Kisah Glen Kamara Dua Kali Diperlakukan Rasial oleh Dua Klub dari Kota yang Sama

"Setelah musim lalu dilecehkan Slavia Praha, kini giliran Sparta Praha."

Biografi | 01 October 2021, 12:40
Kisah Glen Kamara Dua Kali Diperlakukan Rasial oleh Dua Klub dari Kota yang Sama

Libero.id - Musim lalu, Glen Kamara diperlakukan kurang baik saat membela Glasgow Rangers melawan Slavia Praha di Liga Europa. Pelakunya, Ondrej Kudela. Musim ini, Rangers bertemu sang tetangga, Sparta Praha, di ajang yang sama. Sialnya, Kamara kembali mengalami pelecehan rasial. Kali ini dari penonton.

Pada 18 Maret 2021, Rangers menjalani leg kedua babak 16 besar melawan Slavia bermodalkan skor imbang 1-1 di leg pertama. Klub Skotlandia itu kalah 0-2 atau 1-3 secara agregat.

Tapi, yang justru menjadi pembicaraan adalah pengakuan Kamara yang dilecehkan Kudela secara rasial. Kudela membantah tuduhan itu dan justru mengklaim bahwa setelah pertandingan Kamara secara fisik menyerangnya di terowongan stadion di depan ofisial UEFA dan Steven Gerrard.

Kasus itu dianggap serius oleh UEFA, yang segera menggelar investigasi. Pada 14 April 2021, UEFA secara resmi menyatakan Kamara dan Kudela bersalah. Kudela dilarang bermain 10 pertandingan karena pelecehan rasial dan Kamara diberi larangan tiga pertandingan karena penyerangan.

Beberapa bulan berselang, Rangers harus kembali menghadapi klub dari Ibu kota Republik Ceko lainnya di fase grup Liga Europa. Kali ini, Sparta. Laga berlangsung di Stadion Letná, Jumat (1/10/2021) dini hari WIB. Hasilnya, tuan rumah unggul 1-0.

Sama seperti kejadian enam bulan lalu. Bukan hasil dan jalannya pertandingan yang jadi headline, melainkan sikap para penonton tuan rumah kepada Kamara. Meski Slavia dan Sparta bermusuhan, suporter kedua klub ternyata kompak dalam aksi rasial. Bayangkan, mereka menyoraki Kamara tanpa ampun. Suara-suara yang menirukan binatang tertentu juga beberapa kali terdengar.

"Selama pertandingan, saya tidak menyadarinya. Tapi, jika itu kebenarannya, itu sangat mengecewakan. Tapi, saya juga tidak terkejut karena ini bukan pertama kalinya orang-orang di tempat ini (Praha) melakukannya," ujar Gerard setelah pertandingan kepada BT Sport.

"Apakah UEFA tak punya cukup kuasa untuk mencegah rasialisme?" tanya Legenda Liverpool yang musim lalu mempersembahkan gelar juara Liga Premier Skotlandia untuk Rangers itu.

Sebenarnya, Sparta harus menggelar pertandingan kandang kali ini tanpa penonton akibat insiden melawan AS Monaco pada  Kualifikasi III Liga Champions, 3 Agustus 2021. Saat itu, suporter mereka melakukan pelecehan rasial kepada Aurelien Tchouameni.

Sayanganya keputusan melarang penonton hadir ke stadion dibatalkan UEFA. Mereka mengizinkan 10.000 orang hadir atau 50% dari kapasitas resminya yang mencapai 20.000 kursi. Syaratnya, mereka adalah kanak-kanak dan remaja dengan pendampingan orang tuanya.

Ternyata, baik penonton kanak-kanak, remaja, maupun orang tua mereka melakukan beberapa tindakan kurang terpuji. Kamara menjadi sasaran ejekan setiap kali menguasai bola. Itu berlangsung selama pertandingan, yang berakhir dengan kemenangan Sparta 1-0.

Ejekan berubah menjadi sorak-sorai ketika gelandang berpaspor Finlandia itu dikeluarkan dari lapangan setelah menerima kartu kuning kedua pada menit 74. Dan, lagi-lagi suara-suara tidak pantas dikeluarkan pendukung tuan tumah.

"Saya berharap ketika mendengar tentang penutupan stadion (Sparta), saya merasa Glen dan pemain kulit hitam lainnya tidak harus menanggung pelecehan. Tapi malam ini seharusnya memalukan bagi tim Ceko. Meski fans mereka dilarang, masih ada setidaknya 10.000 anak sekolah," kata Pengacara Kamara, Aamer Anwar.

"Saya heran mengapa sebagian besar anak-anak itu mencemooh setiap sentuhan bola Glen bersama dengan setiap pemain kulit hitam Rangers lainnya? Laga ini menunjukkan lagi bahwa Praha memiliki masalah serius dengan rasialisme dan seperti biasa UEFA tidak terlihat," tambah Anwar.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network