Kisah Seydou Keita, Pemain Afrika Kesayangan Pep Guardiola

"Jika anda menganggap Pep Guardiola benci pemain Afrika, tanyakan pada Seydou Keita."

Biografi | 21 October 2021, 07:20
Kisah Seydou Keita, Pemain Afrika Kesayangan Pep Guardiola

Libero.id - Pep Guardiola mendapatkan label yang kurang bagus dari penggemar sepakbola Afrika. Pelatih Manchester City itu dianggap anti terhadap pemain dari kawasan itu sehingga muncul istilah "kutukan Afrika". Tapi, apakah anggapan itu benar? Tanyakan kepada Seydou Keita!

Jika anda ingat, Keita pernah menjadi bagian integral dari kejayaan Barcelona. Pesepakbola asal Mali tersebut merupakan rekrutan pertama Guardiola ketika dia memulai tugas barunya sebagai pelatih tim utama Barcelona pada 2008, setelah sebelumnya sukses di Barcelona B.

Secara keseluruhan, Keita menghabiskan empat tahun di Camp Nou. Dia membuat hampir 200 penampilan untuk klub dan memenangkan dua gelar Liga Champions, selain tiga gelar La Liga dan dua Copa de Rey.

Ketika final Liga Champions 2008/2009 menghadapi Manchester United di Stadio Olimpico, Roma, sejumlah pemain belakang penting satu persatu bermasalah. Dua bek sayap utama, Eric Abidal dan Dani Alves, absen karena skorsing. Sementara Rafael Marquez di jantung pertahanan cedera.

Karena itu, pilihannya Yaya Toure atau Carles Puyol yang akan bermain sebagai bek kanan. Sedangkan Keita di bek kiri. Tapi, Keita justru menolak kesempatan bermain di final ajang akbar antarklub Benua Biru.

"Pelatih menawari saya tugas sebagai bek kiri. Itu posisi yang belum pernah saya mainkan sebelumnya. Dia bilang saya akan baik-baik saja. Tidak ada yang akan menolak untuk bermain di final Liga Champions bukan? Tapi, saya tidak egois. Saya pikir itu sebabnya saya menghormatinya," kata Keita beberapa tahun kemudian, kepada RMC Sport.

Hal itu menggambarkan hubungan yang rumit antara Keita dan Guardiola. "Dia tidak pernah bermain buruk. Dia membuat pekerjaan saya lebih mudah," kata Guardiola saat itu tentang Keita.

Namun, entah mengapa, Keita secara terbuka menyatakan skeptis terhadap gagasan bahwa Guardiola merasakan kehangatan tertentu terhadapnya. "Saya telah mendengar berkali-kali bahwa Guardiola benar-benar menyukai saya. Orang-orang mendapat ide itu karena dia mengatakan hal-hal baik tentang saya. Mereka pikir semuanya baik-baik saja. Tapi, kemudian saya sering tidak bermain," ungkap Keita.

Pernah dalam satu musim, Keita lebih banyak duduk di bangku cadangan. Lalu, karena jengkel, dia meminta Guardiola untuk menjelaskan perbedaan antara kata-kata dan tindakan. "Kami berbicara karena tampaknya tidak benar bahwa dia memuji saya di depan umum dan kemudian tidak memasukkan saya ke dalam tim," ujar Keita.

Meski jarang main, Keita sebenarnya sangat berperan untuk Barcelona ketika dipercaya merumput. Keita rata-rata bermain 17 kali di liga selama empat tahun di Camp Nou. Dia merupakan satu-satunya pemain di luar Lionel Messi yang bisa mencetak hattrick.

Pada akhirnya, meski hubungan Keita dan Guardiola tetap menjadi misteri, Keita masih menyebut Guardiola sebagai pelatih terbaik yang pernah dia miliki. Sementara Guardiola juga bersikeras dengan pendapatnya tentang Keita. "Jika saya tetap menjadi pelatih (Barcelona), Keita pasti bertahan. Sebab, dia pesepakbola paling dermawan yang pernah saya kenal," ungkap Guardiola.

Uniknya, baik Keita dan Guardiola meninggalkan Camp Nou di tahun yang sama, yaitu 2012. Guardiola istirahat sejanak sebelum menerima pinangan Bayern Muenchen setahun kemudian. Sementara Keita pergi ke Liga Super China membela Dalian Aerbin.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network