Rivalitas Maurizio Sarri-Jose Mourinho di Inggris Lanjut ke Derby della Capitale

"Saat bertemu di Inggris, klub mereka nyaris tawuran. Bagaimana di Italia? Lazio vs Roma jawabannya."

Analisis | 26 September 2021, 07:59
Rivalitas Maurizio Sarri-Jose Mourinho di Inggris Lanjut ke Derby della Capitale

Libero.id - Saat di Inggris, Jose Mourinho dan Maurizio Sarri sempat bersitegang gara-gara selebrasi "kurang ajar" Asisten pelatih Chelsea, Marco Ianni, saat gol Ross Barkley di injury time ketika jumpa Manchester United. Kini, rivalitas yang sama, meski dengan intensitas berbeda, terjadi di Derby della Capitale, Minggu (26/9/2021) malam WIB.

Jika anda ingat, kejadian itu ada di Stamford Brigde pada 20 Oktober 2018. Saat itu, Ianni merayakan gol penyama kedudukan di menit 96 dengan gestur provokatif di depan Mourinho. Pelatih asal Portugal, yang awalnya kalem, langsung bangkit dan mengejar Ianni sebelum dihentikan petugas keamanan.

Meski masalah berakhir dengan permintaan maaf Sarri kepada Mourinho, FA menggelar sidang untuk menjatuhkan hukuman kepada para pihak. 

Kejadian tersebut masih dikenang banyak pendukung Chelsea dan MU. Begitu pula dengan penggemar Mourinho dan Sarri. Pasalnya, itu juga menjadi bukti persaingan sehat antara dua pelatih jempolan tersebut di sepakbola Eropa, yang musim ini berpindah ke Serie A.

Lemari trofi Mourinho memang lebih menonjol dari Sarri. Tapi, Sarri mengatakan bahwa itu tidak berarti apa-apa ketika datang ke Stadio Olimpico, Roma, pada Derby della Capitale. "Saya tidak bisa melihat dualisme hebat ini dengan Mourinho," kata Sarri, dilansir AFP.

"Saya bertemu dengannya dan dia adalah karakter yang baik. Dia telah memenangkan lebih banyak trofi dari saya, memiliki silsilah yang lebih baik dari saya. Dalam derby, kami akan melakukan segalanya, dan lebih banyak," tambah suksesor Simone Inzaghi itu.

Sepanjang sejarah, Mourinho telah membawa Chelsea meraih gelar Liga Premier pertama dalam 50 tahun pada 2004/2005. Kemudian, memenangkan dua gelar liga lagi sehingga totalnya delapan trofi. Jika ditotal, pelatih asal Portugal itu telah memenangkan 25 trofi, termasuk Liga Champions bersama Inter Milan dan FC Porto. 

Di atas yang sama, Sarri memenangkan trofi kepelatihan pertamanya bersama Chelsea di Liga Europa 2018/2019 sebelum pindah ke Juventus. Di Turin, dia memenangkan Serie A 2019/2020 sebelum akhirnya dipecat.

Nakhoda berusia 62 tahun tersebut sangat yakin bahwa dirinya telah menemukan kecocokan di Lazio. "Saya memilih Lazio karena dua alasan. Satu, pribadi. Satu lagi olahraga," kata pelatih yang terkenal dengan metode "Sarriball" saat melatih Napoli pada 2015-2018 itu.

"Saya melihat di klub ini karakteristik untuk mengekspresikan diri saya yang terbaik. Di tim ini saya melihat potensi untuk memainkan sepakbola yang saya suka. Lazio datang pada saat saya membutuhkan. Dengan karakteristik ini, dapat membuat saya melakukan pekerjaan ini dengan cara yang paling cocok untuk saya," ungkap Sarri.

"Klub ingin saya menandatangani kontrak empat tahun. Tapi, saya menginginkan lebih pendek karena saya ingin memastikan dalam dua tahun saya memiliki energi yang sama. Kami akan bermain dengan cara yang berbeda, kami akan berusaha untuk tetap kompetitif," beber Sarri.

Menyongsong Derby della Capitale, Lazio meraih dua hasil imbang beruntun, yaitu 2-2 melawan Cagliari dan 1-1 dengan Torino. Sementara Roma baru meraih kemenangan 1-0 atas Udinese setelah secara mengejutkan dikalahkan Hellas Verona 2-1. 

Tapi, ini Derby della Capitale. Sepanjang sejarah, pertandingan yang mempertemukan Lazio dengan Roma selalu menarik, ketat, panas, dan berlangsung dengan intensitas tinggi. Tidak jarang, kerusuhan meletus.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network