Kisah Daniel Boateng, Lulusan Arsenal yang Pilih Merantau ke Luar Inggris

"Boateng sarankan jebolan Akademi Arsenal untuk main di luar negeri. Apa alasannya?"

Biografi | 09 September 2021, 21:00
Kisah Daniel Boateng, Lulusan Arsenal yang Pilih Merantau ke Luar Inggris

Libero.id - Daniel Boateng menghabiskan lebih dari satu dekade di Akademi Arsenal. Lalu, seperti kebanyakan pemain lainnya, dia menandatangani kontrak profesional pada 2010 dan melakukan debut tim utama dalam usia 21 tahun. Setelah itu, meredup.

Lahir di Enfield, 2 September 1992, Boateng memutuskan bergabung dengan The Gunners sejak berusia 11 tahun. Itu merupakan cita-cita yang jadi nyata sebagai pendukung Arsenal. Setelah menjalani pendidikan yang keras, dia akhirnya lulus dan menjadi salah satu siswa terbaik di generasinya.

Pertandingan perdana melawan Bolton Wanderers di Piala Liga pada Oktober 2011. Tapi, laga itu tak begitu indah. Sebab, Boateng hanya memainkan enam menit terakhir dari kemenangan 2-1 di Emirates Stadium.

"Itu adalah pengalaman yang luar biasa. Saya beruntung karena ada banyak pesepakbola yang tidak pernah bermain untuk klub sebesar Arsenal. Saya belum melakukan hal lain dalam sepakbola yang bisa menandingi itu. Ini singkat, tapi manis," kata Boateng saat itu, dilansir Planet Football.

"Saya merasa itu adalah bukti kerja keras yang telah saya lakukan melalui jalur akademi. Jelas, saya ingin waktu saya menjadi sedikit lebih. Tapi, sepakbola bukanlah pertandingan yang mudah, terutama ketika anda berada di klub besar seperti Arsenal," tambah Boateng.

Saat mengucapkan hal tersebut, Boateng tidak menduga bahwa laga melawan Bolton merupakan satu-satunya yang dijalani bersama tim utama The Gunners. Sebab, beberapa bulan kemudian, seperti halnya banyak pemain muda di Arsenal, Boateng dipinjamkan untuk melanjutkan perkembangannya.

Boateng bergabung dengan Swindon Town di League Two untuk paruh kedua musim 2011/2012. Di sana, dia hanya bermain dua kali dan bekerja dengan Paolo di Canio. Itu adalah pengalaman lain yang dia ingat kembali.

"Berada di Swindon itu bagus. Di Canio adalah pelatih yang brilian dalam hal sesi latihan di lapangan. Dia bahkan masih ikut latihan. Dia bertubuh kecil, tapi karakternya membuatnya menjadi raksasa di ruangan itu. Dia adalah pria yang sangat bersemangat dan perfeksionis. Dia selalu melihat detail kecil dan mencoba membuat semuanya sempurna," ungkap Boateng beberapa tahun kemudian.

"Saya benar-benar menikmati waktu saya dengan Swindon. Saya belajar banyak dengan Di Canio. Tapi, saya mendapat masalah di luar lapangan yang memotong masa peminjaman saya. Itulah sebabnya itu tidak berjalan sesuai rencana," tambah Boateng.


Kehidupan setelah pergi dari Arsenal

Boateng memiliki masa pinjaman lebih lanjut di Oxford United dan Hibernian. Tapi, ketika dia akhirnya dibebaskan oleh Arsenal, dia tidak turun ke Football League. Boateng memilih pindah ke Swedia untuk bermain untuk tim kasta ketiga, Sodertalje FK.

"Saya percaya bahwa untuk pemain yang dibebaskan dari Arsenal, pergi ke luar negeri adalah pilihan terbaik. League One, League Two, Conference, jika kita jujur, itu tidak sesuai dengan pemain yang berasal dari Arsenal dan beberapa tim Liga Premier lainnya," kata Boateng.

"Itu tidak sesuai dengan gaya kami, karena sangat berbeda, ujung ke ujung, tidak banyak bola di tanah. Saya tidak mengatakan pemain tidak bisa melakukannya. Tapi pemain perlu waktu untuk beradaptasi dengan gaya seperti itu. Saya akan mengatakan, untuk sebagian besar, pergi ke luar negeri lebih cocok untuk kita," tambah Boateng.

"Itu menantang karena saya berada di Arsenal dari usia 10 hingga 21 tahun. Jadi, hanya itu yang saya tahu saat itu. Meski saya dipinjamkan ke beberapa tim, itu tidak sama. Jadi, setelah saya dibebaskan, saya hanya bisa melihat ke diri sendiri dan terus berjuang untuk menjaga mimpi ini tetap hidup," lanjut Boateng.

Setelah satu musim di Swedia, dia kembali ke Britania Raya dengan klub Skotlandia, Airdrieonians. Tapi, Boateng memutuskan untuk kembali ke luar negeri pada 2017 ketika ada kesempatan untuk bergabung dengan Rakow Czestochowa di Polandia, yang main di divisi kedua. Dia juga sempat main di Bosnia-Herzegovina untuk Olimpic Sarajevo.

"Saya tidak takut untuk menantang diri saya sendiri. Ada pemain lain yang menikmati berada di zona nyaman mereka. Ada pemain muda Inggris yang mungkin bisa pergi ke luar negeri, tapi mereka lebih suka tinggal di Inggris dan merasa nyaman, meski mereka tidak menyukai liga atau jenis sepakbola yang dimainkan. Mereka mencari kenyamanan daripada mengejar mimpi," ungkap Boateng.

Pada 2018 Boateng pindah lagi. Dia bergabung dengan Olimpia Grudziadz. Juga di Polandia. Selanjutnya, menuju Aerostar Bacau di Rumania setahun kemudian. Dan, kini belum ada satupun klub yang meminangnya di usianya yang menginjak 29 tahun.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network