Kisah Kieran Richardson, Mantan "Anak Nakal" Man United Kini Jadi Misionaris

"Setiap orang punya pengalaman spiritual masing-masing. Contohnya, Kieran Richardson."

Biografi | 04 November 2021, 10:38
Kisah Kieran Richardson, Mantan "Anak Nakal" Man United Kini Jadi Misionaris

Libero.id - Sebagai produk Akademi Manchester United, Kieran Richardson, termasuk anak nakal. Ketika naik kelas, dia membuat 81 penampilan di semua kompetisi sebelum dibuang ke Sunderland. Uniknya, kini dia hidup jauh dari sepakbola, mengasingkan diri, jadi misionaris.

Sebagai pemain muda masa depan MU, Richardson cepat mencuri perhatian dan bisa masuk ke tim utama karena kemampuannya. Dirinya sebenarnya punya potensi untuk menjadi pemain sayap kiri kelas atas.

Namun, seiring berlalunya waktu, ternyata apa yang diharapkan dari pesepakbola kelahiran Greenwich, 31 Oktober 1984, itu tidak berjalan sesuai rencana. Richardson tidak memenuhi standar yang diharapkan dari pemain MU. Selain penampilan yang kurang memuaskan, dia juga punya kelakuan buruk di luar lapangan.

Ketika muda, Richardson menghabiskan banyak waktu dengan menenggak minuman keras. Dia menghabiskan banyak waktu di klub malam, tempat prostitusi, seks bebas, hingga berjudi. Itu dia lakukan di sela-sela menjalani karier profesional di lapangan.

Richardson kemudian dilepas Sir Alex Ferguson ke Sunderland pada akhir 2007. Kepindahan senilai 5,5 juta pounds ke Stadium of Light secara efektif menandai akhir kariernya di tim nasional Inggris yang singkat. Dia mencetak dua gol dalam delapan penampilan untuk Three Lions pada 2005-2006.

Tapi, Richardson akhirnya bermain 149 kali untuk The Black Cats sebelum pindah ke Fulham pada 2012. Dia menghabiskan dua musim di Craven Cottage dan kemudian dua musim di Aston Villa sebelum membuat beberapa penampilan untuk klub Championship Division, Cardiff City, di paruh pertama musim 2016/2017.

Oleh Cardiff, kontrak Richardson diputus setelah Natal-Tahun Baru. Dia baru berusia 33 tahun saat itu dan tidak ada klub yang bersedia menampung. Richardson kemudian berlatih dengan klub Spanyol, Granada, yang saat itu dilatih Tony Adams. Tapi, dia gagal mendapatkan kontrak.

Richardson kemudian menghabiskan beberapa minggu pelatihan di klub League One, Southend United, pada awal musim dan membuat terkesan sang pelatih, Phil Brown.

“Kieran tampak luar biasa dalam pelatihan. Dia sudah bersama kami beberapa hari dan dia ingin melihat kami dengan cara yang sama seperti kami ingin melihatnya," kata Brown saat itu.

Namun, beberapa minggu kemudian, Brown mengatakan kepada wartawan bahwa Richardson tidak lagi menjadi pemainnya. "Kieran tidak lagi berlatih bersama kami," ucap Brown.

Lima bulan kemudian Richardson tetap berstatus agen bebas. Tapi, dia sempat dikaitkan dengan kepindahan mengejutkan ke Serie A dengan Napoli. Saat itu, Maurizio Sarri dilaporkan menginginkan pengganti sementara untuk Faouzi Ghoulam yang cedera. Tapi, setelah transfer window ditutup, Richardson tidak bergabung ke mana-mana.


Banting haluan 180 derajat setelah pensiun

Setelah tidak memiliki klub yang mau menampung, keajaiban spiritual tiba-tiba menghampiri Richardson. Entah apa yang terjadi, dirinya tiba-tiba menjadi religius. Dia berubah 180 derajat dari anak nakal menjadi "anak Tuhan". Dia mengaku mendedikasikan hidupnya untuk Yesus Kristus.

"Tahun terakhir saya di Manchester (United), karier saya, sepakbola saya, keluar jalur. Saya lebih khawatir tentang kehidupan sosial saya daripada sepakbola saya. Saya tahu saya tidak tampil karena saya lebih tertarik pada rumah dan mobil," kata Richardson beberapa tahun lalu, dalam wawancara dengan Christian Post, dikutip The Guardian. 

"Saya tidak bahagia. Sekarang saya memiliki Yesus Kristus dalam hidup saya dan saya merasa baik di hati saya," tambah Richardson.

"Saya lahir dari keluarga Kristen taat. Sebagai  anak, saya selalu ke gereja. Tapi, ketika saya dewasa, semuanya berubah. Lingkungan  baru mempengaruhi saya dan membuat saya menjadi anak nakal. Lalu, saya bertemu istri saya (Natalie). Lalu, semuanya kembali seperti saat saya kecil. Dia adalah katalisator saya untuk pergi ke gereja lagi," ungkap Richardson.

"Saya tidak malu dengan keyakinan saya. Jelas, saya percaya pada Tuhan. Saya tidak ingin terlalu dalam dengan itu. Tapi, jika orang ingin saya membicarakannya, saya akan melakukannya dan saya akan menyebarkan kabar baik," tambah Richardson.

Richardson kemudian memberanikan diri berbicara di mimbar gereja di depan jemaat Good Word Ministries di Langley Moor, Durham County. Awalnya, dia gugup. Lalu, dia menikmatinya. Sekarang, Richardson mantap sebagai misionaris. Dia menceritakan kehidupan masa lalunya yang kelam.

"Sejujurnya, saya sangat gugup. Pada dasarnya saya hanya memberikan kesaksian saya, bagaimana saya mencapai posisi itu dalam hidup saya, dan banyak orang keluar untuk mendengarkannya. Itu adalah hari yang luar biasa. Ada 30 orang diselamatkan. Mereka memberikan hidup mereka kepada Yesus, yang luar biasa," beber Richardson.

Sebagai misionaris, Richardson berkeliling Britania Raya untuk berbicara kepada banyak orang. Dia menikmati hari-harinya yang sekarang sama seperti saat dirinya mengawali karier sepakbola.

"Saya tidak mengatakan saya keluar jalur. Saya bermain sepakbola dan berkencan dengan teman-teman saya, seperti yang dilakukan orang lain. Tapi, saya juga sangat percaya bahwa waktu Tuhan adalah waktu yang tepat. Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Jika saya masih di Manchester, saya mungkin belum bertemu istri dan memiliki anak. Jadi, saya sangat senang," pungkas Richardson.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network