi sekarang saatnya untuk beralih dari itu sekarang. Saya masih meningkatkan pada level teknis dan taktis dan saya bertekad untuk melakukan yang terbaik musim ini" kenang Bounou.

Perburuan gelar prestisius

Bounou telah menghadapi beberapa kendala untuk sampai sejauh ini. Meskipun bahasa sepak bola sama di setiap stadion, hal-hal yang agak berbeda jauh dari lapangan permainan. Seperti banyak pemain Afrika yang pindah ke Eropa, ia merasa sulit untuk beradaptasi.

“Selalu sulit bagi pemain Afrika ketika mereka tiba di Eropa,” jelasnya.

“Ketika kami datang ke sini, kami mencoba menemukan hal-hal yang mirip dengan tempat kami berasal dan bertemu orang-orang yang membuat kami merasa nyaman. Saya telah melalui masa-masa sulit, tetapi itu membuat saya lebih kuat. Kami harus beradaptasi dengan mentalitas Eropa dan melakukan upaya besar untuk mendapatkan gelombang yang sama dengan pemain lain dan mencapai hasil yang baik.”

Rekan Youssef En-Nesyri  itu akan bergabung dengan Maroko pada akhir bulan ini, dan akan memanfaatkan pengalamannya di Rusia 2018 dan membantu negaranya mencapai putaran final Piala Dunia untuk keenam kalinya.

“Kami tampil baik di Rusia, tetapi kami tidak memiliki pengalaman yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang kami butuhkan,” ujar pemain dengan 28 caps bersama timnas Maroko tersebut.

“Kami berharap untuk memanfaatkan itu sekarang untuk beberapa kompetisi berikutnya.”

Adapun kiper yang memiliki tinggi badan 1.92 meter itu juga ingin negaranya bisa berbicara banyak pada turnamen lainnya, terutama di Piala Afrika.

“Tujuan saya sekarang adalah membuatnya bersama Maroko ke Piala Dunia di Qatar. Dan saya juga ingin melakukannya dengan baik di Piala Afrika di Kamerun (pada Januari 2022) karena ini adalah turnamen khusus bagi kami.”

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network