Kacau, Skema 3-5-2 Lawan Benfica Bikin Barcelona Semakin Terpuruk

"Untuk pertama kalinya sejak 1961, Barcelona dikalahkan Benfica. Skornya 0-3!"

Analisis | 30 September 2021, 05:05
Kacau, Skema 3-5-2 Lawan Benfica Bikin Barcelona Semakin Terpuruk

Libero.id - Dua pertandingan dengan dua kekalahan dan enam gol menjadi kesimpulan Barcelona di Liga Champions musim ini. Setelah dipecundangi Bayern Muenchen pada pertandingan pertama, El Barca kembali menyerah 0-3 dari Benfica di laga terbaru, Kamis (30/9/2021) dini hari WIB.

Barcelona bertandang ke Estadio da Luz, Lisbon, dengan niat bangkit, seusai kekalahan 0-3 dari FC Hollywood pada pertandingan pertama di Camp Nou, beberapa pekan lalu.

Demi mengejar kemenangan, Ronald Koeman memilih skema yang keluar dari tradisi Barcelona, 3-5-2. Marc-Andre ter Stegen sebagai penjaga gawang dilindungi trio Ronald Araujo, Gerard Pique, dan Eric Garcia. Selanjutnya, Sergi Roberto dan Sergino Dest berman sebagai bek sayap.

Untuk memproduksi gol, Memphis Depay dan Luuk de Jong berduet di lini depan dengan sokongan Sergio Busquets sebagai gelandang jangkar, serta duo Pedri dan Frenkie de Jong sebagai gelandang pengatur serangan. Sementara Gavi, Nico Gonzalez, Philippe Coutinho, Oscar Mingueza, hingga Ansu Fati masuk di babah kedua.

Hasilnya? Kacau. Skema rancangan Koeman berantakan sejak menit-menit awal. Barcelona mendapatkan pertanda buruk ketika kebobolan di menit ketiga oleh Darwin Nunez.

Klub Katalunya kemudian bangkit dan mencoba mengontrol lapangan. Tapi sejumlah penyelesaian buruk tak membantu. Bahkan, tuan rumah mencetak gol kedua lewat Rafa Silva di menit 69. Dan, gol kedua Nunez melalui titik putih pada menit 79 benar-benar membuat Barcelona terbenam.

Kekalahan pertama dari Benfica sejak 1961 itu benar-benar membuat Barcelona terpuruk dan semakin membuat Koeman terpojok. Pasalnya, dalam lima pertandingan terkini di Liga Champions (termasuk musim lalu), pelatih asal Belanda itu hanya mampu mempersembahkan satu skor imbang, empat kekalahan, dan kemasukan 14 gol berbanding memasukkan dua gol.

Selain belum bisa menemukan pengganti Lionel Messi, faktor lain kekalahan itu adalah skema yang diterapkan. Selama ini, Barcelona tidak pernah bermain dengan tiga bek, khususnya dalam formasi 3-5-2. 

Klub Katalunya itu selama bertahun-tahun dikenal dengan skema 4-3-3. Mereka hanya sesekali bermain dengan 4-4-2 atau 3-4-3. Itu pun dilakukan saat uji coba pramusim dan digunakan melawan klub yang kualitasnya ada di bawah sebagai eksperimen taktik baru. 

Kegagalan Koeman menerapkan skema 3-5-2 terlihat sangat mencolok di lapangan, khususnya lini belakang. Bek sayap sering terlambat membantu pertahanan. Sementara tiga bek tengah kebingungan. Akibatnya, Ter Stegen sering menghalau bola jauh dari area penalti. 

"Jika orang-orang di dalam klub tidak mengenali situasi saat ini di Barcelona, ​​​​saya akan menghadapi masalah. Tentu saja kami bisa melakukan yang lebih baik, tapi kami tidak akan memenangkan Liga Champions," ujar Koeman sesuai laga di situs resmi UEFA.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network