Kisah Petualangan Singkat Top skor La Liga di Malaysia

"Meski sangat singkat, ada dampak besar yang diberikan Guiza di Negeri Jiran."

Biografi | 05 October 2021, 21:05
Kisah Petualangan Singkat Top skor La Liga di Malaysia

Libero.id - Pada sebuah era, Spanyol pernah memiliki penyerang tajam bernama Daniel Guiza. Meski hidup di era yang sama dengan Fernando Torres, pemain kelahiran Jerez de la Frontera, 17 Agustus 1980, itu tetap moncer.

Guiza mencuri perhatian saat bermain di Getafe dan Real Mallorca. Bernd Schuster mendatangkan Guiza ke Getafe pada musim panas 2005. Dia langsung menjadi pilihan pertama di tim barunya dan dikenal sebagai striker papan atas. Dia mencetak 27 gol dalam 70 pertandingan kompetitif, termasuk tujuh gol dalam sembilan penampilan Copa del Rey. 

Presiden klub, Angel Torres, menggambarkan Guiza sebagai "eksekutor terbaik di La Liga setelah Ronaldo", karena kemampuannya dalam menyelesaikan bola di depan gawang dalam berbagai kondisi dan posisi. 

Setelah empat tahun di Getafe, Guiza kembali ke Mallorca dengan transfer 5 juta euro. Pada 20 April 2008 dia mencetak hattrick melawan Real Murcia, dan menyelesaikan kampanye sebagai pencetak gol terbanyak liga dengan mencetak 27 gol dalam 37 pertandingan. Prestasi membanggakan itu dicapai tanpa satu pun gol tendangan penalti.

"Dalam 24 tahun melatih, saya tidak pernah memiliki pemenang El Pichichi di tim saya. Dani adalah pencetak gol terbanyak di liga kami, dan pantas mendapat pujian ekstra karena melakukannya tanpa mengambil penalti, dan dia juga layak seleksi ke Euro 2008," kata pelatih klubnya saat itu, Gregorio Manzano.

Berkat performa itu, Guiza terpilih ke Euro 2008 asuhan Luis Aragones. Pada 18 Juni 2008, dia melakukan debut di turnamen, dan mencetak gol kemenangan Spanyol melawan Yunani.

Di perempat final, Guiza masuk sebagai pemain pengganti melawan Italia. Dia gagal dalam upaya keempat timnya dalam kemenangan adu penalti. Lalu, dalam pertandingan semifinal melawan Rusia, Guiza mencetak gol internasional keduanya, dalam kemenangan 3-0, setelah menerima umpan dari Cesc Fabregas.

Pada pertandingan puncak melawan Jerman, Guiza bermain 15 menit setelah menggantikan Fernando Torres di babak kedua (yang mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan itu). Meski Spanyol sudah unggul, Guiza nyaris membantu Marcos Senna mencetak gol lewat umpan cerdik.

Setelah terpilih membela Spanyol di Piala Konfederasi 2009, karier Guiza di timnas semakain menurun. Dia tidak masuk skuad Piala Dunia 2010. 

Kariernya di klub juga meredup setelah meninggalkan Spanyol untuk bermain di Turki membela Fenerbahce. Hanya mencetak 23 gol dalam tiga musim di Istanbul membuat Guiza kembali ke Gatafe pada 2011. Lalu, pada 2013, dia dipinjamkan ke Johor Darul Ta'zim di Liga Super Malaysia.

Meski singkat, selama membela JDT, Guiza sebenarnya tampil sangat bagus. Dia membuat penampilan kompetitif pertama dan debut liga untuk tim barunya pada 8 Januari 2013, dalam pertandingan tandang melawan Pahang FA. Meski kalah 2-3, dia memberikan assist untuk kedua gol timnya.

Guiza baru mencetak gol kompetitif pertamanya pada 15 Januari 2013 dalam pertandingan tandang melawan pemenang treble, Kelantan FA. Itu gol tendangan bebas melengkung dari jarak 30 meter saat pertandingan berakhir imbang 1-1.

Tiga hari kemudian dia mencetak gol dari permainan terbuka dalam pertandingan kandang melawan runner-up Piala Malaysia 2012, ATM FA, dengan lob voli dari tepi area penalti yang akhirnya berakhir imbang 2-2. Jika ditotal, Guiza mencetak delapan gol dari 12 penampilan. 

Sayang, Guiza harus mengakhiri petualangan singkat di Malaysia dengan cara yang kurang menyenangkan. Dia memainkan pertandingan terakhir pada 6 April 2013 dalam kekalahan 1-2 JDT melawan Selangor FA di Piala FA. Dia sebenarnya ingin bertahan, tapi harga yang tinggi membuat JDT mundur teratur.

Meski singkat, kehadiran Guiza di Stadion Larkin (kandang lama JDT) membawa banyak perubahan. Stadion yang sebelumnya hampir kosong, selalu terisi penuh ketika Guiza dimainkan. 

Eksploitasi Guiza di Malaysia juga menciptakan gelombang di Spanyol diantara basis penggemarnya yang bersemangat. Mereka berbaur dengan pendukung lokal untuk menyemangati tim kesayangan.

Selain itu, setelah era Guiza, JDT menjelma menjadi klub besar di Malaysia. Klub dihunipemain-pemain bintang intermasional seperti Pablo Aimar dan Luciano Figueroa. JDT juga menjuarai Liga Super Malaysia 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020, dan 2021. Bahkan, pada 2015, Harimau Selatan menjuarai Piala AFC.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network