Kisah Keajaiban Senegal di Piala Dunia 2002, Bisakah Terulang Tahun Depan?

"Senegal pernah membuat kejutan di Piala Dunia 2002. Kini, mereka ada di jalur menuju Piala Dunia 2022."

Analisis | 09 November 2021, 17:05
Kisah Keajaiban Senegal di Piala Dunia 2002, Bisakah Terulang Tahun Depan?

Libero.id - Dengan keberadaan Sadio Mane, Kalidou Koulibaly, hingga Idrissa Gueye, Senegal tinggal menunggu lawan di play-off kualifikasi zona Afrika demi selembar tiket Piala Dunia 2022. Jika sukses tampil di Qatar, apakah Les Lions de la Teranga bisa mengikuti kejaiban Piala Dunia 2002?

Sepanjang gelaran Piala Dunia, wakil-wakil Afrika sering menjadi kuda hitam. Tiga diantaranya pernah mencapai perempat final. Mereka adalah Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010).

Dari ketiga negara tersebut, kisah Senegal yang paling heroik, ikonik, legendaris, dan tidak bisa dilupakan, meski sudah berlangsung puluhan tahun lalu. Itu karena mereka adalah tim debutan yang langsung tergabung di grup neraka bersama juara bertahan Prancis, Denmark, dan Uruguay.

Keajaiban nyata itu terjadi ketika tim yang menampilkan El Hadji Diouf dan Papa Bouba Diop dapat mengguncang Korea Selatan hingga mengirim juara dunia Prancis pulang lebih cepat dari jadwalnya.

Saat itu, publik yang menonton berharap Prancis muncul dan melindas Senegal di pertandingan pertama Piala Dunia di Seoul World Cup Stadium. Tapi, justru sejarah mencatat berbeda. Ternyata, bermaterikan pemain-pemain tidak terkenal, negara bekas jajahan Prancis itu mampu mengalahkan sang juara bertahan.

Pada pertandingan itu Prancis memang tampil tanpa Zinedine Zidane, karena sedang diskorsing. Tapi, tetap saja Roger Lemerre memiliki banyak bakat kelas dunia. Lilian Thuram, Marcel Desailly, Patrick Vieira, hingga Thierry Henry termasuk diantara mereka yang ikut bertanding setelah kampanye kemenangan Piala Dunia 1998. Dan, mereka diperkirakan akan melaju mulus di Grup A.

Prancis menghadapi Senegal, yang bahkan belum pernah ke Piala Dunia, dengan pemain terbaiknya yang dikenang karena meludahi orang saat bermain untuk Liverpool. Pemain itu adalah Diouf.

Sebelum kontroversi menguasai kariernya, dan pada saat berusia 21 tahun, Diouf benar-benar seperti menguasai dunia. Dia meneror Desailly dan Frank Leboeuf di lini pertahanan Les Bleus. Dia memanfaatkan sepenuhnya kaki yang menua untuk membantu mencetak gol satu-satunya oleh Diop.

Seperti yang terjadi, Senegal bahkan tidak kalah satu pertandingan pun sampai perempat final. Kemenangan menakjubkan mereka atas Prancis menjadi momen terbaik sepakbola Senegal. 

Lalu, Senengal melanjutkan dongeng itu untuk bermain imbang 1-1 dengan Denmark, yang berstatus juara Euro 1992. Kemudian, Senegal melanjutkannya dengan membuat Uruguay tertinggal 0-3 sebelum bangkit untuk membuat skor akhir menjadi 3-3. 

Dengan lima poin dari tiga pertandingan, Senegal finish kedua di Grup A. Mereka lolos ke babak 16 besar untuk menantang Swedia. Dan, mimpi itu ternyata berlanjut ketika dua gol Henri Camara memastikan kemenangan 2-1 lewat golden gol di perpanjangan waktu babak pertama.

Tapi, sehebat-hebatnya kejutan, pasti akan terhenti juga. Senegal akhirnya harus bertemu Turki ke perempat final. Mereka memberika perlawanan ketat sampai golden goal lahir pada menit keempat extra time lewat Ilham Mansis.

Sayang, setelah era emas itu, sepakbola Senegal tenggelam hingga muncul orang-orang seperti Mane dan Koulibaly. Dilatih alumni Piala Dunia 2022, Aliou Cisse, Les Lions de la Teranga akhirnya kembali ke Piala Dunia 2018. Meski tidak sesukses 2002, penampilan Senegal di Rusia cukup menjadi modal ke Qatar tahun depan.

Catatan menunjukkan, di kualifikasi zona Afrika, Senegal sangat perkasa. Mereka memuncaki Grup H dengan 12 poin dari empat laga alias 100%. Senegal sudah lolos ke fase terakhir saat kompetisi menyisakan dua laga. Kini, mereka tinggal menanti lawan untuk mendapatkan satu dari lima tiket Afrika.  

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0%Suka
  • 0%Lucu
  • 0%Sedih
  • 0%Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network