Kisah Amerika Serikat Terancam Gagal Lolos ke Piala Dunia Sejak 1990

"Menjalani kampanye kualifikasi seperti rollercoaster, AS butuh bermain konsisten dan beruntung."

Analisis | 12 October 2021, 10:22
Kisah Amerika Serikat Terancam Gagal Lolos ke Piala Dunia Sejak 1990

Libero.id - Kualifikasi Piala Dunia 2022 menjadi perjalanan yang terjal bagi Amerika Serikat (AS). Pasukan Gregg Berhalter kehilangan poin untuk ketiga kalinya dalam lima pertandingan dan terancam gagal lolos untuk kali pertama sejak Piala Dunia 1990.

Perjalanan ala rollercoaster dijalani AS di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Memulai dengan dua skor imbang atas El Salvador dan Kanada, The Sam Army memetik kemenangan atas Honduras dan Jamaika. Tapi, pada duel terbaru melawan Panama, mereka justru menyerah 0-1. Lalu, AS akan bertemu Kosta Rika, Kamis (14/10/2021) pagi WIB.

Hasil buruk ini sebagian besar disebabkan oleh strategi  yang diterapkan pelatih, yang memainkan gaya permainan menekankan satu lawan satu. Pemain AS terlihat terlalu jauh ke depan atau terlalu jauh ke belakang.

Melawan Panama, Berhalter memilih untuk membuat tujuh perubahan pada starting line-up karena beberapa pemain yang kelelahan, cedera, dan protokol Covid-19. Masuknya Gyasi Zardes, Kellyn Acosta, Walker Zimmerman, hingga Sebastian Lletget, menjadi beban karena harus berjuang dengan sejumlah muka baru.

Tidak ada Christian Pulisic atau Giovanni Reyna yang absen karena cedera. Tyler Adams, Ricardo Pepi, dan Brenden Aaronson juga disimpan di bangku cadangan. 

Tapi, tim Berhalter seharusnya masih memiliki cukup pemain untuk melawan Panama. Sayang, mereka tidak melakukannya. Pemain AS tampak lesu dan pada akhirnya mengalami kekalahan. Sejak babak pertama AS tampak selangkah lebih lambat melawan Panama yang berusaha memberikan segalanya untuk para pendukung.

"Ini jelas bukan pilihan terbaik," kata Berhalter, saat merenungkan perubahan. Jika kami memainkan pemain yang sama dari pertandingan terakhir, mereka berdua bahkan tidak ada di sini," kata Berhalter, dilansir Goal.

"Jadi, itu tidak mungkin. Tapi, jika kami memainkan pemain yang sama dalam permainan ini, saya tidak yakin kami akan memposisikan diri kami dengan cara terbaik untuk menang lagi pada laga berikutnya," tambah kata Berhalter. 

Peran lini tengah yang terdiri dari Acosta, Lletget dan Yunus Musah, tidak terlihat. Zardes dan Arriola berjuang untuk menghasilkan peluang. AS hanya memiliki lima tembakan, tanpa satu pun yang tepat sasaran, yang tidak diragukan lagi merupakan performa serangan terburuk di era Berhalter.

Beruntung, kekalahan dari Panama tidak akan langsung menggagalkan harapan lolos AS. Tapi, itu adalah pertunjukan yang menghebohkan, baik secara gaya maupun statistik. Itu adalah permainan yang setidaknya bisa mempertanyakan rotasi Berhalter.

Proses ini baru saja dimulai. AS masih duduk di urutan kedua, sejajar dengan peringkat Panama di posisi ketiga. AS akan menerima kunjungan Kosta Rika  dan pertandingan itu lebih penting dengan kemenangan. Tapi, jika kalah, segalanya akan sedikit lebih suram.

"Ini pertandingan yang sangat besar. Kita semua harus siap untuk itu. Tidak ada pilihan lain," kata Kapten AS, Walker Zimmerman.

Pertandingan ini akan menjadi proses yang emosional bagi AS. Ini akan menjadi perjalanan yang akan memaksa tim muda Amerika ini untuk belajar banyak tentang dirinya sendiri. Ini adalah pertandingan yang akan memaksa mereka mengendalikan emosi, melewati pasang surut dan, pada akhirnya, memesan tiketnya ke Qatar.

Pasalnya, AS sudah menjadi langganan ke Piala Dunia. Sejak 1990, mereka tidak pernah absen. AS selalu tampil di Piala Dunia 1994, 1998, 2002, 2006, 2010, 2014, dan 2018. Sebelumnya, mereka juga ikut pada 1930, 1934, dan 1950.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network