Walter Zenga, Legenda Italia yang Kini Belajar Mendengarkan Orang Lain

"Belajar mendengarkan adalah hal yang kini ditekuni Zenga"

Biografi | 10 September 2021, 00:04
Walter Zenga, Legenda Italia yang Kini Belajar Mendengarkan Orang Lain

Libero.id - Merupakan pemain asli jebolan akademi tim muda Inter Milan, Walter Zenga juga dikenal oleh banyak publik melalui penampilannya bersama Gli Azzurri di dua edisi Piala Dunia (1986 & 1990), dan selama 21 tahun berkarier dalam dunia sepak bola, Zenga mendapat julukan sebagai 'Spiderman' karena refleksnya yang luar biasa saat menghentikan laju bola. 

Zenga sukses membuat rekor di timnas Italia pada tahun 1990 sebagai penjaga gawang timnas terlama tanpa kebobolan: 517 menit, rekor yang masih dipegangnya sampai sekarang.

Meski terbilang sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia, Zenga yang pernah melatih Wolverhampton Wanderers itu mengungkapkan bahwa memiliki 'tim' yang tepat dalam kehidupan pribadi pesepakbola adalah kunci kesuksesan. Pria yang kini telah berusia 61 tahun tersebut adalah salah satu orang yang ditunjuk oleh FIFA dalam mengkampanyekan hastag #ReachOut, sebuah bentuk kepedulian FIFA soal kesehatan mental pesepakbola.

Dalam kampanye tersebut, Zenga mengajak seluruh elemen sepak bola untuk saling mendukung saat semuanya masih terus beradaptasi dengan perubahan gaya hidup selama pandemi Covid-19 dan eks pemain New England Revolution itu menekankan soal pentingnya mendengar.

“Memiliki seseorang di sana yang mendengarkan Anda, dan yang mungkin tahu bagaimana mengucapkan kata-kata yang tepat kepada Anda, sangat membantu,” ujar Zenga kepada Fifa.com.

“Kita masing-masing membutuhkan keterampilan untuk mengelola situasi secara mental, dan, di atas segalanya, untuk selalu mampu bertahan untuk mempertahankan tingkat fokus dan kinerja yang tinggi, dan sejauh menyangkut olahraga, untuk mencapai hasil yang konsisten. Itu selalu masalah sikap.”

Zenga sangat menyadari bahwa pandemi begitu berdampak terhadap pesepakbola, dimana situasi isolasi sosial jelas memberikan efek buruk pada kesejahteraan mental orang – terutama anak-anak muda.

“Kami secara praktis mengkondisikan anak-anak kami untuk tinggal di rumah dengan tablet dan komputer,” ujarnya.

 “Jika, sebagai orang dewasa, kami merasa sulit (baru-baru ini) dan takut akan kontak sosial, bayangkan bagaimana itu untuk anak-anak.”

Pria yang besar di kota Milan ini juga mendorong  agar seluruh elemen sepakbola bisa  menunjukkan kepekaan dan kesabaran jika pesepakbola muda mencari bantuan, terutama terkait kondisi mental.

“Memiliki seseorang yang dapat Anda percayai secara bertahap dapat membantu Anda memecahkan masalah, tanpa panik, atau khawatir tidak (dapat menemukan) solusi. Saya akan mengatakan ini: dengarkan mereka, buat mereka berbicara."

“Kami memiliki sedikit kecenderungan untuk mendengarkan karena begitu banyak hal telah memasuki dunia kami baru-baru ini, yang membuat kami berbicara lebih sedikit daripada sebelumnya. Sekarang lebih mudah untuk mengirim pesan, melihat media sosial, atau memegang ponsel di tangan Anda, dan ini telah merenggut hubungan yang pernah kami miliki ketika kami bertemu dan berbicara. Jika temanmu punya masalah, pergilah jalan-jalan, duduk di suatu tempat, minum kopi, mendengarkan, bersama mereka.”

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network